"Andrew, aku rasa ada yang aneh dengan Cherine."
Andrew yang tengah melepaskan kemeja hitamnya, menoleh sekilas pada Cathy yang berdiri tepat di belakang tubuhnya. Andrew baru saja pulang setelah menyelesaikan urusan di luar. Pria itu pulang sekitar dini hari. Tentu ketika Cherine sudah terlelap cukup lama.
"Aneh? Apa yang kau maksud?"
"Aku mendengar Cherine berbicara dengan sesuatu yang tidak ...."
"Cathy ...."
Andrew yang tahu bagaimana perasaan Cathy sekarang, perlahan berjalan mendekat. Merangkul tubuh wanita setengah baya itu begitu erat dan memberikannya rasa tenang.
"Aku tahu bagaimana pikiranmu, Cathy. Aku yakin, dia tidak seperti Catharina. Cherine berbeda, dan aku yakin dia tidak bisa berinteraksi dengan makhluk apapun yang tidak bisa kita lihat."
Andrew melepaskan pelukannya. Mengusap puncak kepala Cathy dengan lembut. Andrew bukan tidak khawatir. Sama halnya dengan Cathy, ia juga sangat mengkhawatirkan Cherine. Bahkan saat putrinya tersebut menginjak usia 12 tahun, Andrew sudah merasa risau.
"Kita istirahat sekarang. Kau pasti belum menyempatkan diri untuk tertidur, sayang."
"Ya, kau benar."
Andrew perlahan membawa tubuh Cathy ke atas ranjang. Menyelimuti tubuh wanita tersebut setelah Cathy membaringkan tubuhnya di sana.
"Jangan memikirkan hal yang tidak-tidak. Aku tidak ingin jika kau sakit di saat Cherine juga sangat membutuhkanmu, Cathy."
"Ya. Maafkan aku, Andrew."
****
Cherine berjalan perlahan menuruni anak tangga. Tentu ia bersama Vander yang mengekori dirinya di sana, tanpa bisa Cathy dan Andrew lihat. Di lantai dasar, tepatnya di meja makan, Andrew dan Cathy sudah menunggu kedatangan Cherine.
"Selamat pagi, Mom, Dad," ujar Cherine sembari berjalan mendekat ke arah meja makan.
"Cherine ...." Cathy berjalan gontai menghampiri Cherine.
Awalnya ia akan naik ke lantai atas setelah menyiapkan sarapan untuk membantu Cherine membersihkan diri serta membangunkannya. Akan tetapi, Cathy dan Andrew sangat terkejut ketika melihat putrinya tersebut sudah berganti baju dan juga membersihkan diri dengan rambutnya yang masih basah.
"Kenapa tidak menungguku?"
"Tidak masalah, Mom. Aku tau kau sibuk menyiapkan sarapan untuk kita. Jadi, aku pergi mandi sendiri tadi."
Bohong.
Cherine bahkan harus mandi setelah Vander menyiapkan semuanya untuknya. Meski terdengar aneh, tetapi Vander memang benar-benar melakukannya. Cherine juga tidak percaya jika hantu lelaki tersebut bisa membantunya di saat kondisinya yang mengkhawatirkan seperti sekarang.
"Kau terlalu mandiri dalam kondisi seperti ini, sayang," ujar Andrew.
"Selama aku bisa melakukannya, aku tidak akan merepotkan siapapun, Dad."
"Tentu. Aku tau kau, Cherine."
Cherine menarik kursi, kemudian duduk di seberang Andrew. Tak lama, Cathy datang membawakan sarapan untuk mereka.
"Tadi Matthew menelepon lewat telepon rumah. Dia bilang, dia akan datang menjengukmu siang ini."
Cherine yang sudah memulai sarapannya tiba-tiba terhenti. Tatapannya sekilas menoleh ke arah Vander yang duduk tepat di sampingnya tanpa sepengetahuan Cathy dan juga Andrew.
"Kenapa dia harus datang? Mom bisa katakan padanya jika aku baik-baik saja. Dia terlalu cerewet dan banyak penasaran tentang hidup orang lain. Aku tidak begitu menyukainya." Cherine kembali fokus pada sarapannya.
"Dia lelaki yang baik. Kenapa kau tidak menyukainya? Hanya karena kedua hal tersebut? Bukankah sangat wajar dia melakukannya agar semakin dekat denganmu?" ujar Cathy, seakan membela Matthew.
Cherine memejamkan kedua matanya sekilas. Ingin sekali rasanya dia meninggalkan ruang makan dengan segera, sebab jika terlalu lama di sana, Cherine yakin pembahasannya akan semakin memusingkan.
Cherine tidak masalah jika ia tidak sedang bersama Vander sekarang. Akan tetapi, faktanya ia sedang bersama Vander. Sosok hantu lelaki itu bahkan nyaris tidak berkedip saat mendengarkan obrolan mereka bertiga di meja makan.
"Sepertinya, kedua orang tuamu sangat menyukai lelaki itu, Cherine."
Vander berbisik di telinga Cherine saat Cherine mulai mengunyah. Rasa lapar yang tadinya sempat datang, kini mendadak pergi begitu saja. Ia membenci Matthew. Bahkan saat kali ia bertemu dengan lelaki tersebut.
"Mom, aku sedang tidak ingin membahasnya. Jadi, kumohon hentikan!" ujar Cherine, memberanikan diri.
"Baiklah. Mom kira, kau akan menerima Matthew dengan baik. Jika dilihat-lihat, dia juga sangat menyukaimu. Tapi Mom tidak akan memaksamu, Cherine."
"Itu lebih baik, Mom. Aku hanya ingin memiliki hubungan dengan seorang pria yang juga aku cintai."
Cathy mengulas senyum sekilas. Kemudian, wanita setengah baya itu menganggukkan kepalanya. Padahal, Cathy sangat berharap jika Cherine memiliki hubungan dengan Matthew. Setidaknya, Cherine tidak akan terlalu kesepian sehingga memiliki banyak waktu luang untuk berbicara dengan makhluk lain yang jelas dunianya berbeda dengan mereka.
"Ya. Mom dan Dad akan mendukung keputusanmu. Selalu, Cherine. Benar, bukan, Andrew?"
"Ya, tentu. Kami akan selalu mendukungmu, Cherine."
Halo, ketemu lagi dengan aku.
Siders, gak niat kasih komentar dan vote, kah?
🙂🙂🙂See you, Asterlove💗
•
•
•08 Juni 2024
🌸AsteriaJjung🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MYSTERIOUS MAN || REVISI✓
FantasySetiap kali tertidur, Cherine selalu merasa ada yang memperhatikannya. Memanggil namanya di alam mimpi, berulang kali, dan terus-menerus. Awalnya, Cherine mengira itu hanyalah sebuah bunga tidur. Tetapi, seluruh dugaannya terpatahkan saat perempuan...