TMM : 28

13 4 0
                                    

Setelah keluar dari area danau, Cherine berjalan sedikit gontai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah keluar dari area danau, Cherine berjalan sedikit gontai. Perempuan itu sama sekali tidak memberi izin pada Matthew untuk mengejarnya. Jika dibilang Cherine sedang menjaga jarak, tentu saja. Pada dasarnya, Cherine hanya terlalu muak dengan perkataan Matthew yang bersikap seakan tahu semuanya.

"Apa katanya? Vander jahat? Adiknya yang meninggal, kenapa orang lain yang harus ia benci? Dasar tidak punya otak," gerutu Cherine.

Dari radius lima meter, tepat sebelum Cherine sampai di rumahnya, Cathy berdiri di sana. Tersenyum dengan kepala yang terlihat menoleh ke arah Matthew yang tentu berjarak cukup jauh dengan Cherine.

Sebelum mempercepat langkahnya lagi, Cherine menolehkan kepalanya sekilas pada Matthew, kemudian segera bergegas mendekat pada Cathy yang terlihat senang melihatnya pulang dengan cepat.

"Hello, Mom," sapanya sembari berbelok ke halaman rumah.

"Kenapa kau berjalan berjauhan dengan Matthew? Kau ada masalah dengannya?" Cathy menyusul langkah Cherine yang mulai mendekat pada pintu utama rumah mereka.

"Tanyakan saja padanya. Aku sudah begitu muak. Seharusnya Mom membiarkan aku pergi sendiri saja. Aku sama sekali tidak membutuhkan teman."

Cherine masuk ke dalam rumah, sementara Cathy memutuskan untuk berhenti mengikuti langkah putrinya tersebut. Cathy memundurkan langkahnya sejenak, kemudian berjalan menjauh dari rumah demi menghampiri Matthew yang baru saja datang menyapanya.

"Ada sesuatu yang terjadi dengan kalian? Aku melihat Cherine sedikit kesal, Matthew," ujar Cathy.

Jujur saja, melihat Cherine dengan raut wajahnya yang kesal membuat perasaan Cathy tidak tenang. Padahal putrinya tersebut bilang jika ia ingin menghirup udara segar di tepi danau. Seharusnya Cherine pulang dengan wajah yang tenang, kan?

"Mungkin karena aku terlalu banyak berbicara yang tidak masuk akal, Bibi. Aku minta maaf karena telah membuat perasaan putrimu kesal." Matthew sekilas menundukkan kepalanya.

"Aku akan mencoba berbicara dengannya. Maaf, Matthew. Mungkin karena dia belum begitu sembuh total, dia menjadi sangat sensitif."

"Tidak, Bibi. Ini salahku. Aku yang perlu meminta maaf. Kapan-kapan, aku akan menyempatkan untuk menemui Cherine dan meminta maaf secara langsung padanya. Sekarang, aku izin untuk pulang dahulu."

Matthew memundurkan tubuhnya, kemudian setelah memutar balik tubuhnya lelaki itu kembali berjalan menuju rumahnya. Cathy masih berdiri di sana. Padahal Cathy baru saja ingin menanyakan soal ibu Matthew yang baru saja dirawat di rumah sakit. Cathy sampai lupa perkara Matthew dan Cherine memiliki masalah yang tak mereka jelaskan padanya.

"Masa muda memang merumitkan. Tapi anehnya mereka bukan pasangan. Sangat tidak wajar terus-menerus bertengkar seperti ini."

****

"Tidak. Tidak mungkin Vander adalah makhluk yang jahat."

Sejak masuk ke dalam kamarnya, Cherine mondar-mandir di sana tanpa henti. Memikirkan perkataan Matthew, barangkali makhluk yang dimensinya jelas berbeda, sewaktu-waktu bisa menyakitinya.

Apakah Vander berbohong padaku? Tentang semuanya?

Kepala Cherine rasanya terasa berat dan begitu berisik. Ia tidak bisa bertanya langsung kepada Vander, sebab selain sosok hantu lelaki itu tidak ada bersamanya sekarang, Cherine juga merasa takut jika pertanyaannya akan menyakiti perasaan Vander dan menyinggungnya.

Tidak. Jangan lakukan itu.

Berulang kali Cherine mengatakan hal itu kepada dirinya sendiri. Ia sudah berjanji kepada Vander jika ia akan mempercayai sosok hantu lelaki itu. Jika Cherine luluh hanya karena perkataan Matthew, maka sudah pasti Vander akan marah padanya.

"Cherine ...."

Suara itu kembali menyapa kedua telinga Cherine. Perempuan yang tengah memandang lekat ke luar jendela kamarnya, memutar balik tubuhnya dengan cepat. Sekarang, tepat di hadapannya Vander berdiri di sana. Sosok hantu lelaki itu kembali dengan begitu cepat setelah Cherine menghampirinya di hutan tepi danau.

"Vander ...." Cherine melangkah sedikit lebih dekat ke arah Vander.

"Apa yangs sedang kau pikirkan, Cherine? Kau terlihat begitu kebingungan."

Cherine menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak. Tidak ada yang aku pikirkan, Vander. Aku ... aku hanya sedang memikirkan bagaimana semisal tanganku tidak bisa bergerak kembali."

"Aku tahu kau sedang berbohong padaku, Cherine."

Dalam detik itu, raut wajah Cherine memerah. Kedua tangannya mengepal dengan perasaan yang mulai terasa was-was.

Ya, Tuhan.

Cherine lupa jika Vander bisa membaca pikirannya. Sekali lagi, untuk meyakinkan sosok hantu lelaki tersebut Cherine menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Ti-tidak. Kau salah menebak."

"Tidak. Kau yang berbohong padaku. Kau pikir, aku bisa kau bohongi, Cherine?"

"Vander ...."

"Kau telah memancing amarahku, Cherine."

04 Juli 2024🌸AsteriaJjung🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

04 Juli 2024
🌸AsteriaJjung🌸

THE MYSTERIOUS MAN || REVISI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang