Setiap kali tertidur, Cherine selalu merasa ada yang memperhatikannya. Memanggil namanya di alam mimpi, berulang kali, dan terus-menerus.
Awalnya, Cherine mengira itu hanyalah sebuah bunga tidur. Tetapi, seluruh dugaannya terpatahkan saat perempuan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam ini, Cherine tertidur tidak tenang. Dalam beberapa menit, ia kembali terbangun, kemudian kembali tertidur. Begitu seterusnya, sehingga sekarang Cherine memilih untuk terduduk dan menyandarkan diri di kepala ranjang.
Kepalanya perlahan menoleh kiri dan kanan, tetapi sosok Vander tidak Cherine temukan. Perasaannya tiba-tiba mendadak sedih dan juga sesak.
"Aku akan pergi sejenak Cherine."
Perkataan Vander sebelumnya kembali berputar di benak Cherine. Pun dengan perasaan sesak yang semakin terasa kuat di dalam hati Cherine. Sosok lelaki itu akan pergi, dan entah kapan akan kembali.
"Kau sama sekali tidak bersalah, hanya saja ... sosokmu terlalu mirip dengannya."
Cherine menghela napas dalam, kemudian kedua kakinya mulai menapaki lantai dingin. Perempuan itu berjalan ke arah jendela kamarnya, kemudian menggeser perlahan gorden tersebut. Di luar, Cherine melihat bulan berwarna perak. Sangat indah, tetapi perasaan sesaknya justru semakin terasa kuat.
"Aku mungkin tidak seharusnya bisa melihat dan berkomunikasi dengannya. Dia terluka sekarang, dan alasan dibalik lukanya kembali adalah karena jelas aku memiliki kemiripan yang begitu banyak dengan mendiang kekasihnya." Cherine berbicara pada dirinya sendiri.
"Vander, mungkin seharusnya kita tidak perlu bertemu denganmu." Sambungnya.
****
Pagi-pagi, Cherine mengetuk pintu kamar Cathy. Wanita setengah baya yang baru saja terbangun dari tidurnya itu bergegas menghampiri Cherine yang sedang tersenyum manis di bingkai pintu kamarnya.
"Ada apa, Cherine? Aku bangun terlalu siang karena semalam harus mengerjakan pekerjaan yang tersisa," ujar Cathy.
Tidak.
Cathy berbohong kepada Cherine. Semalaman dia mencoba mendengarkan Cherine di balik pintu kamar putrinya tersebut. Seakan tengah berjaga-jaga dan mencari bukti jika Cherine memang selalu berkomunikasi dengan 'mereka' yang tidak terlihat.
Akan tetapi, Cathy tidak menemukan apapun. Cathy tidak mendengar obrolan dari dalam kamar Cherine, dan bahkan suara putrinya tersebut nyaris tidak terdengar sampai Cathy menunggu di sana hingga dini hari.
"Mom, aku kesulitan mengganti bajuku. Bisakah kau membantuku?"
Tatapan Cathy dengan cepat mengarah pada tangan Cherine yang masih terpasang gips.
"Baiklah, Mom akan membantumu, Cherine."
Mereka kemudian berjalan masuk ke dalam kamar Cherine. Cherine terduduk di hadapan kaca rias, sementara Cathy mulai melepaskan pakaian tidur Cherine dengan perlahan.