Kamu adalah alasanku berlama-lama berbincang dengan Tuhan melalui do'a.
***
Mobil milik Sherina terparkir rapi di garasi rumah Sadam, kembali merasa sedikit panik ketika Sadam membukakan pintu untuknya, bingung harus bersikap bagaimana di depan pak Ardiwilaga kali ini.
"Ayo turun?!"
"Aku langsung pulang aja ya? Capek.."
"Sher, masuk dulu nak!" Teriakan mami terdengar dari arah pintu yang menghubungkan garasi dengan ruang tengah.
"Papi gak ada, lagi ke Bandung tiga hari." Sherina masih terdiam di tempatnya, menatap Sadam, masih ragu untuk beranjak turun. "Kamu gak mau ketemu papi kan? Ayo.." Sadam mengulurkan tangannya.
Sherina baru saja akan beranjak, ketika di waktu yang sama handphonenya berdering. "Sebentar.." ujarnya. Mengeluarkan handphone dari dalam tasnya, kontak Ayahnya yang muncul di sana. Sejenak Sherina menatap Sadam sebelum pria itu memberi isyarat untuk menjawab panggilan dari ayahnya.
"Sher? Ayah di depan rumah. Kamu lagi dimana?"
"Di depan rumah?"
"Hmm.. kamu dimana?"
Sherina sedikit heran ada apa ayahnya tiba-tiba datang ke rumah?
"Di jalan yah, baru habis dari bogor.."
"Tiko bilang sudah pulang dari tadi? Masih jauh? Ayah tunggu ya!"
Lalu panggilan terputus sepihak.
"Kenapa?" Tanya Sadam heran mendapati reaksi Sherina.
"Ayah di depan rumah, nunggu aku pulang." Sekali lagi Sherina melihat riwayat panggilan, memastikan jika itu benar kontak ayahnya. "Aneh.. gak kayak ayah biasanya.."
"Ada apa katanya?"
"Gak tahu Dam. Ayah cuma bilang nunggu aku pulang.."
"Aku anter ya? Sebentar aku ambil baju dulu!"
Dengan cekatan Sherina menahan tangan Sadam sebelum pria itu berlalu, "Gak usah Dam.." Sherina lalu turun dari mobilnya. "Temenin pamitan dulu sama mami." ujarnya.
"Beneran gak usah di anter?" Sadam meraih tangan Sherina, membawanya mendekat ke pintu rumah.
"Ya beneran Dam.."
"MAMIIIIII.. ANAK CANTIKNYA MAU PAMIT NIIIIHHH!!!" teriak Sadam saat masuk ke dalam rumah.
"Dam ih! Teriak-teriak gitu?!" Sherina menepuk lengan pria itu.
"Kok pamitan? Gak nginep aja temenin mami Sher?" Wanita itu beranjak dari sofa ruang tv.
"Ada ayah di rumah mi.. udah nunggu Sher pulang.." Sherina memeluk bu Ardiwilaga sesaat sebelum mencium tanganya.
"Anterin Sher dulu Dam.."
"Ih gak usah mi, kasihan Sadam udah capek.. beneran gak apa-apa kok Sher nyetir sendiri, deket juga kan?!" Sherina mengusap tangan yang masih menggenggam tangannya itu.
"Hati-hati ya, kalau ada apa-apa langsung kabarin ya Sher.." Bu Ardiwilaga mengusap punggung anak perempuan yang berjalan di depannya, mengantarkan keluar rumah.
"Beneran gak apa-apa gak aku anter?" Tanya Sadam saat membukakan pintu mobil milik Sherina.
"Beneran Dam.. janji aku cerita nanti kalau ada apa-apa.." Mengusap lengan lelakinya itu sebelum Sherina duduk di bangku kemudi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasrat Jiwa
FanfictionKaulah bidadari yang menari Bawa diriku terbang bersama angan Namun tak selamanya semua kan jadi indah Matamu berbicara, kisah kita mungkin berakhir indah.