27

292 16 74
                                    

"Ya Allah, Ilonaaaa!! Ngapain ituuu? Bapak tinggal jumatan kamu bantuin ibu melukis ya?" ujar Sadam yang baru saja masuk ke dalam rumah mereka dan mendapati kekacauan yang terjadi di ruang tengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya Allah, Ilonaaaa!! Ngapain ituuu? Bapak tinggal jumatan kamu bantuin ibu melukis ya?" ujar Sadam yang baru saja masuk ke dalam rumah mereka dan mendapati kekacauan yang terjadi di ruang tengah. "Tunggu, bapak ganti baju dulu!" ujarnya saat Ilona teralihkan fokusnya dan merengek minta untuk di gendong. Sementara itu Simba dengan segera mengikuti langkah kaki Sadam menuju ke kamarnya. 

Sadam kembali ke ruang tengah ketika tangisan Ilona semakin menjadi. Bahkan bayi delapan bulan itu meronta di gendongan ibunya. "Tunggu sebentar, bapak mau foto kaki kamu itu!!" ucap Sherina ketika Sadam mengarahkan kamera handphonenya. Sadam tersenyum puas melihat hasil jepretannya lalu meletakan handphone nya di atas kabinet setelah mengirimkan foto barusan ke grup chat berisi orang tua mereka berdua. "Bantu mandiin si non ya sayang, aku siapin makan siang dulu.."

"Siap ibuuu!!" Sadam mengambil alih bayi yang penuh dengan cat air di badannya itu. "Ini masterpiece nya ibu bapak nih udah siap banget nih buat di pajang di galeri!" ucapan Sadam ini sontak di hadiahi tepukan di lengannya. 

"Ngaco nih bapak, masa anaknya di pajang di galeri!" keduanya melangkah masuk ke dalam kamar, Sadam langsung menuju ke arah kamar mandi sedangkan Sherina membuka lemari milik Ilona, menyiapkan pakaian untuk di kenakan putri mereka. "Bajunya ya, yang bersih mandiinnya!" setelahnya ia kembali keluar dari kamar mereka.

Dua tahun yang lalu...

Sudah lima bulan sejak kedatangan Sherina ke Singapura. Alih-alih melakukan pernikahan beda agama di negara singa itu, keduanya kini kembali ke Indonesia untuk melaksanakan niat Sadam yang sudah begitu yakin untuk mengikuti jalan yang di pilih Sherina setelah banyak belajar hal dasar dari Tiko yang dengan senang hati membantu keduanya. Keputusannya ini tentu juga sudah mendapat persetujuan dari kedua orang tua Sadam yang begitu berbesar hati memberikan kebebasan untuk Sadam memilih jalannya sendiri.

Tiba di Jakarta, Tiko menyambut hangat dua manusia yang sudah sangat lebih baik dari pada terakhir kali Tiko melihat Sherina di hari ketika ia mengantar perempuan itu untuk pergi. Tak berbeda dengan yang di lakukan Tiko, Syifa memeluk Sherina dengan rasa haru yang sangat. Bersyukur pada akhirnya bisa kembali melihat adik kesayangan mereka.

"Nanti sore siap-siap ya Dam, sebelum maghrib." Ujar Tiko ketika mereka sudah menuju ke kediaman Sherina.

Sadam mengangguk, "Setelah itu ke tempat om Darmawan ya kak."

Sherina sedikit terkejut mendengar ucapan Sadam. "Yakin mau ketemu ayah hari ini juga?"

"Ya terus mau kapan? Biar sekalian.."

"Iya Sher, nunggu apa lagi loh kalian ini? Gak baik kalau di tunda-tunda terus.." sahut Tiko.

"Bukan itu masalahnya, kak Tiko kan tahu ayah tuh kayak gimana!" 

"Kalau terus di hindari ya kita gak jadi-jadi ini Sher.. Apapun respon ayah nanti setidaknya kita sudah berusaha.. ya?"

Sherina akhirnya hanya menghela nafas pasrah mendengar ucapan Sadam. Ada benarnya, jika ia terus menghindari ayahnya, hubungannya dengan Sadam juga akan mustahil untuk bisa segera di sah kan.

Hasrat JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang