Aku hanya berpura-pura mengacuhkan mu, mengabaikan mu, nyatanya hatiku tak bisa berpura-pura, rasa rindu begitu nyata di sana.
***
Sadam mengemudikan mobilnya menjauh dari rumah Sherina dengan air mata yang tak lagi bisa ia hentikan. Perpisahan yang ia pikir tidak akan terasa lebih buruk dari pada saat kehilangan Helena, tampaknya justru sebaliknya. Bagaimana caranya mengikhlaskan manusia yang nantinya akan menjadi milik orang lain?
Tiba di rumah, Sadam yang tempo hari berucap jika ia baik-baik saja kali ini berlalu melewati ruang tengah mengabaikan dua orang tuanya yang memanggil-manggilnya, khawatir melihat kondisi Sadam yang terlihat kacau.
Ini adalah awal keadaan dua manusia yang saling mencinta itu perlahan seolah menghancurkan diri mereka masing-masing.
Hari pertama tanpa bisa menghubungi satu sama lain tentu terasa begitu sulit, bukan hanya untuk Sadam, Sherina yang tak kunjung bisa meredakan tangis sejak semalam pun merasakan hal yang sama. Keduanya beberapa kali berniat untuk saling menghubungi, namun tak ada satu pun niat yang berhasil mereka lakukan.
Satu minggu berlalu, entah sudah berapa puluh kanvas yang Sherina nodai di ruangan pribadinya. Meski masih merasakan sakitnya, air matanya kini berhasil ia hentikan. Begitu juga dengan Sadam yang lebih memilih sibuk menolong kucing-kucing jalanan. Beberapa bahkan ia antarkan ke Shelter milik Tiko. Seperti hari ini, setelah jam praktik nya berakhir ia kembali membawa kucing tak ber-pemilik yang baru saja pulih setelah beberapa hari di rawat di kliniknya.
"Gak sama Sherina Dam?" Pertanyaan Tiko terujar ketika lagi-lagi Sadam datang seorang diri.
Sadam menggeleng, "Sherina gak cerita apa-apa sama kakak?"
"Cerita apa?"
"Kita, putus satu minggu yang lalu. Kakak gak mungkin gak tahu tentang pertunangan dia sama Gian kan?!"
Lalu terlihat Tiko mengangguk meski sedikit terkejut mendengar hubungan mereka berakhir. "Kamu rela melepas Sherina gitu aja Dam? Gak mau berjuang sedikit lagi demi kebahagiaan Sherina, kebahagiaan kalian.."
"Akan lebih salah kalau aku bikin Sher lebih jauh dari Ayahnya.."
Tiko terkekeh "Dari sebelum ada kamu pun hubungan mereka memang renggang Dam."
"Ya aku mau hubungan mereka membaik."
"Jadi rela membiarkan Sherina seolah jadi 'tumbal' bisnis ayahnya?! Gak akan bahagia seumur hidup dia Dam. Tega gitu?"
"Ya kak Tiko kira sekarang ini aku bahagia?"
"Perjuangin kalau memang kamu beneran cinta sama Sherina! Bullshit kalau ada yang bilang cinta tak harus saling memiliki! Cinta itu di perjuangkan bukan pasrah gitu aja!"
Di minggu-minggu berikutnya, sesekali Sadam mengabari perempuan itu meski kadang hanya sekedar mengirimkan foto tiga ekor kucing yang kini ada bersamanya dan setelah nya selalu berusaha keras tak mengangkat telepon dari Sherina.
Kembali seperti dulu, Sadam mencari tahu tentang keadaan Sherina hanya dari sosial media, juga info dari Tiko tentu saja. Bersamaan dengan kabar pernikahan Sherina, orang tuanya juga memutuskan untuk sementara waktu tinggal di singapura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasrat Jiwa
FanfictionKaulah bidadari yang menari Bawa diriku terbang bersama angan Namun tak selamanya semua kan jadi indah Matamu berbicara, kisah kita mungkin berakhir indah.