Seberat apapun hatimu, akan berujung jua..
***
"Udah siap?" tanya Sadam setelah mereka menyantap sarapan pagi itu. Keduanya berencana untuk bermain jet ski sebelum matahari terlalu tinggi. Sherina melingkarkan tangannya nyaman memeluk tubuh Sadam, melajukan ATV dengan perlahan menikmati pemandangan pantai yang terhampar di sisi kanan mereka.
"Gak dingin main jet ski jam segini?" tanya Sherina.
"Yaa kalau siang keburu terik, kalau sore gak puas mainnya keburu malem.."
"Kamu main sendiri dulu deh, ya?"
"Takut ya? Aman Sher, kan pakai pelampung.. Aku bawanya pelan-pelan kok nanti!"
Dan kini beberapa kali Sherina berteriak ketika Sadam membawanya berkendara di tengah laut dengan kecepatan tinggi, memutar dan menukik tajam beberapa kali sambil tertawa.
"Iiiihhh tadi bilangnya mau bawa pelan-pelan?!" Sherina memukul pelampung yang di kenakan Sadam.
"Pegangan!! Nanti jatuh!" Sadam balas berteriak. "Aku jamin ini aman! Lagian kan kapan lagi bawa kamu main jet ski ugal-ugalan gini?"
"Ya tapi ak- AAAA SADAAAMMM!!!!!" Sherina kembali berteriak dan memeluk erat Sadam di hadapannya. Namun setelahnya perempuan itu terdiam menyadari apa yang Sadam ucapkan beberapa saat yang lalu. Bahkan esok pun momen ini belum tentu terulang lagi, pada akhirnya Sherina berusaha menikmati kebersamaan mereka saat ini.
"Dam, kita gak sekalian snorkeling aja?" tanya Sherina ketika mereka sudah menepi.
"Kamu mau?" Sherina mengangguk, "Siang bolong begini? Panas Sher.. Sorean ya?"
"Nanggung basah Dam! Lagian kamu kalau gak mau panas ya jangan ngajak ke pulau begini! Gimana sih?!"
"Loh? Kamu bisa marah lucu begitu?"
"Ish, ayo dong mumpung disini, kapan lagi kan?!"
"Bisa besok pagi sebelum pulang?!"
"Iya, kalau cuaca bagus, kalau hujan?! Ayo dong!! Tadi kamu maksa aku loh buat naik jet ski di bawa ugal-ugalan begitu!"
"Ya udah deh iyaaa.. ayo!"
Sherina melebarkan senyum, tanpa membuang waktu menarik Sadam menuju tempat sewa alat-alat snorkeling, sebelum akhirnya mereka berdua di antar dengan perahu nelayan selama sepuluh menit menuju pulau Payung Kecil. Lautnya dangkal dengan ombak yang tenang, airnya yang jernih bahkan membuat mereka bisa melihat biota laut tanpa harus berenang.
"Dam, ayo!" Ajak Sherina yang sudah lebih dulu turun.
"Iyaaa, sebentar pasang fins nya dulu ini.."
Tak sabar menunggu Sadam, Sherina sudah lebih dulu berenang, matanya berbinar melihat masih banyaknya ikan di sana. Mulai merobek roti yang di dapatnya dari tempat sewa alat snorkeling membiarkan ikan-ikan itu berkumpul di tangannya. Menyadari Sadam tak juga muncul, Sherina dengan hati-hati menapakkan kaki setelah memastikan tak ada terumbu karang yang di pijaknya.
"Masih nunggu apa sih?" teriaknya saat melihat Sadam mengangkat ponsel dari dalam air.
"Abis fotoin kamu dulu!" jawabnya sebelum akhirnya menyeburkan diri. Yang biasanya Sadam tak pernah memegang handphonenya ketika tengah bersama Sherina, kali ini tak ada momen yang ia lewatkan untuk di abadikan dengan kamera handphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasrat Jiwa
FanfictionKaulah bidadari yang menari Bawa diriku terbang bersama angan Namun tak selamanya semua kan jadi indah Matamu berbicara, kisah kita mungkin berakhir indah.