Waktu, tolong perlambat laju mu. Biarkan aku menikmati kebersamaan ini sedikit lebih lama.
***
"Kamu gimana caranya bisa masuk tadi?" tanya Sherina, seingatnya ia sudah menggembok pagar rumahnya setelah Agnes pulang tadi.
"Ya manjat.." jawaban Sadam membuat Sherina tercengang namun kemudian tertawa.
"Astaga!" gumamnya sambil menggeleng.
"Maaf ya, soalnya aku khawatir. Takut kamu kenapa-kenapa! Di telepon gak di angkat-angkat!" ujar Sadam. "Mati lampu sampai jam berapa coba ini? Belum nyala juga dari tadi." Sadam menatap lampu di atap kamar Sherina.
"Gak tahu." jawab Sherina singkat. "Kamu gak apa-apa pakai baju lembab gitu? Aku ada tshirt oversize, kayaknya muat deh di kamu. Sebentar." Sherina beranjak dari tempatnya menuju ke arah lemari berwarna putih di sudut kamar. Sedikit berusaha mencari tshirt berwarna baby blue dengan sebelah tangannya. "Nih, di ganti gih, takut nya malah sakit nanti. Kamar mandi di sebelah sana." Menunjuk ke arah pintu lain di dalam kamarnya.
"Sebentar ya.." ujar Sadam yang kemudian menyalakan flash handphonenya kemudian menutup pintu kamar mandi. Pria itu keluar dengan tshirt yang terlihat pas di badan nya.
"Soft boy banget kamu pakai warna baby blue!" Sherina terkikik gemas.
"Bisa nih kita sering-sering tukeran baju!" ucap Sadam, kembali duduk bersila di hadapan Sherina.
"Kalau kamu mau pakai dress-dress punya aku juga sih ya boleh aja!"
Keduanya lantas tertawa. Kemudian hening saling menatap ketika Sadam tiba-tiba mengeratkan genggaman pada tangan Sherina. Teringat ucapan papi pagi tadi yang jelas menentang hubungannya dengan Sherina. Di kecupinya tangan perempuannya itu kemudian ia menyadari sesuatu lagi.
"Tangan kamu abis ngapain ini?" Sadam terkekeh melihat hitam tangan Sherina yang di akibatkan dari cat yang mengering. Sherina ikut terkekeh.
"Habis lukis tadi. Keburu mati lampu, belum sempet aku cuci." ucapnya. Dan baru benar-benar Sadam sadari ada beberapa noda cat di pakaian Sherina terutama di bagian lutut celana panjangnya.
"Di banding anak-anak kemarin sih kamu keterlaluan ini belepotan nya.. Cuci yuk aku temenin, pakai flash!" mengangkat handphone dengan flash yang menyala Sadam menarik Sherina untuk menuju ke wastafel di kamar mandi.
"Makasih Dam, masih peduli segininya sama aku." Sherina mulai mencuci tangannya. "Padahal tadinya aku mau pergi jauh dari kamu.. tapi gak jadi karena udah ketebak duluan sama kamu di telepon tadi."
Sadam mengacak rambut Sherina pelan "Mau coba lagi gak?" tanya Sadam sambil terkekeh.
"Enggak, usaha pergi kemana juga aku rasa kamu bakal dengan mudah nemuin aku, stalker akut kan kamu tuh.." Sherina menyambar tissu untuk mengeringkan tangannya dan di saat yang sama terdengar bunyi dari perut Sadam. "Kamu lapar???" pertanyaan Sherina dengan segera di angguki Sadam.
"Belom makan dari siang.." pria itu tersenyum menampilkan deretan giginya.
"Ya ampun sayang! Mau sakit beneran kamu tuh?! Belum makan, hujan-hujanan!" Sherina kali ini menarik tangan Sadam keluar dari kamar mandi. "Boleh ambilin lampunya gak? Aku bikinin nasi goreng, mau ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hasrat Jiwa
FanfictionKaulah bidadari yang menari Bawa diriku terbang bersama angan Namun tak selamanya semua kan jadi indah Matamu berbicara, kisah kita mungkin berakhir indah.