Lagi dan lagi Naje harus mengurus dirinya sendiri, semua ia kerjakan sendiri mulai dari menyiapkan pakaian hingga memakai dan segala macam keperluannya.
Tanpa ia sadari bahwa dirinya sudah bergantung pada Jeya istrinya. Walaupun mereka belum lama tinggal bersama tetapi ia sudah terbiasa akan kehadiran Jeya. Hal ini membuatnya kewalahan, padahal dulu sebelum menikah ia selalu menyiapkan semuanya sendiri.
Naje menghela nafasnya kasar, "Sampai kapan begini?"
Ting!
Naje mengambil ponselnya diatas nakas. Baru melihat nama kontaknya saja ia sudah malas untuk buka ditambah lago dengan isi chatnya yang membuat moodnya turun.
Mama
Mas, hari ini bisa temenin Kayra jalan-jalan? Kasian dia sendirian.
Jalan-jalan sama supir aja Ma, aku hari ini ada meeting.
Kamu sibuk banget ya? Kalo gitu Mama minta tolong Jeya bisa?
Engga bisa Ma, Jeya lagi engga enak badan.
Loh, Jeya sakit?
Engga enak badan aja dikit, udah dulu ya Ma Mas mau berangkat.
Berhasil, Naje berhasil untuk menolak. Naje bernafas lega setelah berhasil memberikan penolakan pada ibunya walaupun ia harus sedikit berbohong. Tidak apa apa bukan berbohong demi kebaikan?
"Semoga ini langkah yang benar." Gumamnya.
***
Kembali dengan kesibukan kantor, Naje seperti biasa memeriksa berkas, tanda tangan dan meeting terus itu berputar. Membosankan, tetapi ia suka bekerja.
Ting!
Dengan malas Naje mengambil ponselnya, lama-lama Naje jadi sedikit trauma mendengar suara notif pesan.
Tapi kali ini berbeda, ia senang. Kenapa? Karena pesan yang ia dapat adalah dari Jeya istrinya. Rasa senang menguasai hatinya.
Jenaya
Mas, dimana?
Di kantor sayang, kamu butuh sesuatu?
Pulang Mas, Mama sama cewek kamu lagi di rumah.
Kamu kan emang lagi di rumah sayang, kamu gimana toh 😅
Selingkuhanmu maksud aku.
Cepetan pulang.Helaan nafas kembali Naje keluarkan kasar, baru saja ia senang mendapatkan notif dari sang istri tercinta.
"Oh God..."
***
Di tempat lain, Jeya sedang menahan kesal karena sedari tadi gadis bernama Kayra itu terus saja menceritakan soal suaminya.
Naje yang inilah, Naje yang itulah.
Demi apapun, Jeya ingin menyumpal mulut gadis itu dengan kaos kaki busuk.
"Oiya Jeya, Naje dimana kok engga jagain kamu? Katanya kamu lagi sakit kok engga jagain kamu sih." Tanya Kayra.
"Iya betul itu. Kamu lagi sakit bisa-bisanya kamu ditinggal tinggal begini." Ucap Mama Naje.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT HUSBAND [END]
FanfictionGadis yang baru saja menginjak umur 21 tahun itu harus bergelut dengan permintaan orang tuanya yang sudah diluar angkasa. Bagaimana bisa seorang gadis yang masih memiliki hasrat bermain menggebu gebu harus terjebak di suatu hubungan sakral? Apa ia...