37. BANYAK MAU

967 70 7
                                    

3 bulan kemudian.

Pria tampan dengan tubuh atletis hanya memakai celana training tanpa memakai atasan, memarkan perut yang terbentuk seperti roti sobek.

Pria itu adalah Naje, ia memasak sarapan pagi untuk dirinya dan juga istrinya. Naje memang tak memakai pembantu karena itu kemauan sang istri yang tak ingin ada orang luar tinggal bersama mereka.

Untuk itu Naje dan Jeya berbagi tugas dalam menyelesaikan tugas rumah. Namun sementara waktu Naje mengerjakan lebih banyak pekerjaan karena kondisi Jeya yang memang sedang mengandung, dirinya pun tak masalah jika harus melakukan hal seperti ini seumur hidupnya karena meratukan istrinya adalah impiannya.

"Ayang masak apa?" Jeya datang dengan wajah bantal baru bangun tidur.

Jangan tanya kenapa panggilannya berubah, karena Naje juga tidak tau. Panggilan itu berganti begitu saja, tetapi Naje tetap suka. (Si Naje diapain aja juga baper diamah 😭🙏🏻)

"Hey sweety, good morning. Aku bikin roti bakar, kamu mau kan?"

Jeya mengangguk, "Good morning Ayang. Ayang, aku request pakai selai stroberi ya."

Tak lama kemudian roti bakar pun jadi, Naje memberikan 2 roti pada Jeya dengan selai permintaan istrinya.

"Susunya jangan lupa diminum." Ucap Naje mengingatkan karena Jeya sering kali sengaja ia lupa-lupakan.

"Iya ih, kamu ingetin minum susu terus. Aku engga lupa kok."

"Iya, tapi suka kamu lupa-lupain." Balas Naje namun disambut wajah Jeya yang sudah cemberut akibat rasa kesal yang menghampirinya.

***

Selama 3 bulan tinggal di Milan, Jeya menjadi mulai suka berkebun dan yoga untuk mengisi waktu luangnya.

Jujur saja ia juga merindukan masanya pergi ke kampus dan mengerjakan setumpuk tugas yang tak ada habisnya. Tetapi dilain sisi ia juga menikmati masa-masa ini, ia suka melihat pertumbuhan bayinya dalam perutnya yang kini sudah mulai menonjol.

Jeya suka segalanya tentang Milan, karena kenangan yang mereka buat disini terlalu indah untuk ditinggalkan.

"Sayang, udah berkebunnya? Sini ini aku buatin smoothie buat kamu." Naje memberikan segelas berisi smoothie yang baru saja ia buat.

"Wah enak nih." Jeya melahap smoothie tersebut hingga habis setengah gelas, "Enak!"

Naje tersenyum membawa salah satu tangannya untuk mengusap puncak kepala Jeya, "Udah dulu berkebunnya, ini udah waktunya makan siang."

"Kamu masak apa siang ini?" Tanya Jeya yang masih sesekali memakan smoothie yang berada di tangannya.

"Beef teriyaki sama cah kangkung, kamu mau kan? Atau mau makan yang lain."

"Eum sebenarnya aku lagi mau pangsit, kamu bisa masaknya engga?"

Naje mengangguk, "Nanti aku buatin, tapi sekarang makan nasi dulu."

"Yey! Terima kasih Papa." Pekik Jeya senang.

"Sama-sama cantik, ayo makan dulu nanti dingin makanannya." 

Keduanya berjalan beriringan menuju ruang makan. Dalam perjalanan Jeya terus mengoceh menceritakan segala macam pertumbuhan tanamannya, Naje hanya mendengarkan segala macam cerita Jeya.

***

Sesuai yang diminta oleh Jeya, Naje membuatkan pangsit dengan didampingi dengan mie. Naje memberikan semangkuk pada Jeya yang sudah menunggu di ruang makan.

"Halo sayang, satu mangkuk pangsit sudah jadi." Naje menyajikan ala-ala pelayan restoran.

Melihat reaksi Jeya yang tak exited membuatnya bungung, "Sayang kenapa? Kamu udah engga mau pangsitnya ya?

Jeya mengangguk, "Ayang maaf, aku udah engga selera." Balas Jeya mengerutkab bibirnya kebawah.

"Ey gapapa sayang, ini bisa aku makan."

"Tapi kamu pasti capek masaknya." Jeya masih dengan sedihnya.

"Gapapa sayang, udah jangan sedih ah. Sekarang Dede sama Mama mau apa?" Naje mengusap perut Jeya yang sudah mulai terlihat menonjol.

"Mau bolu pisang! Ayo kita buat bolu pisang Papa!" Ucap Jeya penuh semangat.

"Tapi kita harus ke grocery dulu sayang. Tepung kita habis. Mau beli dulu?"

Jeya mengangguk, "Yeay kita belanja!" Pekik Jeya senang.

Naje terkekeh, "Yaudah aku makan dulu pangsitnya sebentar ya, habis itu kita belanja."

"Otay! Aku mandi dulu boleh Papa?"

"Boleh sayang."

"Otay! Aku mandi dulu ya." Jeya beranjak pergi menuju kamar mandi kamarnya untuk melakukan ritual mandinya.

***

Sesampainya di grocery, bukannya membeli bahan masakan pasangan itu malah membeli berbagai macam snack apapun varian coklat. Lebih tepatnya Jeya yang memasukan ke keranjang dan Naje yang hanya iya-iya saja.

"Sudah ya, ini udah banyak loh sayang." Ucap Naje mencoba menolak Jeya yang ingin kembali kemasukan cemilan.

"Ih Ayang, aku mau buat yang makanan isinya coklat campur-campur itu loh terus nanti dikasih susu."

Saat dalam perjalanan menuju grocery, Jeya tak sengaja menemukan salah satu tiktoker yang mencampurkan berbagai macam makanan olahan coklat lalu dimasukan kedalam mangkuk setelah itu diguyur susu. Jeya melihat itu tentu tergiur ingin mencoba, dan jadilah sekarang ia membeli bahan-bahan yang ia butuhkan.

"Iya sayang aku tau, tapi udah ah segini aja. Kamu engga akan habis makan ini semua sayang. Makan manis-manis kaya gini juga engga boleh banyak-banyak loh." Naje tetap menolak cemilan yang ingin Jeya masukan kedalam keranjang.

"Sekali-sekali aja loh Ayang, habis ini engga lagi makan kaya gini. Please... sekali aja..." Jeya merengek memohon menampilkan puppy eyesnya.

"Yaudah, sekali ini aja ya udah. Habis makan ini langsung gosok gigi." Naje tentu akan luluh, pria mana yang tidak luluh jika lawannya seorang Jenaya Oceana.

Cup!

Jeya mencuri satu kecupan pada bibir suaminya, "Makasih Papa!" Setelahnya ia berlalu mencari snack yang lain.

***

Baru saja menginjakan lantai rumah, tetapi Jeya sudah kabur ke dapur untuk membuat makanan yang ia idam-idamkan itu yaitu, mencampurkan semua makan snack rasa coklat lalu ia diguyur dengan susu. Jangan bayangkan betapa tingginya gula yang terkandung dalam makanan tersebut.

Setelah dirasa cukup, Jeya pun pergi menuju ruang tamu dimana suaminya berada membawa semangkuk makanan yang ia buat.

"Ayang baru sampai rumah udah pegang laptop aja." Protes Jeya melihat suaminya yang berkutat dengan laptopnya.

Naje menyingkirkan laptopnya lalu menghadap tubuhnya pada istri, "Wah udah jadi ya makanannya."

"Ayang mau?" Tawar Jeya tetapi seperti tidak ikhlas memberikan.

Naje menggeleng, "Buat kamu aja, aku masih kenyang makan pangsit tadi." Naje cukup mengerti bahwa istrinya sedang tak ingin berbagi sekarang.

Senyum Jeya merekah, wanita itu melahap satu suap makanan tersebut dan wajahnya bertambah senang bekali-kali lipat saat sensasi manis itu bertemu dalam mulutnya.

"Enak banget! Ih ini sih jangan sekali-sekali aja makannya." Celetuk Jeya yang dibalas gelengan dari Naje.

"Tadi bilangnya sekali aja loh sayang." Balas Naje mengingatkan.

"Iya iya sekali aja tapi dalam bulan ini, bulan depan lagi ya Ayang."

"Kamu ini ya bener-bener." Naje mencubit hidung mancung Jeya gemas.

─── ⋆ ˚ ˚⋆ ───

jangan lupa vote + komen!!

terima kasih.
— bee ʚɞ

PERFECT HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang