Bab 25 :: Jarak yang Semakin Jauh

58 8 0
                                    

Mendapati pertanyaan mendadak dari sang ibu mengenai Hilmi yang katanya semakin berubah, mengundang rasa penasaran besar bagi Iyan. Meskipun kini mereka tinggal berjauhan, sebagai kakak jujur Iyan memang tidak begitu memperdulikan Hilmi. Apalagi semenjak menyentuh semester ini, Iyan merasa kesibukannya sebagai mahasiswa membuatnya sedikit lupa dengan Hilmi. Apa yang adiknya itu lakukan di rumah, bagaimana kesehariannya, Iyan sudah melupakan itu semua. Terutama semenjak ibunya menikah lagi, Iyan jadi sangat jarang bertanya ini dan itu pada Hilmi. Tidak seperti ketika ia awal kuliah, hampir setiap hari Iyan akan menghubungi Hilmi hanya ingin membuatnya merasa kesal. Tapi sekarang, boro-boro membuat Hilmi kesal, menghubunginya saja sudah sangat jarang.

Untuk satu itu, memang salah Iyan. Hilmi sejak dulu bukan tipe orang yang mau menghubungi duluan, pasti selalu Iyan yang menelpon atau mengirimkannya pesan. Dan sudah tahu adiknya seperti itu, Iyan malah semakin menjauh karena kesibukan kuliahnya. Jelas Iyan sadar, kalau kesibukan bukan menjadi alasan untuknya tidak sering menghubungi Hilmi. Memang pada dasarnya Iyan menjadi semakin malas karena sudah lelah duluan setelah seharian berada di kampus, kuliah dan mengikuti berbagai macam kegiatan menyita sebagian besar waktu Iyan. Jadi ketika ia pulang ke kos, yang Iyan lakukan hanyalah tidur dan beristirahat. Tidak sempat sekedar menghubungi Hilmi seperti awal-awal ia kuliah dulu.

Iyan sadar, kalau sikapnya sekarang ini salah besar. Sampai ibunya menelfon dan bertanya pada Iyan, berharap mendapatkan jawaban karena Hilmi sangat dekat dengan Iyan, tapi sayangnya ia tidak bisa menjawab. Iyan juga baru sadar, ternyata sudah sejauh itu jaraknya dengan Hilmi sekarang. Biasanya Iyan akan tahu segalanya tentang anak itu, tapi sekarang Iyan tidak tahu apa-apa. Kakak Hilmi itu sedang merasa sangat bersalah sekarang. Bahkan bukan cuma ibunya, beberapa waktu yang lalu Joan juga bertanya hal yang sama. Apakah Hilmi ada masalah? Apakah Hilmi bercerita banyak tentangnya pada Iyan? Semua pertanyaan itu jelas Iyan tidak bisa menjawab.

Oleh karenanya tepat di hari ini, Iyan sengaja meluangkan waktunya, mencoba menghubungi Hilmi. Sudah jauh sekali jarak antara Iyan dan Hilmi padahal sejak dulu mereka selalu sedekat nadi. Iyan dan Hilmi sejak kecil memang sulit terpisahkan. Ibaratkan kata, di mana ada Iyan di situ ada Hilmi. Meskipun satu sekolah hanya di sekolah dasar, mereka tetap dekat. Tidak seperti hubungan persaudaraan laki-laki lainnya yang cenderung tidak dekat dan bersikap canggung. Hilmi dan Iyan malah sangat dekat sampai-sampai dulu sang ibu dengan tegas memisahkan kamar keduanya, takut jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan termasuk Hilmi yang mungkin bisa menjadi overprotektif pada Iyan. Tapi untungnya, semua ketakutan itu tidak pernah terjadi, mereka tetap dekat sebagai saudara laki-laki.

Sekarang Iyan sedang mencoba menelfon Hilmi. Satu kali, tidak diangkat. Dua kali, juga tidak diangkat. Dan akhirnya kali ketiga, Hilmi mengangkatnya. Namun sepertinya, cowok itu sudah tahu alasan dibalik Iyan tiba-tiba menghubunginya setelah sekian bulan mereka hampir tidak pernah berkomunikasi melalui telepon.

"Apa?" Suara Hilmi berbeda. Iyan menyadarinya. Tidak ada lagi sapaan hangat atau suara antusias dari Hilmi saat menerima teleponnya.

Kenapa Iyan baru menyadari ini semua? Sejak kapan Hilmi terasa begitu berbeda dari Hilmi yang biasa ia kenal? Sejauh itu kah jarak di antara mereka sekarang?

"Lo apa kabar?" Bodohnya Iyan, malah bertanya seolah mereka teman yang sudah lama sekali tidak berjumpa.

"Apa banget, sih. Kabar gue baik." Iyan bisa mendengar suara kekehan Hilmi.

Ah, adiknya yang satu ini. Tiba-tiba Iyan sangat merindukan adiknya. Apakah Iyan harus pulang sekarang juga biar bisa bersikap manja padanya seperti biasa?

"Lo nggak kangen gue apa?"

Cih. Iyan bisa mendengar Hilmi berdecih dari sana. Kenapa Iyan baru sadar kalau ia begitu merindukan adiknya sekarang?

Hilmi Untold Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang