Bab 29 :: Terbongkar

101 9 0
                                    

Akibat teriakan Iyan, semuanya jadi gaduh kembali. Bahkan tenaga Joan tidak cukup menahan Pak Heru yang terpancing emosi. Apalagi Hilmi yang memegangi Iyan, tubuhnya langsung tertepis ke belakang dan kedua orang tadi kembali bertengkar, saling adu pukulan. Hilmi dan Joan tidak bisa tinggal diam, mereka masih berusaha mencoba sekuat tenaga menghentikan perkelahian keduanya. Ketika Hilmi berhasil meraih pinggang Iyan dan menyeretnya beberapa meter ke belakang, justru pak Heru yang menarik kerah seragamnya, lalu menghantam Hilmi sekali. Anak itu jelas jatuh tersungkur. Joan juga kalah gesit dengan Pak Heru, ia tidak bisa menduga pergerakan tiba-tiba dari laki-laki itu. Padahal Hilmi sudah sempat memisahkan Iyan dengan Pak Heru, tapi sayangnya emosi kakaknya itu kembali membara.

Melihat Hilmi yang tersungkur akibat pukulan tiba-tiba dari pak Heru, emosi Iyan jadi tidak terbendung, dan keduanya kembali terlibat aksi saling pukul. Tidak bisa dibiarkan, Hilmi kembali mencoba membuat Iyan terpisah dari pak Heru. Joan pun demikian, beberapa menit mereka butuhkan untuk akhirnya pak Heru bisa dikendalikan. Agak susah membuat laki-laki itu berhenti ketika sudah terlanjur emosi. Sama halnya dengan Iyan, ia tidak bisa diprovokasi sedikit saja, karena akibatnya akan demikian. Sudah bisa dilihat sendiri bukan, yang ada malah Iyan akan semakin menjadi-jadi. Anak itu mungkin tidak akan berhenti sampai pak Heru benar-benar tidak berdaya.

Sayangnya, keduanya memiliki stamina yang kuat. Kalau saja bukan Joan yang berusaha menghentikan semuanya, Hilmi juga tidak akan bisa menghentikan Iyan yang kalap seperti tadi. Suara mereka jelas pasti mengundang rasa penasaran warga di sekitar. Ketika Hilmi sempat menoleh ke belakang, sudah ada beberapa warga yang menonton kejadian memalukan ini. Astaga, kenapa dua orang ini tidak bisa menahan emosi sebentar saja. Kalau sudah begini malu dilihat warga setempat.  Untungnya Joan juga cepat tanggap, ketika ia berhasil membuat pak Heru cukup tenang, Joan meminta warga yang tadinya berkumpul di depan rumah untuk kembali ke rumah masing-masing, tidak lupa mengucapkan maaf karena apa yang terjadi di rumah ini membuat kenyamanan mereka terganggu, Joan juga meminta ruang pada mereka untuk keluarganya berdiskusi secara damai karena masalah ini merupakan privasi keluarga.

Namun, masalah tidak sampai di situ. Tepat ketika penonton alias warga yang tadinya berkerumun mulai bubar, Hana datang dengan pandangan heran bercampur bingung. Wanita itu seakan mengatakan apa yang sedang terjadi dan kenapa banyak sekali orang berkumpul di depan rumahnya. Dan saat warga mundur dari depan rumah, Hana bisa melihat Pak Heru tengah di pegangi oleh Joan, Hilmi juga menahan Iyan.

Apa yang sebenarnya sedang terjadi?

"Kenapa ini?" Hana langsung berseru begitu masuk ke dalam halaman rumah satu langkah saja, membuat empat orang yang ada di sana menoleh seketika.

Nah kalau begini, Hilmi yakin Pak Heru tidak akan mau menyerang Iyan. Laki-laki itu pasti jaga sikap dengan adanya sang istri. Iyan juga tidak mungkin menghajar pak Heru di depan ibunya. Situasi untuk sekarang mungkin lebih aman. Jadi, Hilmi melepaskan pelukannya pada pinggang Iyan, sejak tadi memang posisinya sangat tidak mengenakkan. Joan juga melepaskan diri dari Pak Heru. Napas laki-laki itu masih tidak beraturan, sama halnya dengan Iyan. Hilmi rasa emosi masih menguasai abangnya.

"Anak kamu datang tiba-tiba pukul saya." Pak Heru angkat bicara terlebih dahulu.

Hilmi berdecih.

Dengan tidak tahu malunya laki-laki di depannya ini masih sempat berkilah. Kalau sampai ibunya masih membela pak Heru, Hilmi akan angkat kaki dari rumahnya hari ini juga. Ia akan tinggal selamanya dengan Joan. Iyan juga pasti berpikiran yang sama.

"Betul begitu, Iyan?" Hana bertanya pada Iyan yang sepertinya masih berusaha menguasai diri.

"Iya, aku yang pukul orang ini duluan. Tapi Ibu harus tahu alasan kenapa aku pukul Pak Heru duluan." Suara Iyan keras, jelas sekali ia tidak mau disalahkan akan hal ini, alasannya cukup jelas. Hana pasti akan memaklumi kalau Iyan membeberkan semuanya.

Hilmi Untold Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang