Bab 30 :: Usai Sudah

115 5 0
                                    

Keduanya terlibat pertengkaran yang cukup panas. Awalnya Pak Heru memang berlutut, memohon maaf Hana agar mereka tidak jadi berpisah, namun Hana tidak mengindahkannya, hingga pada akhirnya membuat Pak Heru cukup emosi juga. Laki-laki itu bangkit dari posisinya yang tengah berlutut, kemudian mengajak Hana bertengkar. Kali ini orang-orang yang ada di sana tidak bisa berbuat apa-apa, karena memang bukan kapasitasnya untuk memberhentikan mereka. Sekalian menunggu apa keputusan pasti dari keduanya. Kalau dilihat dari Hana sih, sepertinya wanita itu sudah tidak mau lagi berurusan dengan Pak Heru. Hilmi bisa melihat ada kekecewaan besar yang terlihat dari ekspresi wajah Hana. Meski keduanya tengah bertengkar hebat, apalagi jika melihat Pak Heru seperti kelabakan tidak ingin dipisahkan oleh Hana.

"Aku bilang nggak bisa, Mas! Kamu memperlakukan anakku seperti itu, sama saja melukai aku. Aku nggak bisa tinggal sama orang yang kayak gitu selamanya."  Hana berteriak, sembari berusaha melepaskan cengkraman Pak Heru dari lengannya.

"Kamu pikir saya begitu tanpa alasan? Anak kamu saja yang lemah. Jadi cowok nggak bisa lemah kayak gitu! Saya berusaha mendidiknya supaya menjadi anak laki-laki yang tangguh!"

Hilmi ingin meludahi wajahnya detik itu juga begitu mendengar apa yang laki-laki itu katakan pada ibunya. Mendidik katanya, bilang saja kalau memang Hilmi hanya menjadi samsak kemarahannya saja.

Dan ternyata tidak hanya Hilmi yang merasa demikian, Hana pun sama. Satu menit setelahnya, Hana kembali menampar pipi Pak Heru keduanya. Laki-laki itu juga tidak kalah emosi, kedua tangannya juga terangkat hendak menampar balik Hana. Untung saja Joan gerak cepat menghentikan tangan pak Heru yang hendak menampar kakaknya.

"Kalau sampai tangan ini sampai ke pipi Kakak saya, jangan harap tangan ini bisa digunakan lagi, Mas. Tolong selesaikan masalah kalian baik-baik." Joan serius dengan ucapannya, cengkraman tangannya pada tangan Pak Heru juga tidak main-main eratnya. Laki-laki itu pasti tahu seserius apa Joan dengan ucapannya barusan.

Keduanya masih berbelit-belit, namun pada akhirnya mungkin karena sudah terpojok, Pak Heru akhirnya mengalah. Detik itu juga, ia mengucapkan talak pada sang istri dan keputusan Hana tetap bulat, kalau mereka harus bercerai. Akhirnya, pak Heru masuk ke dalam, mengambil semua baju dan barang yang ada di dalam itu, kemudian keluar dengan tatapan tidak mengenakkan, lalu sebelum benar-benar berlalu dari hadapan mereka, Pak Heru sempat mengatakan sesuatu.

"Harusnya kalian bersyukur saya masih mau menerima Ibu kalian yang sudah menjanda lama. Kamu juga harusnya bersyukur saya nggak pernah main tangan sama kamu, karena saya beneran sayang sama kamu, Hana."

Hana terlihat tidak peduli. "Percuma kalau yang kamu nikahi hanya aku, tidak dengan anak-anakku. Sudahlah, Mas. Kita bertemu di pengadilan, secepatnya."

"Dasar manusia tidak bersyukur."

Itu kalimat terakhir yang Pak Heru ucapkan hingga kemudian pergi meninggalkan rumah.

Setelah perdebatan dan pertengkaran yang cukup melelahkan, akhirnya selesai. Hana memeluk kedua anaknya. Air mata wanita itu masih menetes, rasa bersalahnya cukup besar mengetahui di belakangnya, anak-anaknya menderita karena pernikahan Hana sendiri. Meskipun memang Hana tidak mengerti apa-apa tapi melihat Hilmi, anak bungsunya selama ini menderita, juga mengalami kekerasan rumah tangga. Hana memang tidak mengalami apa-apa dan rumah tangganya dengan pak Heru baik-baik saja, namun mendengar Hilmi sang bungsu mengalami kekerasan seperti ini, hatinya sakit sekali.

Sembari berpelukan, Hana meminta maaf sebesar-besarnya pada mereka berdua, terutama Hilmi yang selama ini bertingkah aneh tapi Hana tidak berhasil menebak anak itu kenapa. Hilmi jelas memaafkan, semua yang terjadi padanya bukan salah Hana. Meskipun di awal Hilmi memang sedikit kesal karena ibunya yang salah menikahi orang, tapi jika dipikir-pikir Hana tidak salah. Tidak salah bagi Hana menikahi Pak Heru karena memang ia suami yang baik untuk Hana, namun tidak tepat karena meskipun pak Heru suami yang baik, ternyata ia bukan ayah yang baik bagi anak-anak Hana. Pak Heru tidak cocok menjadi seorang ayah.

Hilmi Untold Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang