30. 🐬

12.5K 1.2K 42
                                    

Tunggu ✋

⚠️ Chapter ini ada beberapa kata umpatan atau kata kasar,  jangan di tiru, oke? Sipp, terimakasih ฅ'ω'ฅ

.
.

Reyker bersandar dengan tangan yang menyilang di depan dada. Ia melirik sinis ke arah sampingnya, bibirnya mencebik.

Wajahnya kentara sekali jika ia tidak menyukai pemandangan di sampingnya.

" Dek, sama Abang aja sini. " Ucapnya kepada sang Adik yang tengah bersandar dengan tenang di pangkuan Pamannya.

Dengan mulut yang menyesap kuat susunya, Sky sedikit menolehkan kepalanya. Ia menatap Reyker sayu, lalu si kecil menggeleng tanda ia menolak ajakkan Abangnya.

Matanya mengerjap pelan, tangannya otomatis memegang dadanya.

" Merasa terkhianati, Abang. " Dramatis Reyker.

Sedangkan Velion memandang aneh ke arah keponakannya, ia merasa ngeri melihat ekspresi memelas Reyker yang cukup menggelikan untuknya.

" Hentikan. " titah Velion dingin.

Hal itu membuat Reyker mengumpati Velion di dalam hatinya, Dasar jomblo minim ekspresi.

Velion memutarkan matanya malas melihat Reyker yang misuh-misuh di tempatnya.

Kini kepalanya menoleh ke bawah.

" Turunkan tangan mu, Pendek. " Ujar Velion saat sebuah tangan kecil memegang bibir, lubang hidung, dan pipinya.

Sky menurut, ia kembali memegang botol susunya dengan kedua tangannya yang mungil.

Ada perasaan bingung di dalam hati Velion saat melihat kelakuannya saat ini, tidak biasanya ia berperilaku seterbuka ini kepada orang asing.

Jika yang di pangkuannya saat ini bukan bocah pendek yang sedikit menarik perhatiannya, mungkin Velion sudah mendorong atau bisa saja ia langsung menjatuhkannya ke bawah.

Walaupun dia ingin, tapi entah kenapa ia tidak bisa melakukannya. Hati dan tubuhnya seakan tidak menolak sentuhan dan perlakuan manis si kecil.

Justru ia merasa sedikit, senang?

" Jadi, siapa bocah pendek ini? " Tanyanya, ia mengalihkan tatapannya kembali ke arah Reyker.

Bisa Velion lihat tubuh keponakannya itu langsung menegang.

Alisnya terangkat, ekspresinya kian menggelap saat Reyker tak kunjung menjawab pertanyaannya.

" Jawab Reyker! " Ucap Velion dengan nada rendahnya.

Tangan Reyker meremat celana hitamnya, dengan perasaan gusar ia membalas tatapan tajam Velion.

" Namanya, Skyler Asofa Damor. Anak Papa sama Mama, umurnya baru empat tahun. " Jelas Reyker singkat.

Baru kali ini Reyker ingin anggota keluarganya pulang dengan cepat, Siapapun tolong selamatkan Rey dari jelemaan harimau galak ini. Batin Reyker menjerit.

Ia sungguh di buat diam tak berkutik hanya dengan tatapan datar sang Paman.

Tidak ada balasan dari Velion, pria bersurai cokelat kemerahan  itu hanya diam dengan tatapan yang sulit di artikan. Tentu Velion tau maksud dari ucapan Reyker.

Tidak ada masalah, hanya saja ia sedikit bertanya-tanya. Hal apa yang membuat keluarganya tertarik dengan si bocah pendek gembul ini?

Velion menyugarkan rambutnya kebelakang, lalu ia melemparkan senyuman tipis kepada Reyker, membuat pemuda itu membeku.

Dunia Skyler! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang