Bab 5

8.6K 327 43
                                    

Setiap kali mengingat momen Ratna diboncengi Renata, ia tak bisa menyembunyikan senyumnya. Perasaan itu menghangatkan hati dan membuat hari-harinya terasa berwarna. Saat di minimarket, ia terus saja tersenyum sendiri, mengingat dirinya dengan lancang memeluk Renata dari belakang.

Pulang ke rumah, senyuman itu masih terpancar di wajah. Setiap kali Ratna mencoba fokus pada pekerjaan atau aktivitas lainnya, pikirannya selalu kembali pada momen tersebut. Hatinya berdebar setiap kali mengingat senyum Renata dan segala sesuatu tentangnya.

Sore itu, Ratna duduk di teras rumahnya, menikmati angin sepoi-sepoi. Ia melamun, memandangi langit yang mulai berwarna jingga, tenggelam dalam pikirannya sendiri. Perasaan yang selama ini tak pernah ia rasakan mulai membingungkan dirinya.

"Sebenarnya aku kenapa, sih?" gumamnya pelan sambil tersenyum kecil, mengingat momen-momen bersama Renata.

Ratna seperti orang yang kasmaran. Jantungnya berdebar setiap kali mengingat Renata, dan senyumnya tak bisa hilang dari wajah. Perasaan aneh ini, yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, membuat Ratna bingung sekaligus bahagia.

"Kenapa aku jadi begini, ya?" Ratna menggelengkan kepala, mencoba mencari jawaban. "Apa mungkin aku ... suka sama dia?"

Pertanyaan itu terus berputar dalam benak. Ia mencoba menganalisis perasaannya, tapi semakin ia berpikir, semakin bingung ia dibuatnya. Namun, satu hal yang pasti, perasaan ini membuatnya merasa hidup dan bahagia. Ratna merasa ada sesuatu yang spesial dalam dirinya, dan rasa itu baru saja bangkit ke permukaan.

Ratna menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan hatinya yang berdebar. Ia diliputi kebingungan dan perasaan yang tak biasa. Pikirannya terus berputar, mencari jawaban atas perasaan yang selama ini ia abaikan.  Terkadang Ratna sering heran dengan dirinya sendiri. Dari dulu, ia selalu tertarik dengan perempuan, tapi jarang tertarik dengan laki-laki.

Dia lebih suka memandang perempuan yang cantik dibandingkan lelaki tampan. Namun, Ratna selalu menepis rasa aneh itu, berpikir bahwa itu hanya sekadar kekaguman saja. Oleh karena itu, ia memilih untuk mengabaikan perasaan tersebut selama ini.

Namun, perasaannya terhadap Renata membuatnya tidak bisa lagi mengabaikan hal itu. Ia harus mencari jawaban, memahami apa yang sebenarnya ia rasakan. Dengan ragu-ragu, ia menarik ponsel dari saku celana pendeknya dan mulai mengetik sesuatu di mesin pencarian.

Apakah normal menyukai sesama perempuan?

Ratna mulai membaca artikel dari berbagai sumber yang muncul di layar ponselnya. Ia merasa bingung dan sedikit cemas, namun juga penasaran. Selama ini, Ratna yang hanya lulusan SMP, tidak mengerti istilah LGBTQ, bendera pelangi, atau hal-hal semacam itu. Maklum saja, ruang lingkup pergaulannya cuma sekitar desa, kampung, atau paling jauh ke kota  kabupaten.

Saat membaca artikel-artikel tersebut, Ratna mulai memahami bahwa ada banyak orang yang memiliki perasaan seperti dirinya. Ia menemukan bahwa menyukai sesama jenis adalah sesuatu yang normal dan ada banyak orang di dunia yang merasakan hal yang sama. Ada istilah-istilah baru yang ia pelajari, seperti lesbian, biseksual, dan LGBTQ. Semua informasi ini membuatnya tersadar bahwa ada berbagai bentuk cinta di dunia ini, bukan hanya antara perempuan dan lelaki.

Ratna merasa lega sekaligus bingung. Ia tak pernah menyangka bahwa ada dunia yang lebih luas di luar sana, dunia yang penuh dengan keberagaman dan cinta dalam berbagai bentuk. Perasaannya terhadap Renata kini terasa lebih masuk akal, namun ia juga tahu bahwa perjalanan ini baru saja dimulai.

Ratna menarik napas panjang, mencoba mencerna semua informasi baru yang ia dapatkan. Ia merasa sedikit lebih tenang, meski masih ada banyak hal yang perlu ia pahami. "Jadi selama ini, aku ... Lesbian," gumam Ratna syok dengan orientasi seksual serta jati dirinya.

JANDA MERESAHKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang