Bab 34

6K 345 75
                                    

👣

Setelah ciuman yang hanya berlangsung beberapa detik itu, Ratna dan Renata perlahan naik ke permukaan air, memecah keheningan laut yang sempat menyelimuti mereka. Keduanya terengah-engah, berusaha mengatur napas. Mereka saling bersitatap. Renata tampak salah tingkah, senyuman kecil muncul di wajahnya, sedangkan Ratna menyeka air dari wajah sambil menyeringai kecil.

Sembari mengayuh tangan perlahan di air yang tenang, Renata dan Ratna tetap berada dekat satu sama lain. Keduanya tak tahu harus berkata apa, tapi senyuman itu jelas mengungkapkan segala hal. Ada rasa tak terucapkan di antara mereka, sesuatu yang tak bisa disangkal setelah momen intens yang baru saja terjadi di bawah air.

Ratna mencoba menjaga sikapnya tetap tenang meskipun hati berdebar. Dia memberikan senyum manis. “Tadi itu ...,” ucap Ratna perlahan, suaranya sedikit gemetar selingi suara deburan ombak.

Renata hanya mengangguk pelan, “Mendebarkan sekali,” timpal Renata terkekeh, seraya membiarkan senyumnya merekah di bibir.

Mereka berdua mengambang di permukaan air, membiarkan ombak kecil membawa tubuh mereka perlahan menuju bibir pantai. Renata akhirnya berbisik, “Ratna ... apa benar kamu menyukai saya?” Matanya menatap lekat ke arah Ratna, mencari jawaban yang mungkin saja sudah ada di dalam tatapan itu.

Ratna mendekatkan wajahnya pada Renata. “Apa kamu masih ragu, Rena?"

"Nggak sih, cuman memastikan aja."

"Kalau begitu jangan tanya itu lagi, ya. Saya benar-benar sayang sama kamu, Rena. Apa perlu saya berenang ke tengah laut untuk membuktikannya?"

Mata Renata terbelalak kaget. "Jangan! Ish apa-apaan coba?!"

Cengiran lebar terpatri di wajah cantik Ratna. "Saya cuman bercanda Bu dokter. Lagipula saya belum siap mati, hihi," katanya sembari terkikik geli.

Renata merasakan debaran di hatinya semakin bergemuruh. Sesuatu yang baru saja dimulai di antara mereka terasa begitu kuat, begitu nyata, meski tanpa banyak kata. Mereka hanya saling menatap lagi, seolah sepakat bahwa momen ini adalah milik mereka berdua, dan hanya mereka yang memahaminya.

Tanpa sadar, keduanya mulai berenang pelan-pelan menuju pinggir pantai, meninggalkan perasaan yang terus menggelora dalam hati masing-masing, seolah membawa sesuatu yang baru dalam hubungan mereka yang sebelumnya belum pernah terjelajahi.

Jesselyn dan Fiona memandangi dari kejauhan dengan tatapan yang sulit diartikan. Fiona mengerutkan dahi, memperhatikan bagaimana Renata dan Ratna berjalan dari bibir pantai sambil bergandengan tangan. Keningnya semakin berkerut, ada perasaan aneh yang mulai tumbuh dalam benaknya. Fiona menatap Jesselyn yang tampak diam, sedikit gelisah, meskipun berusaha menyembunyikannya.

"Kirain kalian hanyut," Fiona berseloroh. "Jauh banget renangnya sampai ke sana."

Ratna hanya tersenyum lebar, tanpa berniat membalas ucapan Fiona. Matanya masih berbinar, seakan tak peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain. Ia melirik Renata sekilas, ekspresinya tampak datar.

Dilepaskannya genggaman tangan Renata dari Ratna walau enggan. "Di sana kita asyik berenang dan menyelam," katanya dengan nada tenang, meskipun di dalam hati masih ada perasaan yang belum sepenuhnya hilang setelah momen intim tadi.

Jesselyn di sisi lain, tak bisa menyembunyikan cemburu yang berdesir di dalam hatinya. Ia memang tak mau terlalu berspekulasi, tapi jelas ada sesuatu yang mengusik pikiran. Apa yang dikatakan Fiona tentang kedekatan Ratna dan Renata beberapa waktu lalu kini mulai terlihat lebih nyata di depan mata. Tanpa sadar, Jesselyn menatap Renata lebih lama, mencari-cari tanda apakah benar ada sesuatu di antara mereka berdua.

JANDA MERESAHKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang