Pasti pada gercep kalau ada tanda ++ mah 🤣
Jgn lupa vote nya kalau suka, ya. Kan Author cape nulis sambil ngebayangin Adegan ehem²nya 🤣 maklum otak Author nya masih polos 🥱
Saat pintu terbuka dan Arga muncul tiba-tiba, keduanya langsung berteriak panik. Mereka saling menutup mulut, mata terbelalak lebar. Gelagapan, Renata menarik selimut sampai leher guna menutupi tubuh mereka berdua, berusaha terlihat seperti tidak melakukan apa-apa. Sedangkan Ratna, hampir tergelincir dari ranjang dalam upayanya meraih kaos dan celana yang teronggok di lantai samping ranjang, membuat kasur berdecit pelan.
"Astaga!" ucap Renata ketar ketir seraya berusaha membetulkan posisinya di bawah selimut. Sementara itu, Ratna kalang kabut dari balik selimut mengenakan kembali kaos serta celananya, dan dengan cepat duduk tegak. Wajahnya merah merona, mencoba terlihat santai meski jantung berdegup kencang.
Arga yang masih berdiri di ambang pintu, meski setengah mengantuk memerhatikan keduanya dengan polos. "Mami, kenapa Mami tidur bareng kakak cantik? Terus kenapa nggak pake baju?" tanyanya dengan lugu, alisnya berkerut.
Menelan ludah, mereka bertukar pandang dengan resah. Renata melirik ke arah tubuhnya yang terbalut selimut. Ratna bungkam, menutup mulut menahan tawa. Renata akhirnya berusaha menjawab sambil tersenyum canggung. "Ehm, Mami sama Kakak Ratna ... kegerahan tadi. Kan panas, Arga."
Ratna menambahkan dengan cepat, "Iya betul, di sini gerah makanya kakak sama mamimu lepas pakaian!" Sembari mencoba bersikap biasa-biasa saja, Ratna bangkit dari ranjang, meraih piyama Renata yang teronggok di lantai, kemudian menyerahkannya pada Renata. Renata langsung terduduk seraya mengenakkan kembali piyamanya di balik selimut, meskipun terlihat kikuk.
Arga yang masih polos, mengangguk saja mengiyakan. Renata berusaha tetap tenang, menarik napas dalam, dan berujar, "Sini kalau mau bobo bareng Mami." Renata menepuk kasur di sebelahnya.
Begitu Arga mulai naik ke ranjang, Renata cepat-cepat membenahi posisi, merapikan pakaian dan mengatur selimut agar tidak ada yang terlihat mencurigakan. Ratna yang masih duduk di sudut ranjang pun berdiri. "Rena, aku balik ke kamar, ya."
"Baiklah," balas Renata sembari tersenyum kaku. Begitupun Ratna, mereka tidak bisa menahan tawa dari insiden yang mengejutkan barusan.
"Dasar bodoh. Malah lupa dikunci," Ratna membatin konyol.
***
Suasana di villa berubah riuh rendah. Setelah beberapa hari menikmati liburan, kini semua orang disibukkan berkemas untuk kembali pulang. Matahari baru saja terbit, menyinari halaman villa dengan cahaya keemasan yang lembut.
Renata sibuk merapikan pakaian ke dalam koper besar, melipat baju-baju yang berserakan di kasur dengan tergesa-gesa. Di sudut kamar, Arga sedang mencoba menutup ransel biru yang hampir meledak isinya. Dia menekan-nekan ransel tersebut dengan kedua tangan sambil mengerahkan seluruh tenaga.
“Jangan dipaksakan Arga, nanti Mami saja yang rapihkan isi tasmu," kata Renata setengah berteriak.
Arga beralih ke atas ranjang dan melompat-lompat, membuat tas yang belum tertutup sempurna itu hampir terbalik. “Mamiii, lihat! Arga bisa loncat tinggi!” serunya dengan riang, sama sekali tidak sadar kalau ibunya sedang sibuk.
“Arga, sayang, jangan begitu ah. Nanti kasurnya rusak!"
Renata berhenti sejenak, menatap ruangan yang perlahan mulai kosong. Pakaian, mainan, dan perlengkapan lain yang semula berantakan di setiap sudut kamar kini mulai teratur masuk ke koper dan tas. Hanya tinggal beberapa kantong plastik di sudut kamar dan satu-dua handuk yang masih tergantung.
KAMU SEDANG MEMBACA
JANDA MERESAHKAN
RomanceKisah seorang janda muda primadona desa, incaran pemuda lajang sampai pria paruh baya. Dia mempunyai daya tarik dan pesona yang memikat tak ayal membuat setiap lelaki yang melihatnya terpana. Akan tetapi, tidak ada satupun yang tahu rahasia seorang...