.
.
.
CHAPTER 32 : Home
Christian menyelesaikan semuanya dengan cepat dan rapi. Pria itu bahkan hampir tak mengenal waktu istirahat.
Hingga akhirnya hanya butuh waktu 3 minggu untuk mereka memastikan bahwa Ludwig dan para pengikutnya berada dikuasa mereka.
Meninggalkan ratusan pasukan untuk terus berjaga dan mengamankan istana, Christian dan pasukan lainnya pun kembali ke Balderick membawa kemenangan.
Warga Balderick yang sedari awal menyetujui pemberontakan Christian pun tak luput dari selebrasi.
Mereka menunggu sang pemimpin dengan sukacita di perbatasan kota, dan bersorak riang begitu mendapati barisan pasukan gagah mulai terlihat.
Tak hanya di pusat kota, Anastasia yang berada di manor pun menanti kedatangan Christian dengan perasaan hangat.
Mengenakan gaun biru tua yang serasi dengan warna bendera Balderick, Anastasia menatap pasukan Christian dari kejauhan dengan kekaguman.
Tak butuh waktu lama hingga akhirnya suara hentakan kaki kuda semakin mendekat dengan sorakan para warga.
Gadis itu menatap Christian yang mulai terlihat di netranya dengan penuh arti.
Kini, tak ada lagi Christian yang mati terbunuh oleh Ludwig.
Tidak ada Christian yang buta karna cintanya.
Dan taka da kekalahan untuk Balderick.
Yang ada hanyalah Christian yang pulang sebagai pemenang.
*
Christian turun dari kudanya dengan mata yang tak lepas dari wanita bergaun biru.
Ribuan orang yang menyambutnya sama sekali tak menjadi gangguan untuk pria itu melihat kearah gadis yang selalu menyita pikirannya.
Tanpa meunggu lebih lama, pria itu segera turun dari kudanya dan berlari menghampiri gadis cantik tersebut.
Anastasia yang tidak menyadari pergerakan cepat Christian pun terpekik pelan saat pria itu mengangkat dan memutar tubuhnya dalam posisi memeluk.
"Christian!" pekik Anastasia yang hanya bisa dengar oleh lelaki berseragam baja tersebut.
"Aku merindukanmu" ujar Christian sembari mengecup pipi Anastasia dan menurunkan gadis tersebut.
Tak membalas ungkapan kerinduan tersebut, Anastasia hanya diam sembari menatap wajah Christian dengan seksama.
"Kau mengingkari janjimu" ujar Anastasia sembari mengelus pelan luka robek di alis pria tersebut yang sudah terbalut dengan rapi.
Meskipun tahu bahwa sehbat apapun Christian, prang tetaplah perang dan hampir mustahil untuk pulang tanpa luka segores pun. Namun tetap saja rasanya tak nyaman bagi Anastasia untuk melihat luka tersebut.
"Maaf, tapi aku telah membalas mereka ribuan kali lipat" ujar Christian.
Anastasia tersenyum.
"Kerja bagus, aku bangga padamu"
Mendengar itu, Christian tersenyum lebar.
Jenis senyum yang hanya ia perlihatkan kepada satu insan di dunia.
Setelahnya pria itupun menyapa para warga yang telah hadir, sesuai dengan instruksi Anastasia sebelum akhirnya mereka memasuki manor.
*
Setelah 3 minggu meninggalkan manor, hal pertama yang Christian lakukan setelah kembali adalah mengurung diri di kamar- lengkap bersama Anastasia tentunya.
Selesai membersihkan tubuhnya dan mengenakan pakaian yang nyaman, pria itu kini bergelut nyaman didekapan Anastasia.
Ucapan rindu yang beberapa saat lalu pria itu ungkapkan sebenarnya tak bisa menjabatkan dengan sempurna bagaimana perasaan Christian.
Perasaan Christian begitu menggebu-gebu, karena itu juga pria berambut pirang itu memutuskan untuk tak mengirimkan satupun surat, karena ia tak ingin fokusnya semakin terpecah.
Dan meskipun tak mendapat balasan, Christian pun tahu bahwa gadis bergengsi tinggi ini juga merindukannya. Lelaki itu tak ingin menuntut ungkapan yang sama, yang terpenting baginya adalah Anastasia berada disini, disisinya.
**
Wilayah Balderick terkenal memiliki suhu yang lebih hangat dengan kawasan yang subur dibandingkan beberapa kota di Berdinth, karena itu banyak bahan pokok makanan yang dihasilkan dari tanah ini.
Berminggu-minggu selama peperangan terjadi, Anastasia memutuskan untuk menutup segala akses Balderick dari wilayah luar. Gadis itu tak ingin mengambil resiko dengan mempertaruhkan banyak nyawa yang berada di Balderick.
Setelah berdiskusi dengan Tom -ajudan Christian, dan memeriksa laporan keamanan selama penyerangan terjadi, akhirnya Anastasia memutuskan untuk membuka kembali 10% jalur perdagangan.
Dan jika biasanya ada beberapa petugas dari luar kota yang mengangkut sendiri bahan-bahan yang ingin mereka beli, kali ini akan ada petugas dari Balderick yang mengantarkan ke beberapa kota terdekat.
Anastasia melakukan hal tersebut karena gadis itu mencegah adanya orang asing yang masuk ke wilayah Balderick.
Sampai situasi aman nantinya, saat Anastasia dibebas tugaskan dari memimpin Balderick dan disaat Christian telah resmi menjadi Raja maka Balderick bisa beroperasi seperti biasa lagi.
"Penjagaan harus tetap ketat, aku-"
Perkataan Anastasia terpotong saat pintu ruang kerjanya terbuka dan menampakan pria dengan setelan santainya.
"Anastasia" panggilnya.
Dari nada bicaranya, Anastasia jelas tahu bahwa Christian sedang tidak dalam suasana hati yang baik. Dan Anastasia tak perlu heran, karena itu murni kesalahannya yang meninggalkan pria itu saat ia sedang tertidur lelap.
Ia pikir lelaki itu akan tidur dengan pulas karena kelelahan dan tidak akan menyadari ketidak hadirannya. Lagipula Anastasia memang berencana mengurus beberapa hal dengan Tom dan Tyler sebentar sebelum akhirnya kembali, siapa yang sangka hanya ditinggal 30 menit dan Christian sudah terbangun.
"Tom, kita lanjutkan nanti" ujar Anastasia, mengusir halus kedua pria tersebut dan menghampiri Christian yang masih berada di ambang pintu.
"Maaf ada hal yang harus aku bicarakan mengenai pengiriman bahan baku," ujar Anastasia sembari merapikan rambut pirang Christian yang tampak berantakan.
"Kau tidak seharusnya keluar dengan penampilan seperti ini" lanjutnya, sedikit kesal karena seharusnya Christian dengan tampilan yang baru terbangun dari tidurnya ini hanya untuknya.
"Kau menyalahkanku sekarang?"
Tak menjawab, Anastasia lebih memilih untuk mengajak Christian kembali ke kamar sebelum pria itu tantrum.
"Ayo kembali, kau butuh lebih banyak tidur"
"Aku akan benar-benar marah bila kau meninggalkanku lagi"
***
TBCPublished, 18-07-2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Anastasia's
Romance[MY ORIGINAL STORY!] Sebenarnya bukannya Anastasia senang bisa bertransmigrasi ke dalam novel sebagai pendukung antagonis. Hanya saja, sudah 3 bulan semenjak dia mencoba untuk kembali ke dunianya, namun hasilnya tetap nihil hingga rasanya gadis itu...