CHAPTER 7 ; No one has to know what we do

50.4K 4.5K 145
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

CHAPTER 7 ; "No one has to know what we do"

"Duke Rigardson, mengirimkan anda surat"

Berjalan mendekati jendela, Christian memberi Tom kode untuk membacakan isi surat tersebut.

"Duke Rigardson menanyakan mengenai rencana yang sempat tertunda beberapa hari lalu, dan mengenai pengeksekusian pengkhianat yang telah anda ketahui identitasnya"

Christian mendengarkan dengan seksama dengan mata elangnya yang menatap seorang gadis bergaun hijau yang tampaknya tengah begitu menikmati pemandangan dihadapannya.

"Kirimkan undangan kepada Malvius, Evan dan David untuk pertemuan 2 minggu dari sekarang"

Mengalihkan tatapannya, Christian menatap Tom dengan tajam.

"Dan untuk pengkhianat itu, aku sendiri yang akan mengurusnya."

***

"Salam, Duke"

Reina membungkukan tubuhnya, tidak sempurna 90 derajat mengingat gadis berpakaian pelayan itu tengah membawa nampan dengan teh dan cangkir.

"Ada apa?" tanya Christian yang entah disadari atau tidak, sedikit melembut.

"Saya ingin menyeduhkan teh untuk anda, saya pikir anda butuh tambahan energi" ucap Reina.

Gadis itu mengucapkan dengan sangat normal, seakan hal itu adalah hal lumrah diantara pelayan dan majikan.

Membukakan pintu, Christian pun mempersilahkan Reina untuk memasuki kamarnya.

Gadis itu masuk dan meletakan nampan tersebut diatas meja santai Christian, dan dengan cekatan menyeduhkannya.

"Teh jasmine, kesukaan anda, Yang Mulia" ujar Reina diiringi senyum lembutnya yang selalu bisa membuat hati Christian menghangat.

Berbagai macam pikiran hinggap di kepalanya.

Banyak perandaian di otaknya yang terus bermunculan.

Andai gadis dihadapannya ini tulus berpihak padanya.

Andai senyuman yang selalu ia damba itu memang untuknya.

"Terimakasih" ujar Christian dengan tubuh yang kini sudah ia dudukan di sofa yang berhadapan langsung dengan meja- tempat dimana Reina menyeduhkan teh nya.

"Saya tahu, beberapa hari ini mungkin berat bagi anda, maaf saya tidak bisa membantu apapun selain berusaha menghilangkan penat anda, Yang Mulia" ujar Reina.

"Ini sudah lebih dari cukup"

Reina tersenyum.

Masih berdiri di tempatnya, gadis itu menatap Christian dengan lembut.

Anastasia'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang