[MY ORIGINAL STORY!]
Sebenarnya bukannya Anastasia senang bisa bertransmigrasi ke dalam novel sebagai pendukung antagonis. Hanya saja, sudah 3 bulan semenjak dia mencoba untuk kembali ke dunianya, namun hasilnya tetap nihil hingga rasanya gadis itu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
CHAPTER 29 : Bitter face, sweet taste
Setelah melakukan pertemuan dengan para pejabat lain di daerah Selatan, kini Christian mendudukan dirinya di ruang kerja dengan bibir tersungging tipis.
"Duke Emeric telah memastikan bahwa ia akan membantu segala keperluan yang kita butuhkan" jelas Malvius yang baru saja kembali dari Kerajaan Eudonia.
Sesuai dengan perkiraan mereka, meskipun Duke tersebut merupakan menantu dari Raja Ludwig, bukan berarti pria itu ingin membiarkan Raja tersebut tetap hidup.
Dengan ini Christian menang telak.
Dengan Eudonia yang berada disisinya, Ludwig tidak memiliki kesempatan.
Sesaat berbincang dengan Malvius, Christian menatap lelaki bersurai merah itu saat ia berniat pulang lebih cepat.
"Nanti malam ada pesta debutante yang harus kuhadiri" ujar Malvius.
Pesta debutante?
"Ibuku memintaku untuk setidaknya hadir, siapa tahu aku bisa berbincang dengan nona bangsawan tersebut atau mengenal gadis lajang lain kan?"
Mendengar perkataan itu, Christian tertegun. Sempat lupa kenyataan bahwa pesta debutante merupakan acara dimana para lajang mencari pasangan mengingat mereka sudah memasuki usia legal.
"Omong-omong Lady Ambrose juga akan mengadakan debutante-nya kan?"
"Ya"
"Pesta itu menjadi perbincangan hangat di kalangan para lajang saat ini"
Berbeda dengan Evan dan David yang telah mengetahui kedekatan antara Christian dan Anastasia, Malvius yang baru kembali dari Eudonia tentunya masih menganggap hubungan tersebut merupakan hubungan palsu.
"Ya, meskipun rumor kalian memiliki hubungan, namun masih banyak yang belum percaya dan tidak ingin melewatkan kesempatan-"
"Keluar" sela Christian, tidak mengizinkan Malvius melanjutkan ocehannya.
Malvius dengan wajah tak berdosanya menatap Christian dengan heran.
Mengapa wajah lelaki itu terlihat marah?... Dan hei ada apa dengan hawa disekitarnya?!
