Chapter 4

452 68 1
                                    

B:biasa
B:penekanan
B:bahasa asing/dll

Welcome

Happy reading

"Menghajar yang lemah disebut kekuatan? Aku senang melihat kelompok lain tapi ternyata mengecewakan."Sakura berjalan ke arah Togame lalu menatapnya dengan tajam.

"Sangat, sangat mengecewakan malah. Aku pikir dia bisa membunuhku, ternyata orang yang akan membunuhku adalah culun. Tidak jadi deh, mendingan dihajar."ucap (M/n) sembari membuat wajah kecewa.

Togame menyeringai. "Mengecewakan, ya?"

"Hei, dia berani bilang begitu. Bunuh yuk?"ucap anggota Shishitoren yang seperti banci.

Togame mengayunkan tangannya. "Ah, sudahlah, tenang. Omong-omong, kau.. kepalamu luar biasa juga, mirip othello. Kalau si cebol itu matanya yang berwarna biru menyala, seperti kucing."(M/n) menghela napas pasrah, ia sudah sering dibilang seperti itu karena warna matanya.

"Kenapa malah bahas itu!!?"

"Lagi pula, kau ini. Bicaranya cepat sekali."ucap Togame dengan lambat.

"Kau yang lambat!"

"Nah, iya kan? Suaramu tak jelas. Sampai membuatku muak."Togame tersenyum aneh, membuat (M/n) mengerutkan keningnya.

'senyum macam apa itu?'batinnya.

"Baiklah, sudah aku putuskan. Aku akan mencari tempat yang bagus untuk menghabisi kalian berdua. Karena aku juga sudah mengingat wajah kalian. Sampai jumpa, neko-kun, othello-kun."

"Sampai jumpa juga~"

"Siapa juga yang othello?"

"Hei, kalian bertiga! Apa yang kalian lakukan!? Ini akan menjadi bencana besar loh!! Perang ini namanya!"ucap Nirei dengan panik sembari menggoyangkan bahu (M/n), sampai membuatnya sedikit pusing.

"Sudah, sudah Nirei-kun, tenang dulu."Suo mengusap bahu Nirei. "Tadinya, aku pikir telat menimbrung. Tapi setelah melihat dia, aku jadi bersyukur tidak ikut campur."ucap Suo sambil menunjuk Hiragi yang sedang mengeluarkan obatnya.

"Hiragi-san, sebaiknya ikuti petunjuk pemakaian obatnya."ucap Nirei dengan gugup.

"Coba kalau tadi (M/n) dan Sakura tidak memprovokasi! Sudah pasti kita tidak akan ikut terseret."ucap Nirei jadi menyalahkan keduanya. Sakura tak peduli, dan (M/n) hanya diam.

"Bukankah kau mau melindungi orang kota?"mengetahui apa maksud (M/n), Nirei terdiam. (M/n) melanjutkan ucapannya. "Kau tahu? Jika kita tidak menolongnya, pemuda ini sudah pasti keadaannya lebih buruk dari sekarang."ujar (M/n) dengan tangan yang menunjuk anak SMP kelas tiga itu.

"Togame bukanlah orang sembarangan. Di antara anggota Shishitoren, keyakinan wilayahnya yang sangat kuat. Dia takkan membiarkan kalian begitu saja."sahut Hiragi.

"Begitu, ya."cicit Nirei, kepalanya ia tudukan.

"Yang sudah terjadi, biarlah. Selain itu, seharusnya aku yang bergerak lebih dulu tadi, maaf. Kita kembali ke sekolah dulu."ucap Hiragi membuat semua orang sedikit terkejut. Hiragi mendekat kearah bocah SMP yang tadi dikejar-kejar. "Kau anak kelas tiga SMP."

"Aku Sasaki."

"Sasaki, kau ikut juga."

Setelah kejadian ini, akhirnya mereka kembali ke sekolah. Untuk menemui sang puncak.

Suara langkah kaki mereka terdengar saat menaiki tangga menuju atap sekolah Furin. Untuk menemui Umemiya Hajime, sang puncak. Mereka ingin melaporkan kejadian tadi.

Pintu terbuka menampilkan atap sekolah Furin yang luas dan menampilkan hawa menenangkan. Aneh sekali, di sini ada beberapa barang rumahan dan kebun. (M/n) melepas seragam Furin-nya lalu ia tenggerkan di tangan kirinya.

His Destiny (windbreaker x male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang