Chapter 31

350 49 30
                                    

B:biasa
B:penekanan
B:bahasa asing/dll

Welcome

Happy reading

(M/n) kini diam sembari mendengar Tsubaki bercerita. Yang ia tangkap dari cerita itu adalah, dan alasan awal kenapa Tsubaki selalu mengunjungi kakek Ito.

Alasannya karena dulu kakek Ito dan istrinya yang bernama Yui sempat bertemu dengan Tsubaki dulu. Awal mereka bertemu juga saat itu karena Tsubaki tak sengaja melihat aksesoris cantik yang tergeletak dijalan, ternyata itu milik istri kakek Ito.

Awal pertemuan mereka juga saat itu Tsubaki terpesona dengan penampilan kakek Ito yang fashionable. Dia bahkan sempat bingung kenapa pria paruh baya yang satu ini pakaiannya serba pink?

Karena sebagai ungkapan terima kasih, kakek Ito mengajak Tsubaki untuk makan dorayaki dirumahnya. Di sana ia juga melihat istri kakek Ito yang pakaiannya tidak kalah dengannya.

Setiap hari ia selalu dibuat terpesona dengan penampilan dua pasutri yang benar-benar fashionable itu. Hingga, ia penasaran dengan lipstick yang dikenakan nenek Yui.

Melihat rasa penasaran dan ketertarikan Tsubaki terhadap benda itu, nenek Yui mengoleskan benda merah itu ke bibir Tsubaki. Yang di mana hal tersebut membuat Tsubaki merasa sedih, karena ia laki-laki dan tak seharusnya menyukai ini.

Namun, nenek Yui di sana tersenyum. Ia memberitahu bahwa semua itu awalnya memang untuk laki-laki, namun yah.. semakin berkembangnya zaman semua itu disalah artikan. Padahal gender hanyalah bagian kecil dari mereka.

Itulah yang membuat Tsubaki berubah, ia jadi tak takut ditinggalkan lagi karena dirinya berbeda dari yang lainnya. Dua pasutri yang sudah paruh baya itu mendukung Tsubaki, yang membuatnya berani untuk melakukan apa yang disukainya.

(M/n) terdiam mendengar hal itu, karena ia berpikir.. memang benar apa yang dikatakan dua pasutri paruh baya itu. Tak ada masalah kita suka apa, orang tak berhak mengatur kita.

Tiba-tiba (M/n) mendengar suara isakan dari belakangnya, ingat.. kalau ia berjalan beriringan dengan Tsubaki. Ternyata Nirei menangis.

"Apa kau baik-baik saja!?"tanya Tsubaki dengan sedikit panik.

"Aku baik-baik saja.. hanya.. aku tersentuh dengan ceritamu."ah.. tersentuh ya? Kalau boleh jujur (M/n) juga.

"Sudah sudah, abang Nireiii jangan menangis."(M/n) memeluk Nirei, ia melepas pelukannya lalu menangkup wajah Nirei. Yang paling mungil menghapus air mata Nirei. "Aku juga tersentuh dengan cerita Tsubaki-san, tapi tak sampai menangis karena aku tak cengeng~"ucapnya dengan main-main. Nirei tersenyum mendengar hal tersebut.

Ia baru sadar kalau barusan (M/n) memanggilnya dengan sebutan 'abang Nirei'. Ah, jujur pemuda itu menyukai panggilan baru yang (M/n) buat.

Sakura dan Suo yang awalnya cemburu, langsung seperti biasa lagi saat (M/n) hanya menganggap Nirei sebagai abangnya. Sepertinya Nirei juga menganggap (M/n) sebagai adiknya.

"Untuk memastikan orang tua itu kembali semangat, dan kami akan menemukan apa yang menjadi masalahnya. Kami semua akan melakukan apa pun untuk membantu!"ucap Nirei sembari menarik dua temannya ke dalam rangkulannya. Sedangkan (M/n) menjadi paling mungil ditengah-tengah mereka.

"A-apa kalian yakin? Apalagi kamu (M/n), kamu masih butuh banyak istirahat."ujar Tsubaki dengan ragu.

"Jika hanya hal seperti itu, harusnya sih tak berefek besar. Lagi pula aku hanya kerumah kakek Ito, bukan berkelahi!"sahutnya.

"Aku awalnya juga berniat begitu."celetuk Suo dengan senyuman yang seperti biasa mengembang.

"Bagaimana denganmu, Haru-san?"Sakura terdiam sebentar mendengar pertanyaan (M/n), lalu secara tiba-tiba wajahnya memerah padam karena (M/n) kembali memanggilnya dengan panggilan itu.

His Destiny (windbreaker x male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang