Chapter 26

362 66 30
                                    

B:biasa
B:penekanan
B:bahasa asing/dll

Welcome

Happy reading

Jujur ya, para bodyguard dirumah (M/n) awalnya melarang anak kelas 1-1 untuk masuk ke dalam. Namun, karena Sakura yang ngotot minta masuk jadi ada sedikit keributan deh diluar.

Hingga, Felix diberitahu oleh salah satu pelayan yang ada dirumah mewah (M/n). Felix, tentu saja langsung memperbolehkan anak kelasan (M/n) pada masuk. Namun.. yang menjadi masalah adalah. Mereka datang kaya orang mau tawuran, pantesan aja dilarang masuk.

Hiragi yang belum masuk ke dalam kamar (M/n) memijat pelipisnya. Ia saat ingin masuk ke dalam mendengar suara orang berlari kearahnya, benar saja. Itu para adik kelasnya. "Aku memang berharap kalian untuk menjenguk (M/n), tapi.. kalian kesini kaya orang mau tawuran malin!"ujar Hiragi dengan sedikit emosi.

Tak memedulikan Hiragi, Sakura langsung saja masuk ke dalam kamar (M/n). Pemuda itu melihat seseorang yang sangat ia kenali sedang duduk di sofa, surai putih, mata biru, serta mengenakan jubah. Tak salah lagi, itu sang puncak Bou-furin, Umemiya Hajime.

Namun, juga ia tak peduli dengan pria itu. Sakura langsung berlari mendekati ranjang yang terdapat seorang pemuda mungil sedang terbaring lemah. Sakura kehabisan kata-kata, kondisi (M/n) bahkan lebih buruk dari waktu melawan Keel.

Ah, kenapa? Kenapa hatinya malah terasa sakit melihat kondisi (M/n)? Apa karena dia adalah separuhnya? Sakura mengepalkan tangannya dengan erat, giginya terkatup, rahangnya mengeras. Sakura berjanji dengan (M/n) dan dirinya sendiri, suatu hari jika bertemu dengan pria tua itu, ia akan melayangkan tinju ke wajahnya.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang masuk ke dalam kamar (M/n). Kini, kamar (M/n) penuh dengan teman kelasnya. Mereka lumayan kagum melihat kemewahan rumah (M/n), namun.. waktunya tak tepat.

Nirei yang sepanjang jalan terus menangis, kini tangisannya semakin keras saat melihat kondisi (M/n). Pemuda yang ia anggap sebagai adiknya sendiri kini sedang terbaring lemah. Nirei bertekad untuk menjadi lebih kuat lagi, agar bisa melindungi (M/n). Sudah sepatutnya seorang kakak, melindungi adiknya bukan?

Sedangkan sifat Suo berubah secara drastis. Tiba-tiba pemuda itu menjadi dingin dan kehilangan senyumannya. Kondisi (M/n) saat ini benar-benar berpengaruh pada dirinya. Suo berjanji pada dirinya sendiri, bahwa ia akan menghajar pria yang memiliki status sebagai tuan besar itu.

Kiryu memandang kosong kearah (M/n) yang masih setia menutup matanya. Kiryu terkekeh dalam hati. Pemuda pirang ini benar-benar memiliki pengaruh yang besar bagi mereka ya? Bahkan dirinya juga ikut terpengaruh. Ntahlah, awalnya hanya penasaran, tertarik lama-lama malah jatuh cinta pada ketua kelasnya itu. Kiryu diam-diam memikirkan sebuah rencana, rencana untuk menghajar habis-habisan pria tua itu.

Semua anak kelas merasa sakit hati saat melihat kondisi (M/n). Bohong kalau mereka tak khawatir untuk kedepannya. Takut jika pemuda itu benar-benar melupakannya.

Felix dengan senyumannya yang ramah seperti biasa masuk ke dalam, membuat atensi seluruh ruangan kecuali Suo, Sakura, Kiryu dan Umemiya terarahkan padanya. Namun, melihat senyuman Felix punggung mereka malah terasa seperti disiram air es.

"Aku sangat berterima kasih pada kalian karena mau menjenguk tuan muda. Namun, bukankah ini terlalu ramai?"ujar Felix dengan suara yang tenang, namun dapat membuat siapa saja yang mendengar merasa merinding.

Akhirnya semua anak kelas 1-1 pergi keluar kecuali Suo, Nirei, Sakura, Kiryu, Anzai dan Tsugeura. Mereka menolak untuk keluar.

"Hei kau."Sakura melirik Felix, merasa bahwa Sakura memanggil dirinya pelayan itu langsung tersenyum ramah. Namun, entah kenapa Sakura malah merasa muak dengan senyuman itu.

His Destiny (windbreaker x male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang