Chapter 27

388 65 43
                                    

B:biasa
B:penekanan
B:bahasa asing/dll

Welcome

Happy reading

Sedangkan diluar, Felix dan James sedang membicarakan sesuatu yang cukup serius.

Felix menahan helaan napasnya. Lalu ia berbicara. "Tuan muda (M/n) Pernapasannya jadi terganggu karena terlalu sering terkena benturan. Dan.. jika terkena benturan lagi bisa berakibat fatal? Apa yang kau katakan tadi? Otot dadanya bisa sobek? Jujur ini lebih banyak berita buruknya daripada berita baiknya. Kalau masalah jantung lemah, aku tahu karena memang genetik."ujar Felix dengan wajah tak suka yang ketara.

"Yah.. tapi sisi baiknya, tuan muda masih bisa mengingat kalian semua. Ini adalah sebuah keajaiban."sahut James. Dokter itu diam sebentar lalu melanjutkan perkataannya. "Tuan muda sebenarnya bisa kembali masuk sekolah dalam waktu dekat, tapi sepertinya aku tidak menyarankan hal tersebut. Mengingat SMA Furin adalah sekolah yang isinya berandalan, pasti selalu ada perkelahian dan itu malah semakin membuat keadaannya memburuk. Kadang aku heran, kenapa tuan muda mau masuk ke sekolah rendahan seperti itu?"

Felix yang mendengar pertanyaan dari sang dokter pun menyahut. "kau seharusnya tahu kenapa James."setelah itu ia langsung pergi dari sana, meninggalkan James yang sedang menyeringai padanya.

"Kepala pelayan Felix Anderson.. kau menarik sekali."

...

Berita (M/n) yang sudah bangun langsung terdengar satu sekolah. Banyak sekali orang yang bersuka cita dan langsung menjenguknya. Umemiya, Hiragi, Sakura, Suo, Nirei, Kiryu, Kaji dan Tsugeura setiap pulang sekolah pasti selalu mengunjunginya.

Kotoha juga selalu membawakan makanan kesukaan (M/n) setelah bangun. Waktu pertama kali mendengar kabar ini dari Umemiya, Kotoha awalnya tak percaya dengan apa yang ia dengar.

Namun, saat ia benar-benar pergi ke rumah (M/n). Baru wanita itu percaya. Bahkan Kotoha sampai menangis melihat kondisi (M/n). Benar-benar anak yang membawa perubahan besar bagi lingkungan ya?

Nirei yang mendengar (M/n) sudah bangun juga langsung menangis, seperti saat ini. Pemuda itu menangis dihadapan (M/n).

"(M/n).. a-aku tak dapat membayangkan bagaimana menjadi dirimu di m-malam kejadian."ujar Nirei sembari menangis sesegukan. Tentu saja ia merasa sedih dengan pemuda pirang yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri, malah mendapat perlakuan seperti ini. Semua orang juga terkejut kok yang mendengar fakta ini, kecuali yang sudah tahu dari awal. Seperti Umemiya dan Suo.

Hiragi juga yang baru tahu di malam setelah kejadian lumayan terkejut, tak heran pemuda pirang itu selalu ingin mati.

(M/n) tertawa kecil, ia menangkup wajah Nirei lalu menyeka air mata yang mengalir keluar. "Jangan menangis okay? Aku sudah baik-baik saja, abang."setelah itu (M/n) mengecup kening Nirei. Tak memedulikan Sakura, Umemiya, Suo dan Kaji yang sedang mengeluarkan aura tak mengenakkan.

Sedangkan Nirei terkejut karena (M/n) memanggilnya dengan sebutan 'abang'. Nirei langsung saja menghapus air matanya dan menatap (M/n) dengan binar.

"Panggil aku abang lagi (M/n)!"pinta Nirei dengan senyuman dan mata yang berbinar.

"Ga."

Senyuman diwajah Nirei secara perlahan luntur. "Lah kok gitu!? Tadi manggil abang!"protes Nirei.

"Ga mau!"(M/n) masih berusaha menolak, namun ia terdiam saat melihat reaksi Nirei selanjutnya.

'Bung.. kenapa kau memasang wajah seperti sedang bersedih!!?'batin (M/n) merasa aneh saat melihat Nirei nampak murung. Entah kenapa (M/n) dapat melihat telinga dan ekor tupai yang terkulai sedih, seakan-akan kacangnya baru saja dicuri.

His Destiny (windbreaker x male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang