Chapter 22

361 69 29
                                    

B:biasa
B:penekanan
B:bahasa asing/dll

Welcome

Happy reading

Di malam hari yang diterangi oleh rembulan serta lampu-lampu yang berada di jalan kota Makochi, terdapat beberapa pemuda yang habis gelud di depan kedai.

"Umemiya-san seharusnya masih ada di sini."ujar Enamoto sembari menatap kedai di depannya. Enamoto melirik adik kelasnya dan rekannya. "Baiklah, ayo masuk dan melapor."

Saat mereka masuk, terdapat Umemiya dan Hiragi yang sedang bersenang-senang dengan pemilik kedai dan beberapa orang kota.

Menyadari ada yang masuk, Umemiya langsung menoleh. Ternyata itu adalah adik kelasnya. "Oh, kalian! Selamat datang!"

"Maaf mengganggu saat anda sedang makan."ucap Enamoto yang merasa sedikit tak enak.

"Ah gapapa. Aku hanya membantu mengeluarkan kargo, dan ditarik kesini."

Akhirnya mereka mencari tempat duduk yang pas untuk berbicara. (M/n) duduk ditengah-tengah antara Hiragi dan Umemiya. Dihadapan mereka, terdapat Anzai, Nagato dan Sakura. Sebenarnya (M/n) ingin duduk disamping Suo, tapi Umemiya malah melarangnya entah apa alasannya.

"Nanti kamu malam ini nginep aja ya dirumah aku? Biar aku ngerawat luka kamu. Parah banget ini, aku takut kamu pingsan dijalan aja."ujar Umemiya. Padahal mah, (M/n) sebenarnya kuat kuat aja kalau harus jalan kerumah, walau jauh sih. Tapi dia juga bisa telepon Felix. Cuma ya.. sepertinya Umemiya tak menerima penolakan.

"Anzai-san, ceritakan yang terjadi pada Ume-san."perintah (M/n) sembari membuka ponselnya, sedari tadi ponselnya ini berisik sekali.

Jamet tampan 🔥

(M/n), besok main dong kerumah~

Boleh

Aku jemput ya?

Terserah, habis pulang sekolah tapi

Yes, princess~

Bang Endo.. sekali lagi kaya gitu gua gaplok lu

Ihh jahat. Besok pulang sekolah aku jemput ya~
Read

(M/n) meletakan ponselnya di meja. Tiba-tiba Umemiya langsung mengambil ponselnya. (M/n) sih tak masalah, Umemiya memang suka meminjam ponselnya entah untuk apa.

"Siapa ini (M/n)?"

"Temanku."

Umemiya memicingkan kedua matanya saat melihat (M/n) mengetikkan nama Endo dan Chika. Sial, ternyata ia kecolongan. Tak bisa dibiarkan. Namun, ia akan membicarakan hal ini nanti dengan (M/n). Karena sekarang ia ingin fokus pada Anzai yang sedang bercerita.

"Dan.. itulah yang terjadi. Aku benar-benar minta maaf atas ini semua. Aku minta maaf."Anzai menundukkan kepalanya, diikuti oleh Nagato.

Umemiya tiba-tiba menepuk pahanya dengan lumayan keras. Yang membuat Anzai dan Nagato mengira bahwa puncak Furin ini marah, sampai bergetar tuh tubuhnya.

Namun, berbeda dengan yang mereka pikirkan Umemiya malah tersenyum. "Baiklah, itu saja kan? Kerja bagus."

Tiba-tiba seorang pria paruh baya dengan surai- ekhem, dengan kepala yang mengkilap bagaikan telur datang membawa makanan. "Kalian pasti butuh makanan kan?"

"Huh? Apa anda serius pak?! Kami sudah numpang gratis di sini, dan sekarang anda memberikan kami makanan juga!? Makasih banyak!"ucap Umemiya.

"Iya jangan khawatir soal itu."

His Destiny (windbreaker x male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang