Chapter 30

312 54 23
                                    

B:biasa
B:penekanan
B:bahasa asing/dll

Welcome

Happy reading

Mereka semua tiba dirumah seseorang, (M/n) yakin. Pasti ini rumah kakek yang Tsubaki maksud.

"Tsubaki-chan, selamat datang."seorang kakek-kakek tersenyum saat melihat kedatangan Tsubaki.

"Aku ada dorayaki dari resto Nazuki. Kita bisa memakannya bersama-sama."kakek yang itu melanjutkan ucapannya.

"Ehhh! Okeyy! I love their dorayaki!"sahut Tsubaki dengan semangat.

(M/n) hanya diam. Ia mendengar bisik-bisik dari teman sekelasnya yang kebingungan dengan kakek ini. Katanya depresi, kenapa malah berseri-seri gitu wajahnya? Dan.. tamannya juga bersih, tak seperti orang tua yang depresi.

"Kurasa aku tak pernah melihat mereka."ujar kakek itu secara tiba-tiba saat melihat empat pemuda dengan tinggi badan yang berbeda.

Tsubaki yang mendengar penuturan kakek Ito pun menjawab. "Ah! Iya, mereka anak kelas satu."

Sakura dan (M/n) hanya diam, namun (M/n) sedikit tersenyum. Berbeda dengan Sakura yang selalu menatap siapa saja sinis.

"H-halo!"

"Hai."

"Mereka adik kelasku!"Tsubaki memperkenalkan anak ayam yang ia bawa.

"Ah, begitu ya. Anak-anak Furin memang fashionable sekali. Warna rambut kalian juga bagus, seperti warna mimosa."ucap kakek Ito.

"Mimosa?"

"Itu nama bunga."(M/n) menyahut saat mendengar Nirei yang nampak bingung.

"Wah, kau memakai anting coral. Sungguh antik sekali, kau sangat cocok memakai itu."Suo hanya tersenyum menanggapi pujian kakek Ito.

"Dan kau, matamu cantik sekali.. seperti senja."kakek Ito memuji mata Sakura yang berbeda warna. Sakura nampak terkejut mendengar pujian itu.

Kakek Ito kini menatap yang paling pendek dari semua pemuda yang ada disana. (M/n). Ia terpaku lama melihat mata pemuda dengan surai pirang itu. Lalu berkata. "Warna matamu seperti lautan."

"Aku jadi ingat waktu ketika jalan-jalan ke pantai bersama istriku."

"Ah, aku sangat suka cerita itu!"

"Matahari terbenam tenggelam ke dalam air. Ketika kalian berdua berdiri dipantai dan mengaggumi pemandangannya. Wah, sangat romantis sekali."

"Kami terjatuh dan tersandung sepanjang perjalanan pulang karena gelap. Ketika kami kembali, ternyata dari atas kepala sampai kaki penuh dengan pasir. Istriku kesal sekali karena baju yang baru dibeli kotor."tiba-tiba kakek Ito sadar sesuatu. Ia bercerita dengan tamunya yang masih berada diluar. Kakek Ito berbalik lalu mengajak semua orang untuk masuk ke dalam, dan melanjutkan ceritanya disana.

(M/n) mendengar teman-temannya yang bertanya pada pemuda bersurai dwi warna itu, karena wajahnya memerah. (M/n) hanya tersenyum tipis.

"Eh? Ya ampun, ini tidak baik."ujar Tsubaki dengan arah pandangan ke meja, yang diatasnya ada makanan sisa yang tidak habis. Lalu Tsubaki melanjutkan ucapannya. "Kau tidak menghabiskan makananmu. Tapi, kalau masih ada sisa makanan di masukan ke dalam kulkas!"

"Ya ampun aku ceroboh sekali."

Tsubaki mengangkat kepalanya keatas. Ia pun berkata. "Dan juga.. lampumu terbakar."

"Iya, itu rusak pagi ini. Dan aku berniat untuk menggantinya tadi."

Mendengar hal tersebut, Nirei mengajukan dirinya. "Ito-san, biarkan aku yang menggantinya. Karena bahaya untukmu jika naik meja nanti!"

His Destiny (windbreaker x male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang