Chapter 21

315 54 18
                                    

B:biasa
B:penekanan
B:bahasa asing/dll

Welcome

Happy reading

"Karena.. ketua Keel berbeda dari ketua yang aku kenal."

"Apa.. apa maksudmu?"

(M/n) terkekeh. "Kau tuli ya? Dia bilang, kau sangat tidak cocok berada dipuncak."

Kaji sedikit tersenyum mendengar ucapan (M/n), sebuah senyuman tipis yang tak disadari oleh siapa pun. Setelah itu, Kaji pun membuat ancang-ancang untuk bertarung.

"Tidak cocok?"

"Apa yang kau tahu soal berada di puncak? Sepertinya kau tidak pernah ada di sana."

"Dan hei.. sepertinya kau harus mulai berhenti berbicara seperti manusia. Kau itu hewan buas, sama sepertiku."

(M/n) yang mendengar hal tersebut mengerut tak suka. Ia mengepalkan tangannya sampai kuku-kukunya memutih saking eratnya kepalan itu.

"Lalu kami mengembalikanmu ke masa kejayaanmu aku akan mengalungi kalian, dengan rantai rasa takut-"

DUAGH!

Belum selesai Natori menyelesaikan kata-katanya, (M/n) sudah menendangnya. Ia menatap dingin Natori.

"Kau ini bacot sekali."

Natori berdiri, ia menyeringai lalu langsung melayangkan tongkatnya pada (M/n). Untung saja Kaji langsung menendang orang itu.

Dengan brutal, Natori melayangkan tongkatnya yang membuat keduanya terpaksa harus mundur.

"Jangan hanya menghindar!"

"Tangan kosong njing!"maki (M/n) sembari menatap sinis ketua Keel tersebut. (M/n) melirik Kaji yang sedari tadi berusaha menghindari serangan Natori, sepertinya orang itu meremehkannya.

"Kaji-san. Biarkan aku yang mengambil alih."

(M/n) berlari lalu langsung menendang kepala Natori sampai ia terjatuh. Tak ingin memberinya kesempatan, (M/n) langsung menginjak kepalanya sampai darah muncrat. Ia menginjak tongkatnya sampai patah. Setelah itu ia menginjak tangan Natori sampai jarinya ada yang patah.

(M/n) duduk di atas perut Natori. Si pirang menarik kerah Natori dan langsung memukuli wajahnya.

BUGH!
BUGH!
BUGH!
BUGH!

Kaji terdiam, kini ia melihat (M/n) yang seperti orang lain. Bahkan ia sedikit ngilu saat mendengar suara teriakan Natori karena jarinya patah. Ia ingin coba menghentikan (M/n), tapi.. entah kenapa ia tak bisa bergerak.

(M/n) membanting kepala Natori. Ia berdiri, lalu menginjak dadanya sampai ketua Keel itu muntah seteguk darah. Ia kembali duduk di atas perut Natori dan memukuli wajahnya berkali-kali, sampai tulang hidungnya patah. Sebenarnya memang sudah patah sedari tadi sih, tapi (M/n) malah semakin memperburuk.

"Sepertinya kalian di sana sudah selesai.. ya- huh?"Enamoto terdiam saat melihat (M/n) yang sedang memukuli ketua Keel dengan brutal.

"Sial.. kita harus menghentikannya, atau (M/n) akan membunuhnya."

Tangan (M/n) terangkat lagi dengan sebuah kepalan. Saat ingin dilayangkan ke wajah ketua Keel yang sudah babak belur itu, tiba-tiba sebuah tangan menahannya.

(M/n) melirik dengan dingin siapa yang sudah menahannya. "Lepas, aku memiliki janji dengan seseorang harus menghajar wajah orang ini. Dan juga menghukumnya."ucapnya dengan dingin tak berperasaan.

"Kamu sudah menghajarnya."(M/n) menarik tangannya dengan kasar lalu kembali memukuli Natori sampai rahangnya patah.

Sakura yang mendengar hal tersebut melebarkan matanya, ia merutuki kesalahannya sendiri. Namun, ia juga tak tahu akan jadi seperti ini. Sakura langsung saja berlari keatas berniat menenangkan ketuanya.

His Destiny (windbreaker x male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang