31

175 13 0
                                    

Naruto memperhatikan Hinata yang masih memejamkan mata, tersenyum ke arah wanita di sampingnya itu. Telunjuknya membelai pipi tembam Hinata.

Hinata merasakan sesuatu dipipinya, seperti sebuah elusan, dia membuka matanya setengah. Hinata tersenyum, bersingsut kedalam pelukan Naruto, berhadapan dengan dada bidang telanjang.

Naruto mencium puncak kepala Hinata. "Kita belum makan siang"

"Jam berapa sekarang?" tanya Hinata dengan suara seraknya.

Naruto melihat arlojinya. "Jam empat"

Hinata mendongak. "Aku lapar"

Naruto tersenyum. "Aku sudah memesannya"

Hinata mengangguk, kembali menenggelamkan kepalanya di dada bidang Naruto. "Aku lelah"

Naruto melirik Hinata. "Kau harus membersihkan diri dulu, sayang"

Hinata diam, panggilan Naruto untuknya membuat jantung Hinata berdetak cepat. "Badanku pegal"

Naruto mencium puncak kepala Hinata saat wanita itu memejamkan matanya lagi, beranjak dari ranjang besar itu, menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

...

Hinata sudah membersihkan diri, keluar dari kamar mandi. Dia melihat setelan hoddie lengkap dengan dalamannya, dilipat rapi di atas ranjang. Hinata mengambilnya, melepas bathrobe yang ia kenakan, menggantinya dengan baju yang sudah di sediakan.

Wanita itu berjalan ke meja rias, mengoleskan lip blam dibibirnya, memakai bando kelinci, menata rambutnya kembali, kemudian melangkah pergi keluar kamar.

dia berkeliling dilantai satu, melihat kekanan dan ke kiri, mencari Naruto di vila besarnya itu.

Hinata menhentikan langkahnya saat mendengar seseorang berdehem dari arah belakang, membalikkan badannya, menatap pria tinggi yang kini sedang menaikkan satu alisnya.

...

"Mencariku?" Naruto melangkah pelan mendekati Hinata.

Hinata mencebikkan bibirnya. "Kau meninggalkanku sendiri?"

Naruto tertawa pelan. "Aku sedang menata makan malam kita"

Hinata mengerjapkan mata, lalu tersenyum lebar. "Aku sangat lapar, Naruto"

"Ayo, kita makan besama" Naruto menarik tangan Hinata, membawanya menuju meja makan, menarik kursi untuk Hinatanya itu.

Hinata tersenyum. "Terimakasih"

Naruto mengangguk, mengusap surai Hinata lembut. "Makanlah yang banyak"

Hinata menikmati makan malam itu, terlihat sangat lahap karena sangat lapar, dia lelah bekerja, belum makan siang, maka dia akan balas dendam, menambah porsi makannya.

Naruto tersenyum mengamati Hinatanya, pipinya yang tembam itu bergerak lucu, berkali-kali menjejalkan makanan kedalam mulut meskipun masih penuh. Pipinya mengembung, membuat Naruto ingin menggigitnya.

...

Naruto membawa Hinata naik ke lantai dua, memasuki kamar sebelah kanan, begitu luas dan mewah. "Istirahatlah"

Hinata menaiki ranjang itu, membaringkan tubuhnya disamping Naruto, pria itu memeluk Hinata, menyelimuti tubuh mereka berdua.

Hinata menggeleng. "Aku tadi sudah tidur sangat lama"

"Kau ingin apa?" Naruto menatap Hinata.

Hinata mendongak, menggigit bibir bawahnya. "Aku merasa takut"

"kenapa?" Naruto membelai surai Hinata.

"Kau, apa kau tidak memiliki kekasih?" tanya Hinata pelan.

Naruto menatap Hinata. "Kau kekasihku"

Hinata masih menatap Naruto, dia butuh penjelasan. "Maksudmu?"

"Kau milikku, Hinata, hanya kau" Naruto meyakinkan.

Hinata menunduk. "Aku tidak mengerti"

Naruto memegang dagu Hinata agar mendongak menatapnya. "Sejak kita makan malam berdua itu, kau sudah menjadi milikku. Aku menginginkamu"

"Jadi?" Hinata menatap safir Naruto.

"Kita sepasang kekasih" Naruto tersenyum, mencium dahi Hinata berkali-kali.

...

Jantung Hinata berdebar sekarang, berdetak dengan cepat, sangat kentara. Dia sungguh gugup, rasanya ini tidak mungkin. Dia berusaha menetralkan debaran itu.

Dimiliki oleh Naruto? semua wanita pasti menginginkannya, bahkan para wanita akan sangat bahagia saat hanya bejalan berdampingan dengan pria bau duit itu. Yang pasti semuanya akan menjadi mudah, lancar terkendali saat meenginginkan sesuatu apapun.

Hinata merasa tenteram saat Naruto mengatakan bahwa dia adalah miliknya, bahkan terang-terangan menginginkan perempuan seperti dirinya, tidak ada lagi kegelisahan dihati wanita itu.

Diinginkan oleh lelaki tampan dan mapan seperti pria yang sedang memeluknya itu, siapa yang tidak bahagia?

Hinata tersenyum, menenggelamkan kepalanya di dada Naruto yang kokoh itu, tangannya melingkari pinggang pria itu. bibirnya berbisik pelan. "Aku juga mencintaimu, Naruto"

...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Your Majesty✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang