A Friend Lost

304 28 0
                                        

Ruang kerja Kaisar tenang dan elegan, dengan furnitur kayu mahoni dan dinding penuh rak gulungan serta buku. Jendela-jendela besar tertutup tirai beludru tebal, hanya membiarkan sedikit cahaya bulan masuk, menciptakan suasana melankolis. Sasuke Uchiha duduk di meja besar, wajahnya diterangi cahaya lilin yang berkedip. Kimono nila tuanya yang dihiasi lambang Uchiha tampak berat di bahunya.

Ekspresi Sasuke tetap datar, matanya fokus pada peta dan laporan di depannya. Dia menyentuh garis medan perang dengan jarinya, sambil memikirkan perang untuk merebut wilayah perbatasan. Ketukan lembut di pintu mengejutkannya, mengganggu konsentrasi Sasuke.

"Masuk," perintah Sasuke dengan suara tegas, tapi terdengar sedikit kesal.

Pintu berderit saat terbuka, dan seorang kurir berpakaian seragam Uchiha masuk dengan langkah canggung. Dia membungkuk dalam-dalam, wajahnya pucat, dan matanya menunjukkan rasa takut serta kesedihan mendalam.

"Yang Mulia," kata kurir itu dengan suara bergetar, "saya membawa kabar dari medan perang. Kami berhasil merebut kembali perbatasan tenggara." Wajahnya menunjukkan campuran antara kelegaan dan kekhawatiran, seakan berita baik ini tidak sepenuhnya menghapus rasa berat yang dirasakannya.

Mata Sasuke menyipit sejenak, dan kilatan lega singkat tampak di matanya sebelum ia kembali menunjukkan ekspresi datar. "Bagaimana dengan Jenderal Sai?" tanyanya dengan nada datar, tanpa menunjukkan emosi.

Kurir itu tampak ragu dan menundukkan kepala, seolah-olah mencari kata-kata untuk mengungkapkan berita buruk. "Jenderal Sai... telah mengorbankan dirinya untuk membunuh pemimpin musuh. Dia bertarung dengan berani hingga akhir," katanya dengan nada sedih dan penuh hormat.

Keheningan yang menyakitkan menyelimuti ruangan. Beratnya berita itu meresap ke hati Sasuke seperti pisau tajam. Rahangnya mengeras, jarinya mencengkeram tepi meja kasar. Cahaya lilin berkelap-kelip menyoroti garis ketegangan dan kesedihan di wajahnya.

"Ada satu hal lagi, Yang Mulia," lanjut kurir itu dengan suara nyaris berbisik, seolah-olah kata-kata itu terlalu berat untuk diucapkan. "Jenderal Sai meninggalkan pesan untuk Anda." Kurir itu tampak tegang, matanya berkedip gugup, seakan takut menyampaikan berita yang lebih buruk.

Sasuke menatap tajam seolah menembus kurir itu dengan intensitas sinar mata yang tajam. "Apa itu?" tanyanya dengan suara bergetar, mengungkapkan ketegangan dan kecemasan yang ia rasakan.

Kurir itu menarik napas dalam-dalam, tangannya gemetar saat membuka selembar kertas kecil yang sudah kusut. "Dia ingin Anda tahu bahwa dia sangat peduli pada ratu. Dia berharap Anda akan selalu menjaga dia dan tidak pernah menyakitinya." Suaranya bergetar, mencerminkan ketakutan dan kegelisahan saat menyampaikan pesan yang penuh harap dan beban emosi itu.

Ruangan itu semakin dingin, keheningan yang menekan terasa lebih berat dari sebelumnya. Wajah Sasuke tetap tanpa ekspresi, namun di dalam dirinya, badai emosi berkecamuk seperti ombak yang menghantam keras di hati yang rapuh. Kesedihan mendalam, ketidakpercayaan yang menusuk, dan sedikit kecemburuan bercampur, menciptakan jaringan perasaan kompleks dan menyakitkan yang sulit Sasuke kendalikan.

"Begitu. Kau boleh pergi," kata Sasuke dengan suara dingin dan datar, berusaha keras menyembunyikan badai emosi yang berkecamuk di dalam dirinya. Matanya tetap tajam, namun sedikit getaran di suaranya mengisyaratkan perasaan yang sulit ia kendalikan.

Setelah kurir itu pergi, Sasuke tetap duduk, menatap kosong pada kertas di tangannya. Matanya berulang kali membaca kalimat spesifik:

Saya sangat peduli pada ratu... tidak ingin menyakitinya.

Kata-kata itu terasa seperti beban yang menekan hatinya semakin dalam, meninggalkan luka yang pedih dan perih.

Dia berdiri tiba-tiba, mendorong kursi ke belakang dengan bunyi keras yang menggema. Dia mondar-mandir, pikirannya kacau. Kenangan senyum Sai dan kesetiaannya bertentangan dengan perasaannya pada Naruto, menciptakan rasa pahit yang sulit ditelan.

The New QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang