Aftermath of The War

135 17 0
                                    

Matahari terbenam di balik pegunungan, menyinari kerajaan Uchiha dengan cahaya emas yang hangat, menciptakan suasana yang magis dan penuh harapan. Di dalam istana, tepatnya di aula rapat besar yang megah, para menteri dan emperor sedang membicarakan persiapan pesta kemenangan. Naruto, yang juga ikut berkontribusi dalam kemenangan ini dengan semangat juangnya yang tak tergoyahkan, duduk di sebelah Sasuke. Seperti biasa, ide-ide Naruto selalu di luar nalar dan bertolak belakang dengan tradisi yang sudah ada di istana ini.

"Aku ingin mengusulkan, bagaimana kalau kita mengadakan pesta di halaman terluas istana, mengundang para prajurit dan pelayan untuk bergabung bersama kita dan keluarga kerajaan? Kemenangan ini adalah hasil dari usaha semua orang, termasuk para prajurit yang telah mempertaruhkan nyawa mereka!" seru Naruto dengan semangat.

Namun, saat Naruto mengajukan idenya kepada para menteri, dia langsung mendapat penolakan keras. Para menteri berpendapat bahwa status sosial para prajurit tidak pantas untuk bersanding dengan bangsawan dan keluarga kerajaan di pesta yang sama.

"Ratu, ide ini tidak mungkin diterima," kata Menteri Byakuren, menggelengkan kepalanya. "Prajurit memiliki status sosial yang berbeda. Apalagi pelayan. Mereka tidak bisa bergabung dengan kita dalam pesta istana."

Naruto memandang para menteri dengan pandangan sebal. "Kalian benar-benar tidak memahami esensi dari kemenangan ini," katanya dengan suara tegas. "Tanpa para prajurit, kita tidak akan merayakan apa pun hari ini. Mereka pantas mendapatkan pengakuan yang sama!"

Menteri Kakuzu mencoba menjawab, "Tapi, Yang Mulia-"

"Aku tidak ingin mendengar alasan!" potong Naruto. "Jika kalian tidak setuju, maka kalian bisa merayakan sendiri di ruang rapat kalian. Aku akan mengadakan pesta di halaman istana dengan atau tanpa persetujuan kalian!"

Para menteri terdiam karena mereka tidak berani melawan sang ratu akibat kaisar duduk di samping Naruto. Mereka tidak tahu harus berkata apa, tetapi satu hal yang pasti: mereka tidak bisa mengabaikan adanya sinyal dukungan yang jelas dari sang emperor, Sasuke Uchiha

Sasuke akhirnya angkat bicara. "Ratuku benar. Kemenangan ini adalah milik kita semua. Kita harus menghormati setiap orang yang telah berjuang untuk kerajaan ini."

Para menteri hanya bisa saling berpandangan dengan rasa jengkel mereka yang tersembunyi. Keputusan kaisar Sasuke adalah nilai absolut, sehingga mereka tidak bisa menolak.

"Baiklah," kata Menteri Byakuren dengan suara yang dipaksakan tenang. "Jika itu kehendak Yang Mulia dan Ratu, kami akan mengikuti."

Naruto tersenyum puas. "Terima kasih, Byakuren. Aku yakin pesta ini akan menjadi simbol persatuan dan kebersamaan kita."

Menteri Kakuzu mengangguk setuju, meskipun dengan raut wajah yang tegang. "Kami akan memulai persiapan segera."

Naruto tersenyum puas ke arah para mentri, sedangkan Sasuke tersenyum kecil diam-diam.

.
.
.

Dengan persetujuan sang emperor, persiapan untuk pesta di halaman terluas istana pun dimulai. Para pelayan bekerja keras memasang dekorasi, menyiapkan makanan, dan memastikan semuanya berjalan lancar. Para prajurit diundang untuk bergabung dalam perayaan dan hal itu menjadi sebuah kehormatan yang jarang mereka rasakan.

Naruto sibuk mengatur segala sesuatu untuk memastikan bahwa para prajurit merasa dihargai. Dia berbicara langsung dengan mereka, mendengarkan cerita-cerita mereka dari medan perang, dan berterima kasih atas pengorbanan mereka. Para prajurit merasa terharu dengan perhatian Naruto.

"Yang Mulia, terima kasih atas perhatian Anda," kata seorang prajurit muda dengan mata berkaca-kaca. "Kami tidak pernah merasakan penghargaan seperti ini sebelumnya."

The New QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang