Epilog (TAMAT]

284 26 6
                                    

Di tengah taman yang dipenuhi bunga-bunga yang mekar dan kolam ikan yang memantulkan sinar matahari, terlihat sebuah pemandangan yang indah namun samar. Jalan setapak taman dipenuhi warna-warna cerah dari bunga-bunga yang bermekaran, sementara air di kolam berkilau lembut di bawah sinar matahari. Di tengah suasana yang mempesona itu, ada seseorang yang berdiri di jalan setapak.

Perawakan sosok itu tampak kabur dan wajahnya tidak jelas, tapi sikapnya sangat ceria dan penuh kebahagiaan. Senyumannya begitu cerah. Sosok itu bergerak dengan penuh semangat, berputar-putar di depan dengan gerakan lembut yang memancarkan aura kegembiraan yang mendalam. Adegan itu terasa seperti di drama, di mana perasaan cinta dan kasih sayang tersampaikan melalui gerakan lembut dan tatapan yang penuh makna.

Saat sosok itu tersenyum lebih lebar, perasaan bahagia menyebar kepada siapa pun yang melihatnya,. Senyuman itu memberikan rasa kebahagiaan yang  murni.

Tiba-tiba, sebuah suara lembut namun asing terdengar di tengah seyumannya itu

"Sasuke hihi," 

Suara itu terdengar hangat dan cerita. Sosok misterius itu tetap buram, wajahnya samar, kecuali senyuman cerah dengan tiga garis tanda lahir di pipi yang menyerupai kumis kucing.

"Siapa kau...?" Tanya Sasuke dalam hati, tetapi kata-kata itu tak mampu diungkapkan atau terdengar. 

Sasuke hanya bisa memandang sosok misterius itu, seolah sosok itu adalah memori lama yang berputar dalam benaknya dan membawa kembali kenangan yang sudah lama terlupakan.

.....
.....
...........

Di sebuah kamar minimalis, dengan ranjang king size berwarna hitam, Sasuke membuka matanya. Setelah beberapa saat, pandangannya yang semula buram mulai jelas seiring dengan dia duduk dari tidurnya. Dia terdiam sejenak, mengumpulkan kesadarannya sambil merenungkan mimpi yang baru saja dialaminya.

'26 tahun aku bermimpi ini....siapa dia...' pikir Sasuke, penuh rasa penasaran.

Setiap bulan purnama, sejak dia kecil, Sasuke selalu mengalami mimpi yang sama. Sosok dalam mimpinya selalu tampak familiar, tetapi Sasuke tidak bisa mengingat di mana atau kapan dia pernah melihat sosok itu. Satu-satunya petunjuk adalah senyumannya yang cerah dengan tiga garis di pipi seperti kumis kucing.

Sasuke menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan lelah. 

Sasuke sudah lelah dengan mimpi yang terus-menerus mengganggu tidurnya. Seperti biasa, Sasuke memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan mimpi tersebut dan mengabaikannya. Karna bagi Sasuke, mimpi hanyalah sebuah bunga tidur.

Kemudian, Sasuke segera turun dari ranjang dan mulai bersiap untuk aktivitas hari ini, yaitu meeting dengan klien di pusat kota. 

.
.
.

Hari berjalan dengan lancar. Meeting Sasuke yang diadakan di kantor klien tengah kota akhirnya selesai di jam sore. Sasuke dengan mobil sport hitamnya kembali menancap gas dan mengganti tranmisi untuk keluar dari kantor klien dari parkiran di gedung yang tinggi

Di jalanan, Sasuke tidak langsung ke rumah. Sasuke mampir ke sebuah museum yang selalu dia datangi. Alasan Sasuke mampir ke museum berkali kali, bukan karna hobi atau tempat favorit, melainkan Sasuke ingin melihat potret seorang kaisar yang sangat mirip dengannya.

Orang tua Sasuke pernah bilang, ketika Sasuke lahir, Sasuke adalah seorang kaisar yang hidup di jaman perang. Wajah Sasuke yang begitu mirip dipercaya kalau dirinya adalah ingkarnasi dari kaisar itu. Jadi, orang tuanya memberikan nama yang sama persis dengan sang kaisar, Sasuke Uchiha.

Sasuke awalnya kesal karna orang tuanya percaya dengan omong kosong ingkarnasi. Tapi semakin Sasuke beranjak dewasa, semakin kuat perasaan Sasuke ketika melihat potret sang kaisar. Sasuke merasa ada sebuah link misterius yang membuat Sasuke merasa aneh. Perasaan link itu tidak bisa Sasuke telusuri lebih detail lagi. Sasuke hanya merasa, ads sesuatu yang ganjsl dengam potret kaisar itu.

The New QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang