Kamar kerja pribadi kaisar tertata rapi dan tenang. Dindingnya dipenuhi rak kayu dengan gulungan-gulangan kuno yang terbungkus rapi. Cahaya lembut dari lampion kertas mengisi setiap sudut dengan hangat. Di tengah ruangan, meja kayu besar terletak dengan peralatan menulis yang tersusun rapi.
Sasuke Uchiha duduk di belakang meja, mengenakan kimono biru gelap dengan bordir perak. Wajahnya tampak serius di bawah cahaya lampion, meskipun suasana ruangan tenang. Dia memandang keluar melalui jendela besar, melihat taman istana yang luas dan tenang di bawah sinar bulan. Pemandangan damai itu berbeda jauh dari kekacauan emosional yang dirasakannya.
Sasuke teringat pada pertemuan-pertemuannya dengan Naruto. Tingkah laku Naruto yang tidak terduga membuatnya bingung dan tertarik. Dari usaha berlebihan untuk beradaptasi hingga cara anehnya dalam bertindak, Naruto tidak pernah seperti gambaran yang biasa ia bayangkan.
Sasuke mengerutkan keningnya, menunjukkan frustrasinya. "Kenapa dia terus bertindak seperti ini? Apakah ini hanya akting, atau dia benar-benar seperti itu?" gumamnya pada dirinya sendiri, suaranya penuh kebingungan.
Suara ketukan lembut di pintu membuatnya terkejut. Seorang pelayan masuk membawa gulungan kecil terikat dengan pita. Sasuke menerima gulungan itu tanpa berkata apa-apa, matanya menunjukkan sedikit kemarahan sebelum ia fokus. Kehadiran pelayan, meskipun sopan, semakin menekankan rasa kesepian yang dia rasakan saat menghadapi kesulitan akibat perilaku Naruto.
Membuka gulungan itu, matanya melunak sedikit. Di dalamnya, Naruto meminta bertemu untuk membahas sesuatu yang penting. Sasuke menghela napas panjang, menyadari bahwa dia harus menghadapi Naruto lagi. Pikiran untuk bertemu dengannya, dengan semua ketidakpastian dan sifatnya yang tidak terduga, membuatnya merasa campur aduk antara rasa ingin tahu dan frustrasi.
.
.
.Ruangan makan kerajaan terhias megah dengan meja panjang berlapis sutra halus dan peralatan makan emas yang berkilau. Lampu gantung kristal menyinari ruangan dengan cahaya lembut. Naruto duduk di ujung meja dengan kimono biru berdesain ceria, yang menonjol di tengah keseriusan ruangan. Para pelayan berdiri berjejer, menahan tawa melihat tingkah Naruto yang konyol.
Sasuke masuk dengan langkah tegas, wajahnya mencerminkan kemarahan dan keterkejutan. Dia dipanggil untuk membahas sesuatu yang penting, namun suasana yang dia temui lebih mirip adegan komedi daripada diskusi formal.
Naruto, sambil memegang sumpit dengan sepotong sushi di atasnya, mencoba memulai percakapan dengan Sasuke dengan nada ceria dan penuh antusiasme. "Jadi, Kaisar, bagaimana pendapatmu tentang kimono baruku? Ada bunga-bunganya, seperti kebun yang mekar!" wajahnya berseri-seri, mencerminkan keinginannya untuk diberi perhatian pada penampilannya yang baru.
Sasuke mengangkat sebelah alis dengan ekspresi tegang, berusaha keras untuk tetap menjaga wajahnya tetap serius. "Kimono Anda sangat mencolok dan berwarna-warni," katanya dengan nada netral, meskipun dalam hatinya ia merasa sedikit terganggu dengan penampilan Naruto yang mencolok.
Naruto tampak tidak mengerti, sambil menggigit sushi dengan senyum ceria yang tidak bisa ditutupi. "Aku mencoba membuatnya serasi dengan tirai di kamarku. Tapi, rasanya tirai-tirai itu mungkin cemburu dengan kimono ku! Haha" ujarnya sambil tertawa kecil, menunjukkan betapa Naruto terhibur dengan pemikirannya sendiri.
Sasuke mulai kehilangan kesabaran, suaranya sedikit meninggi dengan ekspresi wajah yang menunjukkan kemarahan. "Kita perlu membahas isu-isu yang lebih penting, seperti masalah politik istana dan perilaku Anda," katanya dengan nada tegas, menunjukkan bahwa Sasuke serius dan sedikit frustrasi dengan situasi yang tidak sesuai harapannya.
PRANG!!
Tiba-tiba, perhatian Naruto teralih oleh seorang pelayan yang terpeleset di atas ubin lantai yang longgar, menyebabkan deretan piring jatuh berantakan ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The New Queen
FanficNaruto Uzumaki, Pria Mahasiswa berumur 20 tahun time traveled ke masa lalu dan malah menjadi seorang Ratu, namanya Naruko Uchiha. Naruto yang tidak tau bagaimana bersikap seperti wanita, apalagi seorang ratu, malah menimbulkan kekacauan dalam istana...