Kamar Ratu Naruto berserakan botol-botol sake di lantai, beberapa di antaranya pecah dan isinya menetes, meninggalkan noda di atas karpet yang kaya akan corak dan rajutan. Aroma alkohol yang menyengat memenuhi udara, menambah suasana yang tidak nyaman. Bantal-bantal dan alas duduk, yang sebelumnya tersusun dengan rapi di sudut-sudut ruangan, kini tersebar sembarangan. Ruangan yang dulunya dipenuhi dengan kemewahan, sekarang tampak seperti lokasi dari sebuah pesta yang tak terkendali.
Naruto, yang mengenakan kimono kerajaan yang sudah tidak rapi sedang tergeletak di tengah-tengah kekacauan. Rambutnya, yang biasanya tertata dengan sangat rapi, kini tampak kusut dan berantakan. Wajahnya memerah akibat minuman keras yang berlebihan. Di tangannya, ia memegang botol sake yang hampir kosong dengan genggaman yang goyang dan tidak stabil.
.
.
.Ruang rapat Istana yang megah sedang dihadiri oleh para mentri dan sang Kaisar. Setelah melalui jam-jam sibuk, Kaisar Sasuke Uchiha selesai dengan pertemuan panjang bersama para mentrinya. Udara terasa berat dengan beban masalah negara dan formalitas kehidupan istana. Lorong ruangan ini dihiasi dengan lantai kayu yang berkilau, bersinar di bawah cahaya redup lilin sore. Sasuke, dengan ekspresi tenang yang tidak terganggu oleh tuntutan hari itu, melangkah menuju pintu keluar, Kimono sutra hitamnya melayang dengan setiap langkah yang mantap.
Pelayan kepala, seorang wanita terhormat berusia sekitar lima puluhan, mengenakan kimono sederhana namun elegan dengan warna-warna abu-abu dan biru lembut, mendekat dengan hati-hati. Wajahnya, biasanya tenang dan tertutup, kini menunjukkan tanda-tanda stres akibat apa yang baru saja dia saksikan. Dia menggenggam tepi kimono-nya dengan erat, kuku jarinya memutih karena tekanan. Jantungnya berdebar cepat, terlihat jelas bahwa dia cemas menyampaikan kabar buruk kepada kaisar.
Ketika Sasuke keluar dari ruang pertemuan, dia melihat wanita itu mendekat dengan langkah yang lebih cepat dari biasanya. Dia membersihkan tenggorokannya, suaranya tetap stabil namun penuh kekhawatiran. "Yang Mulia, bolehkah saya meminta waktu Anda sebentar?"
Sasuke mengangkat alisnya, tatapannya beralih dari kejauhan ke arahnya. "Ada apa?"
Pelayan kepala menelan ludah, sedikit gugup di bawah tatapan tajam Sasuke. "Ini tentang ratu," katanya, suaranya terdengar agak takut. "Dia telah bertindak tidak pantas."
Mata Sasuke menyipit, menunjukkan rasa ingin tahu di wajahnya yang biasanya tenang. "Tidak pantas?"
"Ya, Yang Mulia," lanjut pelayan kepala, menundukkan tatapannya ke lantai. "Selama tiga hari terakhir, ratu telah mengonsumsi alkohol secara berlebihan. Dia selalu mabuk setiap malam, dan menyebabkan kekacauan di kamarnya."
Ekspresi Sasuke berubah dari rasa ingin tahu menjadi kekhawatiran. "Tiga hari?"
"Ya, Yang Mulia," pelayan kepala mengonfirmasi, suaranya lebih mendesak sekarang. "Keadaannya semakin buruk. Perilaku ratu semakin tidak menentu, dan para pelayan khawatir tentang kesejahteraannya."
Tatapan Sasuke menjadi lebih tajam. "Tunjukkan padaku."
Tanpa berkata lebih banyak, pelayan kepala memimpin Sasuke melalui koridor-koridor megah istana. Dinding-dinding yang dihiasi permadani mewah dan lukisan-lukisan kaisar-kaisar terdahulu tampak semakin menekan saat mereka berjalan. Udara semakin terasa berat dengan setiap langkah, kemewahan istana terasa kontras dengan keseriusan situasi.
Saat mereka tiba di kamar ratu, pelayan kepala ragu sejenak sebelum mendorong pintu kayu berornamen, yang ukirannya memantulkan cahaya lembut lampu sore. Di dalam, suasananya kacau—botol-botol kosong berserakan di lantai, bantal-bantal terbalik, dan bau alkohol yang menyengat.
Naruko (Naruto) Uchiha (Uzumaki), sang ratu, terbaring berantakan di atas lantai, jubah sutranya berantakan dan makeup-nya luntur. Wajahnya memerah, matanya sayu dan tidak fokus saat ia menggenggam botol setengah kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
The New Queen
FanfictionNaruto Uzumaki, Pria Mahasiswa berumur 20 tahun time traveled ke masa lalu dan malah menjadi seorang Ratu, namanya Naruko Uchiha. Naruto yang tidak tau bagaimana bersikap seperti wanita, apalagi seorang ratu, malah menimbulkan kekacauan dalam istana...