The General's Secret

420 37 6
                                    

Taman istana terlihat seperti taman bermain mewah. Di bawah sinar matahari, taman yang luas ini tampak sangat indah. Pagar-pagar dipangkas rapi, dan bunga-bunga berwarna cerah seolah menari di bawah sinar matahari. Jalur batu yang dihiasi ukiran cantik berkelok-kelok menuju kolam koi yang berkilau seperti pelangi. Pohon willow besar bergetar lembut, seperti bernyanyi untuk pengunjung.

Naruto melangkah di jalur taman dengan kimono oranye cerah yang dihiasi pola bunga merah dan emas. Kimono yang mencolok ini pasti menarik perhatian semua orang. Obi lebar diikat menjadi busur rumit di punggung, membuat Naruto tampak seperti bisa jadi balerina. Rambutnya ditata dalam gaya updo mewah, dengan penjepit rambut emas yang cerah, memberi kesan seperti ornamen Natal yang berlebihan.

Di dekat lentera batu, Sai berdiri dengan seragam jendral biru navy yang bersinar seolah dicat dengan tinta ajaib. Bordir perak di seragamnya menggambarkan naga-naga megah. Sai terlihat seperti pahlawan dari buku dongeng, siap memimpin pertempuran atau parade. Penampilannya yang sempurna sangat berbeda dengan gaya ceria dan sikap tidak tau aturan Naruto.

Naruto mendekati dengan langkah-langkah yang penuh percaya diri namun agak canggung, senyumnya bersinar seperti lampu neon. "Hai! Kau yang pakai seragam keren itu, ya? Namamu siapa, ya?" kata Naruto

Sai berbalik dengan senyum yang hangat namun agak terkejut saat dia melihat Naruto, yang berpenampilan terlalu berlebihan. "Saya Sai, Yang Mulia. Saya kira kita sudah bertemu sebelumnya." kata Sai

Naruto mengerutkan kening, mencoba mengingat dengan ekspresi yang sangat serius-walaupun tampaknya ia sedang berpikir tentang makanan favoritnya. "Serius? Aku tidak ingat pernah melihatmu sebelumnya. Apa kau yakin kita sudah bertemu?" tanya Naruto

Sai mengangguk, mencoba menyembunyikan rasa bingungnya di balik senyum sopan yang sudah terlatih. "Ya, Yang Mulia. Kita bertemu saat upacara pernikahan Anda. Saat itu, Anda tampak agak malu dan tertutup." kata Sai

Wajah Naruto memerah, dan dia menggaruk kepala sambil tertawa kecil. "Oh, benar! Aku memang agak berantakan saat itu. Ngomong-ngomong, gimana kalau kita jadi teman? Kau kelihatan seperti orang yang asyik!" kata Naruto

Di sekitar mereka, para pelayan saling bertukar tatapan terkejut dan bingung. Salah satu pelayan senior, pria paruh baya dengan wajah yang biasanya keras seperti batu, membungkuk dan berbisik kepada rekannya, "Apakah ratu baru saja meminta jenderal untuk berteman? Apa ini bagian dari pelatihan baru atau semacamnya?"

Sementara itu, alis Sai terangkat dalam kejutan, tetapi dia segera menggantikan keterkejutannya dengan senyum yang sangat formal. "Tentu saja, Yang Mulia. Saya akan merasa terhormat menjadi teman Anda." kata Sai

Naruto, dengan senyum cerianya, merasa seperti pemenang permainan terbesar di dunia istana yang sangat formal ini. Pertukaran ini menambahkan sentuhan humor yang tidak terduga pada suasana yang biasanya sangat serius, menjadi panggung komedi istana yang besar.

.
.
.

Pada minggu berikutnya, Naruto menghampiri Sai dengan mata berbinar penuh semangat. Mereka berada di halaman istana yang luas, dikelilingi pilar-pilar besar dan tanaman pot berwarna-warni. Udara terasa segar dengan aroma melati yang lembut, dibawa angin sepoi-sepoi yang membelai daun dan bunga.

Naruto mengenakan kimono kuning cerah dengan pola kupu-kupu dan bunga-bunga ceria, tampak seperti bunga matahari yang ceria di tengah kebun hijau. Kimono-nya yang lebar dan berkilau melambai-lambai setiap kali dia bergerak, sementara sabuk lebar berwarna merah jambu dengan pita besar bergoyang di belakangnya seperti ekor komet. Setiap langkahnya meninggalkan jejak warna-warni di udara.

Naruto berputar-putar di sekitar Sai, yang mengenakan seragam jenderal biru tua yang membuatnya tampak seperti patung perunggu. Seragamnya yang dihiasi sulaman perak berbentuk naga berkilau di bawah matahari. "Sai, ayo kita keluar dari istana dan menjelajah dunia luar. Aku penasaran bagaimana rasanya di luar tembok ini. Aku sudah tidak sabar!" kata Naruto.

The New QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang