The Queen is in War

126 16 0
                                    

Bulan menyinari cahaya perak lembut melalui jendela-jendela tinggi perpustakaan kaisar. perpustakaan ini didekorasi dengan warna biru dan kuning lembut, dengan tirai sutra mewah yang membingkai pemandangan langit malam. Gemerisik tirai menambah kesunyian, padahal suasana di dalam kamar tidak sepi sama sekali.

Sakura, mengenakan kimono hijau zamrud dengan pola emas yang rumit, berdiri di depan meja Sasuke. Sikap elegannya menyembunyikan Ekspresi asli Sakura yang penuh kekhawatiran. Kaisar, masih mengenakan pakaian formal, duduk di belakang mejanya, meninjau beberapa dokumen resmi. Posturnya santai, tapi mata Sasuke fokus.

"Yang Mulia," Sakura memulai, suaranya halus seperti sutra namun terasa tegang, "bolehkah saya berbicara sebentar?"

Sasuke mengangkat pandangannya, ekspresi Sasuke waspada namun penuh rasa ingin tahu. "Silakan, Selir Sakura."

Sakura mendekat dengan anggun, Sakura melangkah dengan memberikan perasaan berwibawa nan anggun. Sakura duduk tepat di sebelah Sasuke, supaya  bisa lebih dekat dengan Sasuke

"Saya tidak bisa tidak memperhatikan betapa eratnya keterlibatan ratu dalam persiapan perang. Ide-idenya, meskipun kreatif, tampak belum teruji dan agak mengkhawatirkan." ucap Sakura menghasut, seolah-seolah Sakura cemas dan peduli terhadap nasib kerajaan.

Mata Sasuke sedikit menajam. "Lalu?"

Sakura memegang punggung tangan sang kaisar dengan lembut dan penuh godaan, "Saya khawatir kalau sang ratu akan membahayakan banyak nyawa prajurit. Kalau ide ratu gagal, prajurit yang kehilangan nyawanya akan mati sia-sia....."

Pandangan Sasuke tetap tajam, "Ide-ide Ratu memiliki nilai sendiri. Memang idenya belum bisa dikatakan berhasil, tapi saat percobaan tadi, Ratu memberikan keunggulan yang kita butuhkan." ucap Sasuke

Sakura tersenyum ragu-ragu sejenak, namun langsung beralih dengan senyuman manisnya yang dibuat-dibuat, "Saya mengerti Yang Mulia....Hanya saja... saya khawatir akan keselamatan Anda dan kesejahteraan kerajaan....Saya tidak mau kerajaan ini yang dibangun susah payah oleh para kaisar terdahulu hancur sia-sia...."

Ekspresi Sasuke berpikir sejenak, lalu dia berkata dengan nada dingin khasnya, "Keterlibatan ratu berada di bawah pantauan Saya. Saya jamin, saya membuat keputusan yang memang sesuai dengan kebutuhan negara."

Mata Sakura menajam diam-diam, saat dia dengan hati-hati menyembunyikan frustrasinya. Dia mengambil napas dalam dan melanjutkan, "Namun, Yang Mulia... apakah Anda tidak melihat bagaimana tindakan Ratu bisa merusak otoritas Anda sendiri? Kehadiran Ratu dalam pertemuan-pertemuan ini dan usulan-usulan berani yang mungkin tanpa disadari akan mengurangi rasa hormat terhadap strategi-strategi tradisional yang sudah Yang Mulia terapkan.... Hal ini bisa membuat para langit dan arwah nenek moyang marah....."

Sasuke mulai memunculkan kilatan ketidaksenangan terhadap kritikan Sakura terhadap Naruto. Namun, Sasuke tetap  menjaga sikapnya dengan menarik tangannya dari genggaman tangan Sakura

"Keputusan-keputusan yang saya buat adalah hasil dari pertimbangan yang matang." singkat Sasuke.

Wajah Sasuke menunjukkan ketegasan dan kepercayaan diri. Matanya tajam dan fokus. Suara Sasuke juga tenang namun penuh keyakinan. Sasuke telah menunjukkan bahwa dia benar-benar percaya pada keputusan yang telah diambil. Tidak ada keraguan atau ketidakpastian sedikitpun pada dirinya sendiri.

Sakura merasa sakit hati dan kesal, tapi dia harus memendam rasa itu. 

"Saya mengerti Yang Mulia.... Saya hanya ingin menyampaikan kekhawatiran saya atas kesetiaan dan kepedulian saya kepada Yang Mulia dan kerajaan." Ucap Sakura berpura-pura menerima keputusan sang kaisar, "kalau begitu, Saya pamit Yang Mulia" Sakura membungkuk hormat sebelum dia pergi meninggalkan perpustakaan Kaisar.

The New QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang