The Consort's Treachery

102 13 0
                                    

Kondisi istana yang mulai sibuk akibat perang yang akan datang semakin meningkatkan ketegangan. Tetapi di balik itu, ancaman yang lebih gelap sedang tumbuh. Rencana Sakura Haruno untuk mempertahankan posisinya dan melawan Naruko (Naruto) Uchiha (Uzumaki) kini mengambil arah yang lebih jahat. Meskipun sang ratu fokus mempersiapkan diri menghadapi konflik yang pasti terjadi, dia tidak menyadari tipu daya yang sedang berlangsung di sekitarnya.

Sakura diam-diam bertemu dengan para mentri yang mau bersekongkol dengannya. Di tempat rahasia, dia mengenakan kimono elegan yang tidak terlalu mencolok dan ditutupi oleh sebuah jubah hitam. Dibalik jubah itu, ada intipan sutra emas di pakaiannya. Matanya yang tajam dan licik itu sudah diselimuti aura kejahatan saat ia membahas rencana untuk merebut takhta.

"Kita harus bertindak cepat," kata Sakura, suaranya berbisik penuh urgensi. "Perhatian kaisar saat ini sedang fokus pada perang yang akan datang, Jadi tidak ada lagi yang memperhatikan sang ratu secara detail. Kita akan membuat posisi ratu melemah, sehingga jalan akan terbuka bagiku untuk menggantikannya."

Para utusan, mengenakan pakaian gelap yang tidak mencolok, mengangguk setuju. Mereka saling bertukar pandang, ekspresi wajah mereka tidak bisa terlihat karena tersembunyi di balik tudung dan topeng.

Di luar ruangan, Naruto Uchiha sedang dalam misi. Setelah upayanya yang gagal untuk meyakinkan kaisar, dia semakin curiga terhadap kepergian Sakura yang sering absent dari istana. Bertekad untuk mengungkapkan pengkhianatannya, Naruto telah merancang serangkaian skema kocak untuk mengumpulkan bukti.

.
.
.

Rencana terbaru Naruto sungguh seperti adegan komedi yang tidak disengaja. Dia menyamar dengan kostum yang terlalu berlebihan-topi yang sangat besar hampir menutupi seluruh wajahnya dan Kimononya terlalu panjang dan terkesan menyeret seolah-olah sedang menyapu lantai. Tujuannya ingin menyamar sebagai salah satu pelayan istana, tetapi malah menjadi pusat perhatian yang menggelikan.

Dia bersembunyi di balik tanaman pot besar, tetapi topi raksasanya terus meluncur turun dan menghalangi pandangannya, sehingga dia tergelincir dan menabrak vas dekoratif yang besar. Suara benturan itu bergema di koridor, membuat beberapa pelayan terkejut dan berhenti sejenak.

PRANG!!

"Sst!" desis Naruto kepada pot yang jatuh, berusaha keras untuk menegakkan topi yang terlalu besar itu sambil berbicara pelan. "Kalian akan membocorkan posisi rahasiaku!"

Tanpa disadarinya, sekelompok staf istana telah berkumpul untuk menyaksikan kejadian lucu ini. Usaha mereka untuk menahan tawa tidak bisa dikendalikan karna melihat situasi semakin konyol.

Sementara Naruto terus berjuang dengan penyamarannya yang aneh. Salah satu pelayan, tak tahan akan kelucuan situasi, dia bertanya kepada Naruto

"Pfft! Yang Mulia?" tahan tawa sang pelayan itu

Mendengar dirinya dipanggil, Naruto dengan cepat melepas kostumnya yang terlalu besar, wajahnya memerah karena malu setelah menyadari sekelompok pelayan istana ada di belakangnya entah sejak kapan. Dia kemudian tergesa-gesa pergi ke sudut tersembunyi untuk menyembunyikan diri, merencanakan langkah berikutnya dengan lebih hati-hati-atau setidaknya berharap untuk menghindari kejadian yang lebih aneh lagi.

.
.
.

Dengan tekad yang bulat untuk mengumpulkan bukti, Naruto meminta bantuan dari pelayan-pelayannya yang memang kurang terampil. Dia menugaskan mereka untuk memata-matai pertemuan-pertemuan Sakura, tapi mereka malah mengalami kegagalan-kegagalan yang kocak di setiap saat mereka berusaha menjadi mata-mata. Salah satu pelayan, yang sedang mengintip kemana Sakura pergi, malah menabrak pelayan lainnya yang sedang membawa teko dan gelas teh sehingga teh itu tumpah bersamaan dengan pecahnya teko dan gelas. Suasana malah makin kacau.

Meskipun menghadapi serangkaian kejadian konyol tersebut, Naruto akhirnya mendapat petunjuk dari salah satu mata-matanya tentang adanya lorong rahasia yang digunakan Sakura untuk bertemu dengan sekutunya yang merencanakan pengkhianatan. Dengan rencana baru yang sudah matang, Naruto dengan semangat memulai penyelidikan.

Lorong rahasia itu mengarahkannya ke ruangan yang gelap, di mana Sakura sedang berdiskusi dengan serius bersama para utusannya. Naruto, berusaha menyelinap masuk, justru tersandung dengan kimononya sendiri dan jatuh dengan suara keras, membuat ruangan itu mendadak hening.

BUK!

Mata Sakura membelalak ketika melihat Naruto tengkurap di lantai, upayanya untuk bersikap diam-diam pun ketauan oleh Naruto. "Yang Mulia? Sedang apa Anda di sini?" tanya Sakura, suaranya campuran antara kaget dan kesal.

Naruto, sambil berjuang bangkit dan berusaha menyeka debu dari pakaian dengan canggung, mencoba menjelaskan, "Aku, eh, sebenernya cuma mau..." Dia melirik sekeliling dan tanpa sengaja melihat tumpukan dokumen di atas meja. "Cuma mau lihat apa yang lagi terjadi di sini!"

Sakura mengerutkan keningnya, segera menyadari bahwa Naruto tanpa sengaja telah menemukan pertemuan rahasia mereka. Wajahnya memerah karena kemarahan saat dia maju mendekati Naruto. "Ini urusan pribadi, Yang Mulia. Anda tidak ada urusan di sini."

Dengan tekad yang bulat, Naruto, ditengah wajahnya yang semakin merah karna malu kesandung oleh kimononya sendiri, dia menjadi asal bicara dalam kata-katanya saat mencoba menantang Sakura. "Kau...Ehem! Kau pasti punya rencana! Iya kan?! Aku tahu! Aku-eh-menangkapmu basah!"

Sakura, dengan ekspresi yang dramatis, mendekatkan wajahnya dengan Naruto, begitu dekat dan mengancam. "Menangkapku basah? Apa maksud Anda Yang Mulia? Saya hanya sedang berdiskusi urusan keluarga. Kalau Yang Mulia tidak percaya, kita bisa membawa ini ke Paduka Raja"

Menyadari bahwa Naruto tidak menemukan bukti yang kuat dan melihat adanya kebenaran dari kalimat Sakura, Naruto menjadi kikuk sendiri sampai tanpa sengaja menabrak tumpukan kertas, membuat kertas itu berterbangan di udara seperti daun kering ditiup angin. Pemandangan itu hampir mengundang tawa. Naruto berusaha menangkap kertas-kertas itu, tapi semakin dia berusaha, semakin kacau dan lucu keadaannya.

"Oh tidak! Tidak!" gumam Naruto sambil menangkap kertas-kertas berharga milik Sakura.

Di tengah kekacauan itu, salah satu utusan, tidak tahan lagi, tergelak-gelak. Ruangan itu tiba-tiba dipenuhi dengan campuran antara frustrasi dan keceriaan, di mana upaya Naruto yang ceroboh untuk mengumpulkan bukti malah menjadi sumber tawa yang tak terduga.

Saking kerasnya suara tawa, Sasuke yang sedang lewat lorong menjadi penasaran. Sasuke tiba di tempat kejadian dengan ekspresi campuran antara kebingungan dan kekesalan. Dia melihat dokumen berserakan dan Naruto yang terlihat kacau balau.

"Apa yang sedang terjadi di sini?" tanya Sasuke tegas, suaranya penuh dengan otoritas.

Sakura, dengan cepat mencoba memulihkan situasi. "Yang Mulia. Saya sedang berdiskusi tentang masalah pribadi keluarga Saya. Namun Ratu telah mengganggu diskusi saya dan menyebabkan dokumen penting istana berserakan seperti ini"

Naruto, masih berusaha mempertahankan martabatnya, menghadap Sasuke dengan wajah memelas. "Yang Mulia, Sakura berkomplot melawanmu! Aku tahu pasti-"

Kalimat Naruto terhenti ketika Sasuke menajamkan matanya saat melihat ke sekeliling ruangan yang berantakan. Naruto sangat mengerti apa arti pandangan Sasuke yang tajam itu. Kemudian, Pandangan Sasuke mendarat pada Sakura yang menatapnya dengan tatapan meyakinkan. Menyadari seriusnya situasi, Sasuke mengambil napas dalam dan berbicara pada Naruto.

"Yang Mulia Naruko, dengan sangat hormat, aku mohon segeralah kembali ke kamar Anda. Anda sudah cukup memberikan drama hari ini."

Naruto tidak melihat bahwa Sasuke akan mempercayai perkataannya. Dilihat dari siatusi ini, memang Narutolah yang terlihat bersalah. Walaupun agak kecewa, Naruto mengangguk dan meninggalkan ruangan dengan hati yang berat. Meskipun frustrasi, dia masih punya harapan besar bahwa usahanya kali ini tidak akan sia-sia. Meskipun sering kali membuat kekacauan dan mengalami kejadian memalukan, dia tetap teguh dalam tekadnya untuk melindungi sang kaisar dan mempertahankan tempatnya di istana.

Saat Naruto melangkah pergi, Sakura tidak bisa menahan tawa di dalam hatinya menyaksikan bagaimana Naruto diusir secara terhomat dan sopan oleh Paduka Raja.

TBC

The New QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang