Nyari jodoh nggak segampang nyari uban emak.
###
Nathan rasanya mau pindah ke pluto karena terus di desak mamanya untuk ikut ke rumah sahabatnya itu. Untuk yang kesekian kali. Catat. Nathan benar-benar jengah melihat Arinda yang ngebet menjodohkannya dengan anak dari teman-teman wanita itu.
"Please?" Arinda menatap anaknya sambil menyatukan kedua telapak tangannya di bawah dagu.
Nathan menghembuskan napas berat, ntah sudah yang ke berapa kali. "Ini terakhir?"
Arinda mengangguk biar cepat.
Nathan menatap Mommy-nya serius. "Kalau Mommy bohong, aku nggak akan pernah balik lagi ke Indonesia tiap libur liga."
Arinda jelas kelabakan, karena dia sudah menyiapkan perempuan yang ke 5,6,7,8 kalau sampai yang ini gagal lagi.
Ekspresi Arinda tiba-tiba berubah jadi menatap sendu anaknya. "Kamu senang ya lihat Mommy setress karena isu itu?"
Nathan berdecak malas. "Gosip nggak jelas Mommy dengerin."
"Ya mana bisa Mommy acuh, Nath. Sampai sekarang kamu nggak pernah dekat perempuan. Umur kamu udah kepala tiga. Mau kejar apa lagi? Karir kamu di sepak bola sudah oke, bisnis Daddy juga sudah mulai kamu yang handle. Kamu sudah mapan begini, cuma butuh pasangan dan kasih Mommy cucu."
Nathan memejamkan matanya sejenak. Pembahasan ini yang selalu di isi beberapa tahun belakangan dan benar-benar membuat ia jengkel setengah mati.
"Mom, aku cuma belum dapat yang cocok."
"Gimana mau dapat, kamu nggak pernah nyari!" balas Arinda hampir frustasi.
"Mommy yang nggak pernah tau usaha aku."
"Usaha apa? Usaha kamu biar sembuh dari penyakit kamu itu?"
"Aku normal, Mom, please."
"Kalau normal kenapa sampai sekarang kamu nggak pernah dekat perempuan?" tanya Arinda melotot. "Nggak bisa jawab, kan?"
"Kanin bukan perempuan?" Nathan tanya balik.
Arinda menggeleng. "Noo. Selain Kan-Oh, Tuhan! Apa kamu frustasi karena nggak akan pernah bisa bersama Kanin? Terus kamu jadi-Nathan...," Bahkan Arinda tidak sanggup melanjutkan ucapannya, bahunya terkulai lemas.
Nathan menggelengkan kepala, bangkit dari duduk. "Terserah Mommy, lah."
"Nath, Mommy belum selesai!"
Nathan terus berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai 2. "Mommy makan aja terus berita nggak jelas itu," sahutnya tanpa menoleh ke Arinda.
Arinda yang masih duduk di sofa kembali teriak, "pokoknya nanti malam, Nathan! Jam 7!"
###
Mata belum sepenuhnya terbuka, satu tangan meraba-raba ponsel yang tergeletak di atas nakas, niatnya cuma mau mengecek jam, tetapi satu notice membuat Gika penasaran dan akhirnya membuka isi pesan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner [Nathan Tjoe A On]
FanfictionNathan Tjoe A On, pria yang saat ini sudah menginjak usia 32. Status lajang masih tersemat untuknya. Hatinya belum bisa menerima perempuan lain selain sahabatnya, Kanindya Hanum Mega. Namun apa boleh buat? Mereka tidak bisa bersama karena cinta mere...