Chapter 19

418 62 12
                                    

###

Pagi itu, sinar matahari baru saja menyusup di antara tirai jendela ketika Gika sudah mulai disibukkan dengan tumpukan berkas di meja kerjanya. Tangannya yang lincah menyisir lembaran demi lembaran dokumen, memeriksa dengan teliti setiap detail. Semalaman ia sudah menyiapkan semuanya, namun pagi ini, ia ingin memastikan tak ada satu pun yang terlewat. Hari ini adalah langkah besar pertama untuk bisnis skincare miliknya sendiri.

Di dalam balutan blus blue sky lembut yang membingkai tubuhnya dengan elegan, Gika terlihat begitu profesional. Celana hitam yang ramping menambah kesan tangguh namun anggun. Rambut hitamnya yang biasanya tergerai bebas kini tertata rapi dalam ikatan sederhana, menegaskan keseriusannya untuk menghadapi hari ini. Di sudut meja, secangkir kopi yang mulai dingin seakan menjadi saksi bisu dari segala persiapan yang telah dilakukannya.

Puas dengan persiapannya, Gika menutup map terakhir dan menatap jam dinding. Masih ada sedikit waktu sebelum ia harus berangkat. Di sela kesibukannya, ia sempatkan diri untuk menikmati sarapan ringan—roti panggang renyah dengan sedikit olesan selai dan hanya segelas air putih, cukup untuk mengisi energi dan menyegarkan pikiran.

Baru saja ia akan mengambil tas dan bersiap pergi, ponselnya bergetar di atas meja. Layar ponsel menampilkan sebuah pesan baru, dan Gika merasa jantungnya berdebar sedikit lebih cepat saat melihat nama pengirimnya.

Nathan.
Semangat ya hari ini. You got this!

Senyum tipis terulas di wajahnya. Pesan sederhana itu cukup untuk membuatnya merasa lebih tenang, seolah semua ketegangan yang menggelayut sejak pagi perlahan terangkat.

Tak lama, sebuah pesan lain menyusul dari pengirim yang sama.

Berangkat jam berapa?

Gika melirik ke arah jam dinding. Pukul 7:45. Dia tahu pertemuan ini terlalu penting untuk dihadiri dengan tergesa-gesa.

Gika: Jam 8, Mas. Biar nggak telat. Tau sendiri jakarta kaya apa haha

Tak lama setelah itu, ponselnya bergetar lagi.

Nathan: Haha iya sih.

Nathan: Nggak usah bawa mobil, ya, Gi. Nanti kan pulangnya saya jemput.

Gika tersenyum kecil.

Gika: Iya, enggak. Ini saya mau order transoport online.

Nathan: Ok, semangat, Gi!

Nathan: Inget, you're amazing. Mereka bakal liat itu.

Gika: Thanks, Mas Nathan. I’ll be ready and on time!

Nathan: Go get ’em, Gika.

Gika merasa lebih tenang setelah membaca pesan-pesan singkat dari Nathan. Dukungan dan perhatian kecil seperti itu memberikan rasa nyaman dan membuatnya merasa lebih siap menghadapi pertemuan penting hari ini. Ketegangan yang sebelumnya menggelayuti dirinya perlahan menghilang berkat kata-kata penyemangat dari Nathan. Gika merasa dihargai dan diingatkan bahwa usaha dan kemampuannya akan terlihat.

Ia mematut dirinya sekali lagi di depan cermin. Tatapan matanya yang fokus menegaskan bahwa dia siap—siap untuk menghadapi apapun yang akan terjadi hari ini.

###

Gika turun dari mobil dan berdiri di trotoar, menatap gedung kantor Kanin yang menjulang megah di depannya. Cahaya matahari pagi memantulkan kilau pada dinding kaca gedung, menambah kesan anggun dan profesional.

Partner [Nathan Tjoe A On]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang