Chapter 42

604 61 42
                                    


###

Suasana di depan ruang tunggu terasa canggung setelah teman-teman Nathan memutuskan untuk pulang. Hanya ada Kanin dan Nathan, duduk bersebelahan di kursi panjang, tanpa ada yang berani membuka percakapan. Hening, hanya suara detak jam yang mengisi ruang itu.

Nathan menatap ke depan, wajahnya masih penuh kekhawatiran. Matanya kosong, jauh, seolah menatap ke ruang yang lebih dalam dari sekadar dinding rumah sakit ini. Tangannya menggenggam erat gelas kopi yang sudah dingin, seolah itu satu-satunya hal yang bisa memberinya sedikit ketenangan.

Kanin duduk di sebelahnya, tangan tersangkut di saku jaket, pandangannya bergeser-geser seolah mencari sesuatu untuk dibicarakan. Namun, ada sesuatu yang mengganjal, membuat suasana terasa menekan.

Setelah beberapa menit berlalu, Nathan akhirnya yang kembali memecah keheningan diantara mereka.

"Tante Ruth udah sempat cerita, jadi sebelum Gika kecelakaan, dia keluar ketemu sama kamu?" tanya Nathan. Pria itu menoleh, menatap lurus ke mata Kanin, ekspresinya datar, tapi ada ketegangan yang samar di balik suaranya. "Kenapa kamu nggak bilang ke aku?"

Kanin terkejut sesaat, tidak menyangka Nathan akan langsung mengangkat topik itu. Dia menghela napas pelan, mencoba meredam kegelisahan di dadanya. "Memang Gika nggak bilang ke kamu?"

Nathan menggeleng pelan, matanya masih tertuju pada Kanin, menunggu penjelasan lebih lanjut. Ada kekecewaan yang tertahan di sana, dan itu membuat dada Kanin sesak.

Kanin menarik napas dalam-dalam, mencari kekuatan untuk berbicara. "Nathan, aku ke sini bukan cuma buat jenguk. Aku mau minta maaf. Aku sama Gika memang sempat bertemu sebelum kecelakaan itu. Tapi kami cuma ngobrol santai, bener-bener nggak ada maksud apa-apa. Aku kaget banget waktu tahu Gika kecelakaan setelah kita ketemu."

Nathan memalingkan wajahnya, menatap kosong ke lantai. Suasana di antara mereka semakin berat. "Ngobrol soal apa?" tanyanya, suaranya terdengar lebih dingin, dan nadanya seakan menuntut jawaban yang lebih jelas.

Kanin menunduk, merasa bersalah dan tak nyaman. Dia tahu pembicaraan ini tak akan mudah. "Aku... aku cuma pengen tahu tentang hubungan kalian. Aku tahu, kalian makin dekat. Aku cuma pengen memastikan... pengen tahu dari sisi Gika gimana perasaannya. Aku nggak ada niat bikin masalah."

Nathan mengernyitkan alisnya, menahan emosi yang perlahan muncul. "Kenapa kamu bahas hubungan aku sama Gika? Kan kita udah jelas. Aku kira kamu udah ngerti."

Kata-kata Nathan menusuk hati Kanin. Ada rasa sakit yang tidak bisa ia sembunyikan. Dia mencoba tersenyum tipis, tapi itu terlihat getir. "Nathan, aku ngerti... aku cuma—" suaranya tercekat, kemudian dia menunduk lebih dalam, jemarinya saling meremas. "Aku cuma belum sepenuhnya bisa lepasin kamu."

Nathan menatap Kanin, tatapannya berubah dari datar menjadi penuh kekecewaan. "Kanin, ini bukan tentang kamu atau aku lagi. Ini tentang Gika. Dia di sini, koma, karena kecelakaan. Aku nggak tahu apa yang kamu obrolin sama Gika, tapi kamu harus ngerti, Nin, kita cukup sahabatan."

Kanin terdiam, bola matanya sudah berkaca-kaca. Perasaan bersalah dan patah hati bercampur aduk di dalam dirinya. "Nathan, aku... Aku nggak pernah bermaksud bikin semuanya jadi rumit. Aku cuma... kalau aja aku nggak ajak Gika ketemu, mungkin dia nggak akan kecelakaan."

Nathan menggeleng pelan, lalu mengusap wajahnya dengan tangan, mencoba menenangkan diri. Hening sejenak, hanya terdengar hembusan napasnya yang berat. Ada rasa marah yang menggelegak di dalam dada, tapi juga ada rasa bingung yang sulit dia jelaskan. Kecewa. Frustrasi. Semua bercampur, saling berebut tempat di hatinya.

Mata Nathan yang biasanya tenang itu kini tampak gelap dan tajam, tapi ada sesuatu yang rapuh di balik tatapannya. Dia ingin marah, ingin melepaskan segala perasaan kecewa itu pada Kanin, tapi di sisi lain, dia tahu Kanin bukanlah satu-satunya yang harus disalahkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Partner [Nathan Tjoe A On]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang