Chapter 36

378 65 11
                                    

###

"Senyum-senyum mulu, Gi," ucap Ruth, memperhatikan putrinya yang terlihat begitu bahagia sambil duduk di meja makan.

Gika langsung mengangkat wajahnya, masih dengan senyum lebar yang tak bisa disembunyikan. "Kayanya tahun ini Mas Nath bakal ngajakin Gika nikah, deh, Ma!" serunya ceria, mata berbinar.

"Ah, yang bener kamu?" sahut Ruth, pura-pura tidak tahu.

"Iya, Ma, serius deh! Kemarin tiba-tiba Mas Nathan nanya, 'Tahun ini... mau nggak?"' cerita Gika sambil menirukan suara dan tatapan dalam Nathan padanya saat itu.

Ruth terkekeh pelan. "Terus, kata kamu apa?"

"Ya, langsung Gika tembak! NIKAH KAN, MAS?! Gika gituin. Tapi Mas cuma ketawa! Sok rahasia banget! Padahal dari kemarin, Mommy sama Nada juga udah ngasih kode, cuma kan Gika juga nggak mau kepedean gituu, Maa. Maunya denger langusng dari Mas Nath, tapi responnya abu-abu mulu."

Ruth hanya terkekeh pelan mendengarkan cerita Gika. Sebenarnya, Ruth sudah mengetahui semua rencana calon menantunya, bukan hanya dia sendiri, tetapi juga seluruh keluarga mereka dan keluarga Nathan. Persiapan lamaran yang dirancang matang oleh Nathan, termasuk rencana pernikahan di tahun ini, sudah diketahui karena Nathan membuat grup chat tanpa Gika. Grup ini mengkoordinasikan semua perencanaan, mengingat sulitnya menyatukan jadwal kedua keluarga yang sangat sibuk.

Satu-satunya yang belum mengetahui rencana Nathan ya cuma Gika—calon istri dari pria itu sendiri.

Ruth kembali tersenyum mengingat obrolannya dengan Nathan beberapa hari lalu saat pria itu meminta restu, dan dia bisa merasakan betapa serius dan tulusnya pria itu terhadap putrinya.

FLASHBACK ON.

Ketika Gika memilih pergi untuk bertemu dengan Fathur tanpa sepengetahuan Nathan. Justru di sisi lain, kekasihnya dengan sabar tetap menunggu Gika di rumah dan membahas obrolan yang serius dengan ibu dari perempuan itu.

"Tahun ini, Nath?!" Jelas, Ruth terkejut bukan main setelah mendengar keinginan Nathan untuk mempercepat pernikahannya dengan putrinya.

Nathan mengangguk dengan penuh keseriusan. "Aku udah merencakanannya dengan matang, Ma. Aku mau acara lamaran digelar sebelum aku kembali ke Rotterdam dan menikahi putri Mama di bulan November tahun ini," jelas pria itu.

"November? Itu tinggal beberapa bulan lagi, Nath."

Nathan mengangguk lagi. "Aku tau, Ma. Tapi itu waktu yang paling memungkinkan, soalnya di luar itu jadwalku cukup sulit diatur. Sebelum akhir tahun, kalender FIFA cuma ada di bulan November. Aku udah cek."

Ruth menatap Nathan lebih dalam. "Apa yang bikin kamu yakin sama Gika, Nath?" tanyanya pelan. "Jujur aja, Mama awalnya nggak yakin perjodohan ini bakal berhasil. Tapi melihat keseriusan kamu saat ini, Mama terharu, Nath."

Nathan menarik napas dalam-dalam sebelum mulai bicara, dia lalu menatap ibu kekasihnya. “Jujur, Ma, sebenarnya alasan kami saat itu minta 'masa pendekatan' cuma untuk menyenangkan hati Mama dan Mom, dan juga... supaya kami nggak terus-terusan didesak buat menikah.”

"Jadi, selama ini kalian cuma pura-pura?" Ruth tampak terkejut.

Nathan mengangguk dengan sedikit rasa bersalah. "Iya, Ma. Maaf. Tapi sekarang kita benar-benar menjalani hubungan ini dengan serius. Seiring waktu, kebersamaan kita bikin semuanya berubah. Mulai dari menghabiskan banyak waktu bareng, ngalamin berbagai hal, dan makin sering ngobrol tentang banyak hal. Dari situ, aku mulai melihat sisi Gika yang bener-bener aku suka. Rasanya, cinta ini tumbuh dari kedekatan yang kita bangun selama ini."

Partner [Nathan Tjoe A On]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang