Chapter 33

451 56 17
                                    


###

Flashback on.

Gika melempar slingbagnya ke kasur dengan marah, merasa frustrasi setelah perdebatan di mobil dan tindakan Fathur yang membuka arsipan foto lama mereka. Dia mengeluh dengan nada kesal, "Sialan. Ini semua gara-gara Fathur!" Dengan cepat, dia mengambil ponselnya dari slingbag dan membuka blokiran kontak Fathur yang sudah lama dia lakukan sejak mereka putus.

Dengan hati yang masih galau akibat pertengkarannya dengan Nathan, Gika memutuskan untuk menyelesaikan satu masalah lain yang menggantung di pikirannya. Ia mengetik pesan singkat ke Fathur.

Fathur, bisa ketemu? Gue mau bahas soal arsip foto di IG lo.

Butuh beberapa menit sebelum pesan itu terkirim. Gika sempat ragu, apakah ini keputusan yang tepat atau justru akan memicu masalah baru. Namun, di sisi lain, dia merasa perlu menyelesaikan ini supaya bisa melangkah ke depan tanpa perasaan tidak nyaman.

Beberapa menit kemudian, balasan dari Fathur masuk.

Fathur: Kaget, tiba-tiba nge-chat. Bisa, Gi. Kapan? Sekarang? Gue lagi otw balik.

Gika: Tempat biasa.

Gika menghela napas panjang, merasa canggung tapi juga lega. Dia tidak berniat memperpanjang hubungan dengan Fathur, tapi masalah arsip foto ini jelas sesuatu yang harus dijelaskan. Terlebih lagi, dia ingin menghindari kesalahpahaman, terutama dengan Nathan yang sudah menunjukkan rasa cemburunya. Tapi Gika juga sadar, pertemuan ini bisa jadi memicu masalah lebih besar, terutama jika Nathan mengetahuinya.

Dalam hati, Gika tahu ini bukan langkah yang mudah. Tapi untuk menyelesaikan semuanya, dia harus bertemu dengan Fathur.

Gika memasukkan ponselnya ke dalam slingbag, memakainya dengan cepat, lalu mengambil kunci mobil. Ketika sampai bawah, dia melihat Nathan yang masih di sana, wajahnya terlihat serius berbincang dengan mamanya. Gika berusaha tak peduli, dia tetap melanjutkan jalan. Mamanya dan Nathan mengalihkan pandangannya ke Gika.

"Mau ke mana?" tanya Nathan lembut

"Aku mau keluar sebentar," jawab Gika singkat, berusaha tetap tenang.

"Hati-hati di jalan," ujar Nathan, meskipun suaranya menunjukkan bahwa dia masih merasa cemas.

Gika memberi anggukan singkat sebelum bergegas keluar dari rumah.

Flashback off.

Di sini lah Gika sekarang. Bertemu di kafe favorit mereka, sebuah tempat yang menyimpan banyak kenangan bagi mereka. Kafe ini menjadi saksi dari berbagai momen penting selama tujuh tahun hubungan mereka. Tetapi itu tidak penting sekarang, yang paling terpenting dia harus bertemu Fathur dan menyelesaikan semuanya.

Saat Gika memasuki kafe, dia melihat Fathur sudah duduk di meja favorite mereka. Fathur berdiri untuk menyambutnya dengan senyum ramah. "Hai, Gi," sapanya dengan nada hangat.

Namun, senyum ramah dan sapaan lembut itu dibalas Gika dengan kekesalan. Rasa canggungnya kalah dengan rasa kesal yang sejak tadi tertahan. Dia langsung memukul Fathur berkali-kali dengan slingbagnya. "Ih, maksud lo tuh ngapain sih, segala buka arsipan foto kita?!"

Gika ternyata datang bukan hanya untuk bertemu, tetapi juga untuk melampiaskan kekesalannya.

Fathur, yang mendapatkan sambutan seperti itu, tidak terlihat marah. Sebaliknya, dia hanya tertawa kecil. Dia merasa hal seperti ini justru mengingatkannya pada Gika yang dia kenal dan cintai. Meski mereka sudah berpisah, perilaku Gika yang spontan dan keras kepala itu terasa akrab dan membuat Fathur merasa bahwa Gika tetaplah Gika, tidak peduli apapun yang terjadi.

Partner [Nathan Tjoe A On]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang