Kapten Damar dan Bunda

2.8K 422 89
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat datang dikisah Batari🫶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat datang dikisah Batari
🫶

Sebelumnya aku melihat sosok Damar Kusuma Prawira ini sebagai sosok titisan Elsa yang sangat tidak bersahabat dan membuatku segan padanya, namun sekarang aku melupakan akan hal itu dan menggeretnya begitu saja masuk ke dalam rumah.

Di rumah aku mengira akan menemukan Bunda yang masih terpuruk di kamar seperti tadi pagi, meratapi Ayah yang tidak lagi memiliki penyesalan atau kesadaran atas kesalahan yang sudah dia lakukan. Biasanya hanya sebuah teguran ringan atau sarkas dari Bunda saja maka Ayah akan meminta maaf, tapi sekarang Ayah yang tengah tergila-gila dengan selakangan daun muda dan fakta jika dia memiliki anak laki-laki meski sebenarnya lebih cocok jika menjadi cucu Ayahku, membuatnya sama sekali tidak peduli dengan apapun termasuk Bunda bahkan dengan ringannya dia melayangkan tangannya kepadaku.

Ada banyak kekecewaan yang bisa aku maafkan tapi tidak dengan sikap Ayah kepadaku. Hanya karena hadirnya sosok asing yang bahkan tidak berkontribusi apapun dalam hidupnya, Ayah dengan teganya berlaku jahat kepadaku dan Bunda.

Aku sudah mempersiapkan diri untuk menemukan hal-hal yang tidak aku sukai namun nyatanya saat aku masuk ke dalam rumah aku menemukan Bunda tengah bersama dengan Wisnu dan Rasti, tampak Bunda tengah meletakkan sepanci besar sop ayam yang seringkali aku makan saat aku tengah marah, beliau tampak normal, terlihat kembali baik-baik saja selayaknya keseharian beliau sebagai seorang Ibu Persit yang anggun.

Senyuman hangat terlihat di wajah Bunda saat beliau menatapku hingga aku lupa jika aku tengah menggandeng Kapten Damar, baru saat Bunda menegur kami aku baru tersadar.

"Loh, kok kamu bisa sama Kapten Damar, Ri? Ayo sini ajak makan."

Mendengar kata teman reflek aku langsung menoleh ke arah Kapten Damar dan melepaskan tanganku, Wisnu dan Rasti yang melihat tingkah konyolku ini tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan untuk menggodaku, siulan terdengar dari Wisnu yang membuatku langsung melotot ke arahnya saat dia mengeluarkan celetukan.

"Akhirnya Ri, 24 tahun kamu hidup di dunia ini akhirnya bawa gandengan juga, lepas masa jomblo lo yang menyedihkan. Kenalin ke kita dong, Bude udah kenal tapi kan aku belum, ya kali bawa pacar diam-diam saja."

Luka Hati BatariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang