Rahasia Damar

2.9K 419 21
                                    

Batari menangis sesenggukan karena kegilaan Ayahnya benar-benar menghancurkannya, Iptu Bayu yang ada di hadapannya terbelalak, sementara Doni Permana langsung melayangkan tatapan penuh peringatan kepada Damar yang mulai murka.

Jika Damar tidak malu dengan seragam yang masih dia kenakan mungkin Damar tidak akan segan untuk menarik kerah Bayu dan menggantungkan Polisi yang lebih muda dua tahun darinya ini karena dengan beraninya masih ragu untuk menindaklanjuti laporan yang Batari buat.

Dengan semua kerugian dan sikap memalukan yang sudah Agung Gunamarwan lakukan, menurutnya hal ini masih berat untuk ditangani karena mengangkut instansi militer. Ya, untuk beberapa hal mungkin Damar tahu jika solidaritas diantara keluarga loreng akan berusaha memaklumi dan juga menutupi kesalahan anggotanya, tapi apa yang sudah dilakukan Agung tidak akan satu orang pun yang memakluminya.

Sejak kemarin pria tua itu absen di Kesatuan tanpa kejelasan, meninggalkan tugasnya begitu saja. Sebelum Damar tahu kelakuan menjijikkan Agung yang menikah lagi dengan wanita yang membuat Damar pernah patah hati dengan kelakuan sundalnya, Damar memang sudah tidak suka dengan Agung. Pria itu sombong, gila hormat, dan semena-mena. Orangnya tua tapi kelakuannya seperti anak belasan tahun yang menyombongkan diri atas apa yang dimilikinya, dan sekarnag setelah Damar tahu bagaimana jalan Agung si Aki Tua ini mendapatkan posisinya, Damar paham kenapa si Agung menjadi manusia kebanyakan gaya.

Simpelnya, Agung bertingkah tidak sepantasnya karena dimasa muda dia tidak bisa melakukan banyak hal yang dia inginkan. Terlambat nakal, ketemunya sama Sundal yang kebelet hidup enak tidak peduli bagaimana caranya untuk mendapatkan hidup enak itu, sudahlah klop mereka meski lebih cocok menjadi Ayah dan anak.

Seakan melupakan bagaimana berjuangnya dulu Agung untuk bisa melompat dari Bintara ke Perwira, pria tua yang kegilaan dengan Putri yang notabene disebut orang-orang sebagai 'barang bekas pakai' tersebut justru merampok rumah istrinya sendiri, menggasak banyak barang berharga dengan kerugian ratusan juta, mungkin jika mobil yang sering disombongkan Agung tidak dipakai Batari ke kantor pengacara, mobil tersebut yang akan digasaknya, alhasil motor scoopylah yang dibawa dan rupanya itu benar-benar menghancurkan hati Batari.

Terkesan lebay tapi motor matic itu adalah barang kesayangan Batari, dan Agung sangat mengetahui tentang ini, kenyataan akan Agung yang mengabaikan fakta tentang kesayangan putri tunggalnya tersebut semakin menunjukkan jika Agung sama sekali tidak peduli lagi dengan keluarganya yang membersamainya selama ini. Baik Batari maupun Hartini keduanya tidak lagi berharga untuknya.

"Anda yang bertanggungjawab Kapten Damar."

Kembali Bayu menegaskan dan Damar mendongakkan wajahnya.

"Ya, aku akan bertanggungjawab atas apapun yang terjadi. Temukan laki-laki tua sialan itu, perkara kejahatan bodohnya ini akan diambil alih PM, aku yang akan mengatasinya. Jika ada dari pihakku menyalahkan kalian, aku yang akan menghadapinya.  Apa nama Kusuma Prawira masih kurang untuk menjad jaminan? Seharusnya kalian tahu jika pria Kusuma Prawira bukan seorang yang melanggar janji."

Suasana nyaman semakin menjadi, Iptu Bayu yang diancam sedemikian rupa segera ditarik oleh Doni Permana untuk pergi, menjauhkan Sang Polisi dari Damar yang tengah dalam suasana buruk mendapati Batari yang menangis. Doni sangat paham dengan sahabat dari mereka masih mengenakan Popoknya, bukan tidak mungkin jika Damar akan benar-benar memukul Bayu jika kepalang geram.

Kini tersisa Batari yang terduduk di tepi beton list taman dihalamannya, menangis sesenggukan sementara Damar berlutut di hadapannya. Para polisi masih mengumpulkan bukti didalam bersama dengan Doni, Mbak Sumini dan Rasti sementara diluar sana beberapa ART dan tetangga yang kebetulan tidak bekerja melongok dengan penuh penasaran saat mendapati Polisi berbondong-bondong ke rumah Gunamarwan. Bisa ditebak dalam sekejap perampokan yang dilakukan salah satu penghuni rumah ini menjadi buah bibir, gosip menyebar dengan cepat, kata-kata buruk pro kontra keluar dari mereka.

"Ya Allah nggak nyangka ya Bu kalau Pak Agung maling dirumahnya sendiri."

"Eeeh Bu dengar-dengar yang dimaling sampai ratusan juta loh, itu sama motornya si Batari juga."

"Heeeeeh kok bisa sih? Ya ampun kok bisa, ini gimana ceritanya kok maling di rumah sendiri?"

"Gimana ceritanya, gimana ceritanya, ya sudah jelas kalau sampai maling itu artinya Pak Agung sudah muak sama kelakuan Bu Harti yang nguasai hartanya. Nggak mungkin Pak Agung sampai maling kalau Pak Agung pegang duit sendiri."

"Ho.oh, setuju saya. Orang pelit dimintai duit susah, ngomel-ngomel, solusi terbaik ya di maling saja sekalian."

"Seharusnya kalau udah kayak gini Bu Harti itu sadar, udah dibikin enak jadi istri Tentara, mana Pak Agung ganteng sementara Bu Harti, ya maaf-maaf saja ya, kayak nggak selevel gitu."

"Kirain cuma saya yang mikir begini, Bu?! Lagian Harti sama si Batari kok ya tega banget sih manggil Polisi, padahal Pak Agung itu suami sendiri sih. Dasarnya Bu Harti medit sih, makanya sampai dimaling."

Mereka, orang-orang yang bahkan tidak tahu duduk perkara masalah besar yang terjadi di dalam rumah dengan seenaknya berkomentar, air mata Batari seketika terhenti, pandangannya yang sudah penuh luka karena perbuatan Ayahnya semakin menjadi saat mendengar bagaimana cercaan yang digumamkan orang-orang dengan bebasnya tanpa tahu apa yang sudah Ibunya lakukan.

Kata-kata tentang 'semua kebaikanmu rill adalah karanganku' adalah hal yang sudah Harti lakukan dan dipercayai orang-orang hingga semuanya dengan tega mencerca Hartini, menempatkan diri wanita yang sudah terkhianati tersebut sebagai seorang yang bersalah.

Damar tahu jika Batari akan meluapkan kemarahannya kepada mereka yang lancang membuka mulutnya tanpa tahu sedikit pun kebenarannya, lukanya begitu menganga hingga wanita cantik itu tidak bisa lagi menahan kesakitannya, itu sebabnya Damar menahannya, menggeleng keras kepada Batari.

"Duduk dan tenangkan dirimu disini. Biar aku yang atasi."

Seketika gunjingan itu terdiam saat Damar menghadapi mereka, layaknya seorang Komandan kepada Anggotanya, Damar menatap mereka yang sebelumnya menjadikan perampokan ini sebagai tontonan sedemikian rupa hingga mereka salah tingkah sendiri.

"Apa tetangga yang terkena musibah hiburan yang menyenangkan untuk ibu-ibu sekalian? Jika sudah merasa senang dan terhibur, silahkan kalian membubarkan diri. Komentar kalian yang sok tahu itu menyakitkan orang yang terkena musibah. Jika tidak bisa bersimpati, setidaknya kalian bisa menahan mulut kalian untuk tidak menyakiti."

Tidak ada basa-basi, tanpa sungkan Damar menegur mereka yang sudah menambahkan luka untuk Batari hingga satu persatu dari mereka berbalik pergi meski Damar bisa mendengar jika mereka menggerutu, bahkan menyebut Damar sok karena sudah mengusir mereka.

Semua orang bahkan mungkin Batari sendiri tidak habis pikir kenapa Damar yang baru berkenalan dengannya kemarin melakukan banyak hal untuk Batari. Tidak, jangan berpikiran jika apa yang Damar lakukan untuk Batari adalah bentuk pencitraan atau berusaha terlihat sok pahlawan, karena percayalah Damar bukan tipe orang yang mau merepotkan dirinya untuk sesuatu yang dia tidak pedulikan.

Batari mungkin tidak ingat tentang Damar, tapi Damar tidak akan pernah melupakan pertemuan tidak terduga yang pernah terjadi diantara mereka dulu. Tidak ada yang namanya cinta secara tiba-tiba, semuanya ada sebab dan muasalnya.

7 tahun yang lalu di Palembang sana, satu sosok gadis berseragam abu-abu dengan syal PMRnya memberikan pertolongan pertama pada Damar yang nyaris mati karena kecelakaan beruntun yang terjadi di depan SMA terbaik di Kota, Batari menemani Damar hingga pria itu tersadar di UGD rumah sakit tanpa banyak bertanya dan cari-cari perhatian, lantas dengan waktu yang telah berlalu begitu lamanya, di pulau yang berbeda, dan dengan Batari yang sama sekali tidak mengingatnya seakan pertemuan itu sama sekali tidak istimewa, siapa yang menyangka jika Tuhan berkenan mempertemukan Damar dengan sosok yang menghiasi malam-malamnya tanpa bisa dia lupakan meski sama sekali tidak mengenali namanya.

Batari, wajah ayunya terus terpatri di benak Damar bahkan disaat dirinya pernah mengatakan jika dia mencintai Putri dengan seluruh dunianya. Batari tidak pernah tahu seberapa besar berartinya dirinya untuk Damar hingga waktunya tiba.

Luka Hati BatariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang