Chapter 31

878 136 38
                                    

"Astaga, macet banget."

Ruka menghempaskan tubuhnya ke sandaran kursi kemudi, merasa kesal karena lalu lintas yang cukup padat pagi ini.

Ruka merenggangkan jari-jarinya yang sedikit kebas akibat terlalu lama menggenggam setir mobil. Tak lupa dia juga melakukan peregangan pada lehernya yang terasa kaku.

'Sheesh sheesh sheesh sheesh sheesh, yeah got th..'

Nada dering ponsel menggema mengalihkan atensi Ruka, segera ia meraih ponsel miliknya. Tertera nama sang ayah disana.

Tit

"Halo Pa."

"Halo Ru, kamu lagi dimana?"

"Ruka lagi di jalan Pa, habis nganter adek ke sekolah. Soalnya Rora tadi berangkat duluan karena ada rapat osis."

"Kamu hari ini gak ada kelas kan, Ru?"

"Iya Pa, Ruka hari ini free. Kenapa?"

Terdengar helaan nafas Lucas di seberang sana.

"Ru, bisa datang ke kantor Papa?"

"Buat apa, Pa?"

"Hari ini Papa ada meeting penting dengan dewan direksi, dan juga dua rapat lain dengan client, Papa mau kamu ikut andil dalam rapat kali ini. Sekalian Papa mau kamu yang memimpin rapat dengan dewan direksi."

Ruka terdiam, cukup terkejut dengan permintaan tiba-tiba sang ayah. Sejujurnya ia sedikit khawatir untuk menerimanya.

"Tapi Pa, apa aku bisa?"

"Kenapa enggak? Papa percaya sama kamu. Lagipula sebentar lagi mau tidak mau kamu harus menggantikan Papa memegang perusahaan, jadi kamu juga harus mulai belajar dari sekarang."

Setelah merenung, Ruka merasa tak memiliki pilihan lain. Bukankah sejak awal ia sudah tau kalau pada akhirnya ia harus bertanggung jawab atas perusahaan sang ayah di masa depan.

"Oke Pa, Ruka kesana."

"Good girl, Papa tunggu ya. Hati-hati di jalan sayang."

"Siap Pa."

Tut

Telepon dimatikan sepihak oleh Ruka.

"Hah.." helaan nafas lelah terdengar jelas dari si sulung Bailey.

Sebagai anak sulung yang tidak memiliki satupun saudara laki-laki, Ruka memang sudah dipersiapkan sebagai pewaris utama bisnis keluarganya bahkan sejak ia masih kecil.

Berbeda dengan adik-adiknya yang dibebaskan memilih mimpi mereka sendiri, Ruka terpaksa harus mengubur keinginan pribadinya demi kelangsungan perusahaan milik sang ayah.

Namun Ruka pun sebenarnya tidak memiliki masalah dengan itu. Dulu memang ia memiliki minat besar di bidang seni, namun seiring berjalannya waktu setelah dikenalkan pada dunia bisnis, perlahan minat Ruka pada bisnis muncul dengan sendirinya.

Biarlah dia menjalankan perannya sebagai kakak tertua, ia tak akan mengeluh selama adik-adiknya bisa bahagia dengan apa yang mereka lakukan tanpa terbebani oleh tuntutan apapun.

Ditambah juga toh selama ini ia masih dibiarkan melakukan hobinya tanpa kekangan. Jadi Ruka merasa lebih baik karena itu.

Hanya saja ia tidak habis pikir kalau dirinya harus memikul tugas yang cukup berat dengan menjadi ahli waris utama.

Daddy's Girl (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang