Chapter 17

1.5K 176 13
                                    

Asahira Leona Bailey, itulah nama dari gadis cantik yang merupakan anak ketiga dari pengusaha terkenal Lucas Bailey.

Asa, sapaan akrabnya.

Sejak kecil, Asa dikenal sebagai sosok yang dingin dan tak banyak bicara. Image anak kecil yang biasanya ceria dan aktif sama sekali tak ada pada diri Asa.

Lebih tepatnya semua perubahan Asa terjadi sejak kelahiran si bungsu Bailey, dimana hari itu sekaligus menjadi hari kematian dari sang ibu tercinta.

Pada awalnya Asa sama saja seperti anak-anak lainnya. Ia merupakan anak yang periang dan ekspresif, ia juga ramah dan suka sekali tersenyum. Namun semua sifat itu lenyap bersamaan dengan kematian Jennie-ibunya.

Asa yang periang perlahan berganti menjadi Asa yang pendiam, Asa yang ekspresif berubah menjadi pasif.

Keadaan saat itu memaksanya untuk mejadi dewasa sebelum waktunya. Bocah 4 tahun yang masih polos itu harus menerima kenyataan pahit soal kehilangan.

Namun, menjadi satu-satunya orang yang ada di saat-saat terakhir sang ibu membuat Asa menjadi orang yang paling mengerti soal keadaan saat itu.

Ketimbang saudaranya yang lain Asa adalah yang paling dekat dengan ibunya. Itulah mengapa kepergian sang ibu benar-benar menjadi pukulan berat bagi Asa.

Namun dengan adanya pesan terakhir dan wejangan dari sang ibu sebelum meninggal, Asa berusaha ikhlas dan melanjutkan hidupnya dengan baik.

Beruntungnya Asa yang kala itu baru berusia 4 tahun sudah cukup pengertian untuk anak seusianya, tidak heran ketika tumbuh remaja pun dia adalah sosok dengan kepribadian yang tenang dan dewasa.

Sejujurnya ada hal tak terungkap dibalik kematian Jennie yang hanya diketahui oleh Lucas dan Asa selaku anak yang kebetulan ada di samping sang ibu di detik-detik terakhir sebelum Jennie pergi untuk selama-lamanya.

Sebenarnya itu bukan sesuatu yang sengaja disembunyikan, hanya saja melihat anak-anaknya sudah bisa menerima kepergian sang ibu tanpa menyalahkan Canny membuat Lucas merasa tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Bertahun-tahun juga sudah berlalu, dan Lucas merasa hal itu tidak terlalu penting untuk dibahas. Apalagi Lucas tak ingin membuka luka lama atas kepergian Jennie dengan membahasnya lagi.

Ia dan anak-anaknya sudah bahagia, dan itu cukup bagi Lucas untuk berpikir bahwa ia hanya perlu melanjutkan hidupnya bersama ketujuh putrinya tanpa menengok lagi ke belakang.

Jennie akan tetap ada dalam kenangan mereka, namun luka atas kepergian Jennie adalah sesuatu yang tak mau Lucas ingat lagi.

Dan soal Asa yang mengetahui segalanya, gadis itu juga sepemikiran dengan sang ayah. Membahas soal kematian sang ibu hanya akan membawa kembali kesedihan yang berusaha mereka lupakan.

Jadilah Asa tetap diam sama seperti yang dilakukan sang ayah.

***

Asa saat ini sedang berada di kamarnya, ia tengah bersiap-siap untuk pergi keluar.

Rencananya, Asa ingin menghabiskan akhir pekannya kali ini dengan pergi ke taman komplek bersama Canny.

Asa belum mengatakan rencananya ini pada sang adik, tapi Asa yakin jika itu dirinya Canny tak akan menolak ajakannya.

Asa tak tau apakah adiknya sudah memiliki rencana lain yang ingin dilakukan, namun bila Canny tak mau ikut pun sepertinya Asa akan tetap pergi walaupun sendirian.

Setelah dirasa semuanya siap, dengan penampilannya yang sudah rapi Asa berniat langsung menemui sang adik.

Ia tak ingin mengulur waktu, Asa takut cuacanya akan semakin panas karena hari mulai beranjak siang.

Daddy's Girl (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang