11

138 11 0
                                    

Dohyun duduk tegak di tempat tidurnya, matanya terus memandang pintu ruang perawatan dengan gelisah. Wajahnya yang pucat menunjukkan ketegangan dan kekhawatiran yang mendalam atas kondisi Hyunmin. Dia tidak bisa merasakan ketenangan meskipun Hyunbin dan Hyunseok mencoba memberinya sedikit semangat.

Saat pintu akhirnya terbuka, Dohyun langsung menoleh ke arahnya, berharap itu adalah perawat atau dokter yang membawa kabar baik. Namun, raut wajah perawat yang masuk menunjukkan bahwa berita yang dibawa mungkin tidak begitu positif. Dohyun menelan ludah, mencoba menekan kecemasannya saat perawat menghampirinya dengan hati-hati.

"Bagaimana kabar Hyunmin?" tanya Dohyun dengan suara gemetar, kesedihannya terlihat jelas dalam tatapannya.

Perawat mengambil napas dalam sebelum menjawab dengan lembut, "Hyunmin sedang dalam perawatan ekstra. Dia mengalami serangan jantung ringan tadi malam, tapi tim medis telah mengatasinya dengan baik. Sekarang dia sedang istirahat di ruang perawatan sebelah."

Dohyun merasakan dunianya berputar sebentar. Dia tidak tahu bahwa saudaranya yang tercinta telah mengalami hal seperti ini. "Serangan jantung?" ucapnya pelan, hampir tidak percaya.

Perawat mengangguk, "Ya, tapi jangan khawatir terlalu banyak. Dokter sedang merencanakan langkah selanjutnya untuk Hyunmin. Kami akan memastikan dia mendapatkan perawatan terbaik yang dibutuhkan."

Dohyun mengangguk, berusaha menenangkan dirinya sendiri meskipun hatinya masih berdegup kencang. "Terima kasih. Tolong beritahu saya jika ada perkembangan apa pun tentang Hyunmin," ucapnya dengan suara yang lembut.

Perawat mengangguk dan meninggalkan Dohyun dengan pikirannya yang berputar. Dohyun merasa seperti dia harus melakukan sesuatu, tapi dia tidak tahu apa yang bisa dia lakukan. Dia merasa tidak berdaya di tempat tidur rumah sakit ini, hanya bisa menunggu dan berdoa semoga Hyunmin pulih dengan baik.

Beberapa saat kemudian, Hyunbin dan Hyunseok kembali dari ruang perawatan Hyunmin dengan wajah yang tegang. Mereka duduk di sekitar tempat tidur Dohyun dengan pandangan penuh kekhawatiran.

"Dohyun-ah, bagaimana kabarmu?" tanya Hyunseok dengan suara lembut, mencoba mengalihkan perhatian dari Hyunmin sejenak.

Dohyun menatap kakak-kakaknya dengan mata lelah. "Aku baik-baik saja, Kak. Tapi... Hyunmin, dia..." Dohyun terdiam sejenak, tidak tahu bagaimana dia harus mengungkapkan kekhawatiran dan kecemasannya.

Hyunbin menatapnya dengan serius. "Kita harus tetap kuat, Dohyun. Kita akan melewati ini bersama-sama, seperti yang selalu kita lakukan," ucapnya dengan suara yang penuh dengan tekad.

Dohyun mengangguk, berusaha menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya sendiri. Mereka saling bertatapan dalam diam, merasakan beban yang sama namun juga saling memberi kekuatan satu sama lain.

Saat itu, mereka hanya bisa menunggu bersama, bersiap untuk apa pun yang akan datang selanjutnya dalam perjalanan mereka melalui masa-masa sulit ini.
●○●○●○●○

Beberapa hari telah berlalu sejak Hyunmin mengalami serangan jantung ringan di ruang perawatan rumah sakit. Keluarganya, termasuk Dohyun, Hyunbin, dan Hyunseok, telah menjalani hari-hari yang tegang, penuh dengan kekhawatiran dan harapan akan kesembuhan Hyunmin. Namun, keadaannya tidak kunjung membaik.

Dohyun duduk di samping tempat tidur Hyunmin, memandang wajah adiknya yang masih terbaring tak berdaya. Dia merasa sedih dan tidak berdaya karena tidak bisa melakukan apa pun selain menunggu. Keluarga mereka berkumpul di sekitar tempat tidur, bergantian menjaga dan mencoba memberi semangat pada Hyunmin.

Hyunbin mencoba untuk tetap kuat, meskipun tatapannya seringkali kosong karena pikirannya terus melayang pada kondisi Hyunmin. "Dia pasti akan bangun, bukan?" gumamnya dalam hati, berharap agar kata-katanya menjadi kenyataan.

SNU || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang