Hyunmin, meskipun merasa disalahpahami, tetap teguh pada keputusannya. Ia menjawab dengan suara gemetar, "Aku mengerti risiko yang ada, tapi aku tidak bisa hanya duduk dan melihat Dohyun menderita tanpa berusaha melakukan sesuatu. Aku ingin dia sembuh dan aku ingin membantu."
Hyunbin menghela napas panjang, mencoba menahan emosinya, "Hyunmin, kami tahu kamu sangat mencintai Dohyun, tapi kami juga tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa kesehatanmu sendiri sangat rapuh. Risiko yang kamu ambil ini terlalu besar."
Hyunseok, dengan wajah penuh keputusasaan, menambahkan, "Kamu berusaha keras, tapi jika sesuatu terjadi pada kesehatanmu setelah operasi, kami tidak bisa membayangkan hidup tanpa kamu. Kami sudah berjuang keras dan kami tidak ingin kehilangan lebih dari satu anggota keluarga."
Hyunbin menghela napas panjang, mencoba menahan emosinya, "Hyunmin, kami tahu kamu sangat mencintai Dohyun, tapi kami juga tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa kesehatanmu sendiri sangat rapuh. Risiko yang kamu ambil ini terlalu besar."
Hyunseok, dengan wajah penuh keputusasaan, menambahkan, "Kamu berusaha keras, tapi jika sesuatu terjadi pada kesehatanmu setelah operasi, kami tidak bisa membayangkan hidup tanpa kamu. Kami sudah berjuang keras dan kami tidak ingin kehilangan satupun anggota keluarga."
Hyunmin mencoba menjelaskan lagi, "Aku sudah memikirkan semua ini matang-matang. Aku tidak bisa tenang melihat Dohyun menderita sementara aku bisa melakukan sesuatu. Aku siap menghadapi risiko ini."
Namun, Hyunbin, yang sangat tertekan, berkata, "Kita sudah mencari donor dari luar keluarga, dan kita akan terus berusaha. Kamu harus mendengarkan kami. Kesehatanmu penting, dan kami tidak bisa membiarkanmu melakukan sesuatu yang mungkin membahayakan hidupmu."Konflik ini berlanjut, dengan ketegangan antara keinginan Hyunmin untuk membantu dan kekhawatiran mendalam keluarga yang semakin meningkat.
Perdebatan itu berlangsung semakin sengit, dengan Hyunmin dan keluarganya berada di ujung emosi mereka.
Ketegangan yang memuncak dalam perdebatan tiba-tiba terganggu oleh suara alarm dari jam tangan Hyunmin. Hyunbin dan Hyunseok terkejut saat mendengar suara itu, dan segera mereka melihat ke arah Hyunmin yang terlihat pucat dan kesulitan bernapas.
"Hyunmin!" teriak Hyunbin dengan panik. "Apa yang terjadi?"
Hyunmin, dengan napas yang tersengal dan tubuhnya bergetar, mencoba menjelaskan, "Aku... aku merasa... sesak... tidak bisa bernapas."
Hyunseok cepat-cepat mendekati Hyunmin dan memeriksa detak jantungnya yang sangat cepat. "Kita harus segera memanggil dokter! Ini tidak bisa diabaikan," katanya sambil berlari ke meja kontrol medis.
Suasana menjadi kacau ketika tim medis datang dan segera menangani Hyunmin. Mereka memeriksa kondisi jantung dan pernapasan Hyunmin, serta memberikan perawatan darurat untuk menstabilkannya.
Ketika tim medis menangani Hyunmin, mereka segera melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menilai kondisi kesehatannya. Meskipun awalnya diduga bahwa gejala tersebut berkaitan dengan jantung koroner, hasil pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan adanya masalah yang lebih kompleks.
Setelah beberapa jam penanganan intensif, dokter akhirnya memberikan kabar kepada keluarga. Hyunbin dan Hyunseok duduk di ruang tunggu, terlihat sangat lelah dan cemas.
"Bagaimana keadaan Hyunmin?" tanya Hyunbin dengan nada putus asa.
Dokter menghela napas dan mulai menjelaskan, "Kami menemukan bahwa kondisi Hyunmin jauh lebih serius daripada yang kami duga sebelumnya. Selain jantung koroner, dia juga mengalami kerusakan pada organ-organ lainnya akibat komplikasi dari penyakit jantung yang tidak terdeteksi sebelumnya. Kami khawatir bahwa jika tidak ada tindakan segera, kondisinya bisa memburuk lebih jauh."
Hyunseok merasa tertekan dan bingung. "Apa maksud dokter? Apakah ada harapan untuk pemulihan?"
Dokter menjelaskan lebih lanjut, "Hyunmin mengalami komplikasi yang membuat organ-organ tubuhnya mulai gagal berfungsi. Kami perlu melakukan evaluasi menyeluruh dan memutuskan langkah selanjutnya untuk penanganan. Ini adalah situasi yang sangat kompleks dan memerlukan perawatan yang sangat hati-hati."
Keluarga merasa sangat tertekan dan terpuruk. Hyunbin dan Hyunseok merasa sangat bersalah karena sebelumnya mereka telah menolak keputusan Hyunmin untuk menjadi donor ginjal, dan kini mereka harus menghadapi kenyataan bahwa keadaan Hyunmin jauh lebih parah daripada yang mereka bayangkan.
Sementara itu, di ruangan perawatan, Hyunmin yang terbaring lemah berusaha tetap sadar meskipun kondisinya memburuk. Hyunmin melihat ketegangan dan kesedihan di wajah kakak-kakaknya dan berusaha memberikan senyuman lembut sebagai tanda bahwa ia masih berjuang.
Di tengah krisis ini, keluarga terpaksa mengalihkan perhatian mereka untuk tidak hanya fokus pada Dohyun, tetapi juga menghadapi kenyataan pahit bahwa mereka mungkin kehilangan Hyunmin jika perawatan darurat tidak segera dilakukan.
Saat dokter melanjutkan penilaian terhadap kondisi Hyunmin, mereka menemukan masalah baru yang sangat mengejutkan. Setelah serangkaian pemeriksaan lebih lanjut, dokter mendeteksi adanya massa yang diduga merupakan tumor di dalam otak Hyunmin, dengan ukuran yang cukup besar.
Dokter kemudian menjelaskan kepada Hyunbin dan Hyunseok, "Selain komplikasi jantung, kami menemukan sel tumor di otak Hyunmin. Ini menjelaskan beberapa gejala yang mungkin telah dia sembunyikan. Tumor ini berukuran cukup besar dan memerlukan perhatian medis yang mendesak."
Hyunbin dan Hyunseok tampak sangat terkejut dan tertekan mendengar kabar tersebut. "Apakah ada cara untuk mengatasi tumor ini?" tanya Hyunbin, suaranya bergetar karena emosi.
Dokter menjawab, "Kami perlu melakukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan jenis tumor dan rencana perawatan yang tepat. Pengobatan mungkin melibatkan operasi, radioterapi, atau kemoterapi, tergantung pada diagnosis final dan respon tubuh Hyunmin."
Untuk memastikan penanganan terbaik, Hyunmin menjalani serangkaian tes tambahan guna menilai stadium tumor dan fungsionalitas organ tubuh lainnya. Tes ini mencakup MRI otak untuk menentukan ukuran dan lokasi tumor dengan lebih akurat, serta tes darah dan biopsi untuk mengevaluasi jenis sel tumor dan dampaknya terhadap kesehatan keseluruhan.
Di ruang perawatan, Dohyun terbaring dengan mata terpejam, terlihat lemah namun tenang. Hyunmin duduk di samping ranjangnya, mencoba untuk memberikan dukungan emosional di tengah keadaannya yang sangat kritis.
Hyunmin meraih tangan Dohyun, dan dengan suara yang lemah namun penuh kasih, dia berbisik, "Dohyun, aku di sini. Aku tahu kamu sedang berjuang keras, dan aku ingin kamu tahu bahwa aku selalu ada untukmu."
Kedua saudara ini berbagi momen penuh emosi. Hyunmin, meskipun kesulitan bernapas dan tampak sangat lelah, tetap berusaha memberi semangat kepada Dohyun. Dia terus-menerus berbicara dengan lembut dan berusaha untuk menenangkan kakaknya, berharap bahwa kehadirannya dapat memberikan sedikit kekuatan dan ketenangan.
Saat Hyunmin duduk di samping Dohyun, perasaannya semakin berat. Dia tahu bahwa kondisinya memburuk dan waktu yang tersisa mungkin tidak banyak. Dengan napas yang tersengal, dia mencoba menyampaikan pesannya kepada Hyunbin dan Hyunseok yang sedang berada di luar ruangan.
Hyunmin memanggil mereka dengan suara yang hampir tak terdengar. "Kakak, abang... aku... aku tahu keputusan ini sulit. Tapi... jika ada sesuatu yang bisa menyelamatkan Dohyun, aku mohon, lakukanlah. Aku tidak punya banyak waktu lagi. Aku siap... siap untuk mendonorkan ginjalku."