Mereka memutuskan untuk menghabiskan hari Minggu bersama-sama di rumah. Meskipun mereka yatim piatu, keluarga itu tetap memiliki ikatan yang kuat satu sama lain. Hyunbin, yang berperan sebagai kakak tertua, mengambil peran ayah dan memimpin mereka dengan bijaksana. Dia memastikan bahwa hari itu diisi dengan kegiatan yang menyenangkan dan bermakna untuk mengalihkan perhatian dari kehilangan yang mereka rasakan.
Pagi itu, mereka berkumpul di ruang keluarga untuk sarapan bersama. Hyunbin, dengan tangan kokoh dan hati yang penuh kasih, menyiapkan sarapan untuk adik-adiknya. Mereka berbagi cerita dan kenangan tentang orang tua mereka yang telah tiada, mengenang saat-saat bahagia yang mereka habiskan bersama.
Hyunseok, yang biasanya lebih pendiam, memainkan lagu-lagu favorit orang tua mereka di piano. Melodi yang indah memenuhi ruangan, mengingatkan mereka akan kehangatan dan kasih sayang yang pernah mereka terima.
Dohyun, dengan perhatian khususnya terhadap Hyunmin, memutuskan untuk mengajaknya keluar untuk berjalan-jalan di taman yang indah di sekitar rumah mereka. Mereka berjalan beriringan, berbicara tentang impian-impian masa depan mereka dan mengingat petualangan mereka bersama orang tua dulu.
Hyunmin, meskipun masih merasakan rasa sakit di dadanya, merasa lega karena memiliki Dohyun di sisinya. Kakaknya memberikan dukungan yang tak tergantikan, membuatnya merasa tidak sendirian dalam menghadapi kesedihan dan rasa kehilangan.
Ketika senja menjelang, mereka kembali ke rumah dengan hati yang penuh cinta dan pengertian satu sama lain. Mereka duduk bersama di ruang keluarga, berbagi makan malam yang sederhana tetapi penuh makna. Mereka saling menatap dengan kehangatan dan kebersamaan, merasa bersyukur bahwa mereka memiliki satu sama lain sebagai keluarga.
Pada akhir hari itu, mereka berkumpul di halaman belakang untuk melihat langit malam yang penuh bintang. Mereka mengingatkan satu sama lain bahwa meskipun orang tua mereka tidak lagi bersama mereka secara fisik, mereka selalu ada di hati dan kenangan mereka.
Dalam momen-momen seperti itu, kekuatan cinta dan ikatan keluarga mereka semakin terasa. Meskipun mereka yatim piatu, mereka tahu bahwa mereka tidak pernah benar-benar sendirian. Mereka memiliki satu sama lain untuk mendukung dan menguatkan, menjadikan setiap hari bersama sebagai anugerah yang berharga dan berarti.
●○●○●○●○
Malam itu, setelah melihat langit yang indah dan penuh bintang, mereka kembali ke dalam rumah dengan perasaan hangat dan terhubung satu sama lain lebih dari sebelumnya. Hyunbin, sebagai kakak tertua, mengambil peran untuk memimpin mereka dalam doa bersama untuk mengenang orang tua mereka yang telah tiada. Mereka duduk di sekitar meja makan, memegang tangan satu sama lain dengan erat, sementara Hyunbin dengan suara yang tulus memimpin doa untuk keluarga mereka yang telah berpulang.
"Doa ini untuk kedamaian mereka di surga dan untuk memberkati kita semua dengan kekuatan dan kesatuan keluarga," ucap Hyunbin dengan penuh keyakinan.
Setelah doa selesai, suasana di ruangan itu terasa tenang dan penuh dengan rasa penghormatan. Mereka berbagi cerita tentang kenangan indah mereka dengan orang tua mereka, tertawa mengingat momen-momen lucu dan mengharukan yang mereka alami bersama.
Hyunseok, yang sering kali menjadi penghibur di antara mereka, membawa koleksi foto lama dari album keluarga. Mereka duduk bersama dan melihat-lihat foto-foto tersebut, mengenang perjalanan hidup mereka bersama orang tua mereka yang penuh cinta dan dukungan.
Dohyun, yang selalu peka terhadap perasaan Hyunmin, duduk di sebelah adiknya dengan tangan memegang tangannya. Dia merasa lega bisa memberikan dukungan moril kepada Hyunmin, meskipun perasaan kehilangan yang mereka alami begitu mendalam.
Malam itu berlalu dalam kehangatan dan kebersamaan. Mereka tidur dengan hati yang lega, merasa bahwa mereka tidak pernah benar-benar sendirian karena mereka memiliki satu sama lain. Meskipun kehilangan mereka adalah cobaan yang besar, kekuatan cinta dan ikatan keluarga mereka mampu mengatasi semua rintangan.