Kehampaan menyelimuti ruang perawatan setelah Hyunmin menutup mata untuk terakhir kalinya. Suasana yang sebelumnya dipenuhi dengan kerentanan dan cinta kini menyisakan ruang yang penuh dengan kesedihan mendalam. Dohyun, Hyunbin, dan Hyunseok tetap berdiri di sisi tempat tidur, dikelilingi oleh kenangan dan rasa kehilangan yang tak tertandingi.
Dohyun meraih tangan Hyunmin sekali lagi, mengusapnya dengan lembut, mencoba menenangkan dirinya meskipun air mata tak bisa dibendung. Hyunbin dan Hyunseok berpelukan erat, berbagi kekuatan di antara mereka, seakan-akan mencoba menyerap rasa sakit satu sama lain agar bisa lebih kuat menghadapi kenyataan ini.
Dalam hening yang mengikutinya, mereka mulai berbicara dengan lembut, berbagi kenangan indah tentang Hyunmin—sebuah ritual perpisahan yang penuh kehangatan dan penghargaan. "Kita masih punya banyak kenangan indah tentang Hyunmin," kata Dohyun, suaranya masih bergetar. "Dia selalu membuat kita tertawa dan memberikan banyak kebahagiaan."
"Dan dia selalu mengingatkan kita betapa pentingnya saling mendukung," tambah Hyunbin. "Kita harus terus menjaga hubungan ini, seperti yang Hyunmin inginkan."
Hyunseok mengangguk, wajahnya menyiratkan keteguhan. "Mari kita pastikan bahwa semangatnya tetap hidup di antara kita. Dia mungkin telah pergi, tetapi dia selalu ada dalam hati kita."
Saat tim medis mempersiapkan untuk menangani proses selanjutnya, keluarga Hyunmin merasa sedikit lebih tenang, mengetahui bahwa mereka telah memberikan yang terbaik untuk adik mereka. Mereka saling berpegangan tangan, memberi dorongan satu sama lain, dan mulai merencanakan bagaimana mereka akan menghormati dan mengenang Hyunmin dengan cara yang layak.
Ruang perawatan, yang dulu penuh dengan tangisan dan doa, kini menjadi tempat kenangan yang penuh dengan kasih dan rasa hormat. Keluarga Hyunmin akhirnya keluar dari ruangan, memulai perjalanan baru dalam hidup mereka tanpa kehadiran Hyunmin, tetapi dengan tekad untuk menghormati dan meneruskan cinta yang telah diberikan oleh adik mereka.
Di luar ruang perawatan, mereka berdiri bersama, memandang ke arah langit. Walaupun mereka menghadapi hari-hari yang berat ke depan, mereka tahu bahwa mereka tidak sendirian—karena cinta yang mereka miliki untuk Hyunmin akan selalu menyatukan mereka, memberikan kekuatan dan penghiburan dalam setiap langkah yang mereka ambil.
----------
Di hari pemakaman, suasana menjadi hening dan penuh penghormatan. Hujan tipis turun dengan lembut, menambah suasana duka yang menyelimuti keluarga dan kerabat Hyunmin. Tempat peristirahatan terakhir Hyunmin telah dipersiapkan dengan cermat, dikelilingi oleh bunga-bunga yang berwarna-warni dan karangan bunga yang mengungkapkan belasungkawa dari berbagai pihak.
Dohyun, Hyunbin, dan Hyunseok berdiri di depan peti mati, masing-masing mengenakan pakaian hitam dan wajah mereka masih menunjukkan kesedihan yang mendalam. Mereka berdiri saling bergandengan tangan, sebagai simbol persatuan dan dukungan di tengah kesedihan.
Upacara dimulai dengan pembacaan doa dan pujian dari seorang pendeta atau pemimpin agama, yang menghibur dan menguatkan keluarga serta hadirin dengan kata-kata penuh pengharapan. Doa-doa ini diucapkan dengan penuh khidmat, memohon agar Hyunmin diberikan tempat yang tenang dan damai di kehidupan setelah mati.
Setelah doa selesai, beberapa kerabat dan teman dekat diberikan kesempatan untuk memberikan kata-kata perpisahan. Ada yang berbicara tentang kebaikan dan keceriaan Hyunmin, menceritakan kenangan-kenangan indah dan pelajaran yang telah diberikan olehnya. Air mata dan senyum tak bisa dipisahkan, dan setiap kata penuh dengan kehangatan dan rasa kehilangan.
Hyunbin sebagai kakak tertua, berdiri di depan mikrofon dan dengan suara bergetar mulai membacakan surat yang telah ditulisnya. Dalam surat tersebut, hyunbin mengungkapkan betapa berartinya Hyunmin bagi keluarganya, dan bagaimana adiknya telah mengajarkan mereka arti sebenarnya dari cinta dan kekuatan. Suaranya terhenti beberapa kali karena emosi, tetapi dia berhasil menyelesaikan pembacaannya dengan penuh rasa terima kasih dan penghormatan.