0.9

471 46 11
                                    

Malam semakin larut, dan suasana di ruang VIP restoran mewah itu semakin hangat dengan percakapan yang mengalir di antara Tuan Kim dan Nyonya Shim. Hidangan mewah yang disajikan di meja mulai dinikmati oleh semua orang, kecuali Gyuvin yang tampak gelisah sejak tadi. Pikirannya terus berputar, merasa ada yang tidak seharusnya terjadi. Gyuvin merasa sedikit menyesal telah menyetujui ayahnya menikah lagi, bukan karena ia tidak ingin ayahnya bahagia, tetapi karena masalahnya adalah siapa yang menjadi bagian dari keluarga baru mereka-Nyonya Shim, ibu dari Ricky, orang yang ia benci.

Gyuvin duduk dengan gelisah, tangannya memainkan sendok tanpa niat untuk makan. Matanya sesekali melirik ke arah Ricky yang tampak tenang menikmati makanannya. "Kenapa harus Ricky?" pikirnya dalam hati, perasaan kesal dan bingung bercampur aduk.

Tiba-tiba, Gyuvin bangun dari kursinya dengan gerakan yang begitu tiba-tiba sehingga membuat tiga orang lainnya terkejut. Tuan Kim, Nyonya Shim, dan Ricky semuanya menoleh ke arahnya dengan ekspresi bingung.

"Ada apa, Gyuvin?" tanya Tuan Kim, nada suaranya penuh kekhawatiran.

Gyuvin menatap ayahnya dengan wajah tegang. "Aku... aku ingin mengambil udara segar di luar bersama Ricky," katanya, suaranya terdengar sedikit gemetar namun tegas.

Ricky, yang sedang menikmati suapan makanannya, mengerutkan dahinya. "Apa?" katanya pelan namun tegas, merasa tidak nyaman dengan ide tersebut.

Namun, sebelum Ricky bisa berkata lebih banyak, Gyuvin sudah menarik lengannya dengan paksa, membawanya keluar dari ruangan VIP. Nyonya Shim dan Tuan Kim saling berpandangan, bingung namun memilih untuk memberi ruang bagi anak-anak mereka.

Gyuvin berjalan cepat menuju taman luar restoran, menarik Ricky yang terus berseru minta dilepaskan tangannya. "Gyuvin, lepaskan! Apa yang kau lakukan?" protes Ricky, suaranya terdengar marah.

Gyuvin tidak menghiraukannya, terus menarik Ricky hingga mereka sampai di taman yang sepi dan tenang. Pepohonan hijau dan bunga-bunga yang sedang mekar memberikan aroma segar di udara malam yang sejuk. Begitu sampai di taman yang tenang dan diterangi cahaya bulan, Ricky segera menghempaskan tangan Gyuvin dari lengannya. Ricky memandang Gyuvin dengan tatapan kesal. "Apa yang kau lakukan? Apa masalahmu?"

Gyuvin menatap Ricky dengan frustrasi. "Apa kau tidak merasa aneh dengan semua ini? Apa kamu tidak merasa tidak nyaman dengan semua ini?"

Ricky mengangkat alisnya, merespons dengan sarkasme. "Apa maksudmu?"

Gyuvin mendesah, mencoba menenangkan emosinya sebelum menjelaskan. "Ayahku dan ibumu akan menikah, Ricky. Itu berarti kita akan menjadi saudara. Kita akan tinggal di satu rumah yang sama, di bawah atap yang sama. Kita akan terus bertemu, setiap hari, saling melihat wajah satu sama lain setiap pagi dan malam. Apa kau tidak merasa aneh dengan itu?"

Ricky mendengus, sudut bibirnya terangkat dalam senyum setengah mengejek. "Apa yang salah dengan itu semua? Kenapa kau membuatnya terdengar seperti akhir dunia?"

Gyuvin mendelik, merasa semakin marah. "Apa yang salah? Kau sudah gila, Ricky. Kau sudah merusak hubunganku dengan Eunchae. Kau adalah orang yang paling aku benci di dunia ini."

Ricky tetap tenang, menatap Gyuvin dengan pandangan tajam. "Lalu apa yang harus kita lakukan? Kenapa kau tidak coba menghentikannya sejak awal kalau kau merasa begitu tidak senang tentang ini?"

Gyuvin tergagap, tidak punya jawaban yang jelas. "Aku... aku tidak tahu. Aku hanya tahu bahwa aku tidak bisa menerima ini begitu saja."

Ricky menghela napas panjang, lalu menjelaskan dengan tegas. "Aku percaya pada ibuku. Aku ingin dia bahagia dengan orang yang dia pilih. Jika itu berarti menikah dengan ayahmu, maka aku akan mendukungnya. Aku tidak akan berbuat apa-apa untuk menghentikan pernikahan mereka seperti yang kau harapkan."

BE MY BROTHER | GYUICKY FT. JEONGRI ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang